Alena briwantara gadis remaja berusia 18 tahun yang kerap di panggil lena .
"Plak plak plak plak" suara deru kaki menuruni tangga, tanpa menoleh lena berjalan melawati BAGAS BRIWANTARA pria dengan usia 45 itu, yang sekaligus peran ayah untuk Alena."lena! Papa tidak pernah mengajari kamu hal yang tidak sopan seperti itu. kembali kemari! duduk lalu makan sarapan mu!" teriak laki laki paru baya itu.
lena kini bergegas kembali,memutar tubuh nya lalu berjalan perlahan menuju meja makan.
Sorot matanya nya kini menatap manik coklat
laki laki di depannya , tanpa ekspresi apapun lena mengambil roti di atas nakas ."maaf sudah merepotkan anda mendidik saya"seru lena yang kini telah melangkah keluar menuju motor nya.
Lena memang tidak akrab dengan sang ayah setelah ia memutuskan menikahi wanita janda yang berada di sebrang rumah,
hati lena masih memiliki nyeri yang tersisa setelah kepergian sang bunda ,kini harus menerima kenyataan bahwa sang ayah ingin menikah kembali.2 taun setelah kepergian sang bunda, lena yang dulunya adalah anak yang berprestasi kini tumbuh menjadi anak yang semakin berantakan.
***
"Kringggggg" bel berbunyi kini seorang gadis dengan pakaian sedikit berantakan itu masuk berjalan memasuki kelas.
"liat tu si lena ga niat banget sekolah, terus ngapain ke sekolah, dateng cuman numpang tidur doang. bisik salah satu siswa ,
bisikan bisikan itu kini menjadi sindiran kasar untuk Alena.Brak! Suara pintu yang di buka dengan kasar.
dengan serentak para murid melihat ke arah sumber suara, sorot mata meraka tertuju pada wanita tak terlalu paru baya itu."siapa hari ini yang seharusnya piket! " ucap perempuan dengan dada besar menggoda, rambut ikal dan berbadan sedikit berisi itu.
dengan santai nya Alena mengangkat jemari nya untuk mengacung bahwa dirinyalah yang seharusnya melaksanakan piket kelas .