08

89 7 1
                                    

Hallo aku balik lagi, terima kasih ya masih singgah di cerita aku


Happy reading~

.

Ketika Haechan mau mencium bibir Mark, tiba-tiba ponsel Haechan berdering dan menginterupsi kegiatan mereka. Mark yang merasa memiliki kesempatan untuk lepas dari Haechan, langsung berdiri dan melepaskan pagutan Haechan.


Mark berjalan ke pintu apartemen Haechan dan berdiri disana.



"Aku harap kau tidak melakukan hal lancang seperti ini lagi, Lee Haechan." ucap Mark dingin dan dia pun pergi dari apartemen Haechan.


"Sial." Haechan merasa tidak terima langsung mengambil ponselnya yang berdering dan ingin segera memaki-maki orang yang mengganggunya tadi.


Tampak dilayar nama Huang Renjun terpampang diponselnya.


"Apa maumu?" tanya Haechan dengan nada ketus.


"Mengapa nada bicaramu seperti itu Haechan? Apa aku mengganggumu?" tanya Renjun yang heran dengan nada bicara Haechan.


"Tentu saja kau sangat mengganggu, aku hampir saja berciuman dengan Mark kau tau." ucap Haechan dengan menggebu-gebu. Dia tidak terima aksinya tadi digagalkan oleh Renjun.



"What the heck? Apa kau gila Haechan? Mark itu baru beberapa hari bekerja denganmu dan kau sudah berani menciumnya?" ucap Renjun tak habis pikir dengan tingkah laku Haechan.


"Aku tidak peduli, Mark harus menjadi milikku seutuhnya." ucap Haechan dan dia mengerucutkan bibirnya tanda kesal.


"Jangan gegabah Haechan, Mark bisa saja risih dan berhenti bekerja denganmu asal kau tau." balas Renjun.


Haechan hanya rolling eyes mendengar perkataan Renjun yang sebenarnya ada benarnya juga.


"Jadi ada apa kau menelpon?" tanya Haechan.


"Ah iya aku sampai lupa, aku sudah meminta Mark untuk membujuk si Jaemin untuk menjadi modelku. Aku tidak sabar untuk bekerja sama dengannya." ucap Renjun dengan semangat.


"Tunggu dulu, apa kau bilang? Mark? Memang apa hubungannya si Jaemin itu dengan Mark?" tanya Haechan yang merasa ada yang aneh dengan perkataan Renjun.


"Asal kau tau, waktu Jaemin ke perusahaan kita itu sedang mencari Mark. Tentu saja mereka memiliki hubungan bukan?" ucap Renjun.


"Mereka berpacaran?" tanya Haechan karena dia mulai jengkel dengan ucapan Renjun.


"Waktu aku tanya sih dia bilang mereka tidak pasangan. Tetapi sepertinya Mark menaruh hati pada Jaemin." ucap Renjun.


"Tutup mulutmu, aku tidak ingin mendengar apa-apa lagi darimu." ucap Haechan dan dengan sepihak memutus telponan mereka.


Haechan meremas ponselnya hingga kuku jarinya memutih. Dia tidak terima bahwa Mark menyukai Jaemin.


"Awas saja kau memang benar Mark menyukai Jaemin, aku tidak akan tinggal diam."



⸻❝PROMISE❞⸻

.

Mark sampai di apartemennya, dengan wajah yang cemberut dia memasuki ruangan tamu. Jaemin yang memperhatikan Mark langsung menghampirinya.

PROMISE || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang