Mata Seokjin dan Jungkook saling memandang, Seokjin tidak mengerti tentang yang namanya ketulusan, tapi rasanya sekarang ia bisa merasakan nya, inikah yang dinamakan ketulusan. seokjin hanya mengangguk dan jungkook membawanya kembali keruangan itu.
"Aku akan memasukkan uang ini ke
koper, kau bisa membawanya.?" Lalu
Jungkook mengambil kopernya dan mulai menyusun uang itu sendirian, seokjin bahkan tak berani menyentuh uang itu, bagaimana ada orang yang mudah sekali memberikan uangnya hanya untuk sebuah tubuh dan kenikmatan biologis."Kenapa tidak pakai cek, atau transfer, aku tidak berani membawa uang sebanyak ini." Seru Seokjin kepada Jungkook yang masih merapikan uang masuk kedalam koper.
"Aku tidak bisa, aku lagi ada sedikit
masalah dengan keluargaku, mereka pasti akan melakukan sesuatu dengan akun bank ku, aku harus berhati-hati." Jawab jungkook tanpa menatap seokjin."Memangnya apa yang kau lakukan ?
apakah sampai separah itu.?""Sudah lah aku malas membicarakan
tentang keluargaku, aku akan meminta yoongi mengantarkannya ke apartmenmu.""A---aku tidak tinggal disana lagi, aku
menyewakan apartmennya dengan orang lain" Jawab seokjin."Kapan ? Kenapa ? Lalu kau tinggal
dimana hah ?""Beberapa hari yang lalu, aku
tidak ingin membicarakannya, eumm aku tinggal bersama teman satu kerjaku,
namanya Hoseok." Jelas Seokjin."Kau tinggal disini saja mulai malam ini"
Seru Jungkook membuat Seokjin terkejut."Tidak." Tolak Seokjin.
"Kenapa, lagipula perjanjian kita akan
membawa kita sering bertemu di apartmen ini, dan bukankah lebih efisien
kalau kita satu atap.""Apa kata orang nantinya.?"
"Memangnya dari kapan kau
memperdulikan kata orang Jin."Seokjin hanya tersenyum, ya jungkook benar dari kapan Seokjin memperdulikan omongan orang lain.
"Mana surat itu, aku ingin melihatnya. Lebih baik aku membaca isi perjanjian itu dulu."
"Ya kita harus selesaikan perjanjian
itu, aku ingin kita memulainya dengan
legal." Jungkook pergi keluar dengan tatapan menggodanya,"Dasar otaknya tidak jauh-jauh dari yang namanya bercinta, tapi entah lah kenapa aku bisa begitu nyaman berada didekatnya." batin seokjin.
"Ini kau bacalah."
Jungkook kembali dan menyodorkan sebuah surat dan seokjin mulai membacanya dengan seksama, isinya sama seperti yang mereka diskusikan, tapi ada sedikit yang mengganjal bagi seokjin, karena kemarin mereka tidak membahas tentang ini.
"Aku ingin bertanya dengan pasal 2, ayat 7." Seru Seokjin pada jungkook yang dari tadi sedang memperhatikan Seokjin.
"Ya silahkan aku akan mendengarkan."
"Jika disaat perjanjian ini berlangsung
dan kedua belah pihak ternyata memiliki perasaan lebih dan mereka akhirnya memutuskan untuk bersama tanpa ikatan kontrak, maka semua kontrak disini akan hangus dan mereka akan menjalani hubungan tanpa kontrak, bisa dibilang menjadi sepasang kekasih yang sah tanpa adanya ikatan perjanjian."Setelah selesai membaca seokjin melihat Jungkook dan jungkook hanya tersenyum, seokjin tidak mengerti apa
arti dari senyuman itu."Oh itu, itukan jika,! kemungkinan jika kan sangat jarang, itupun kalau kedua belah pihak menyetujuinya, jika tidak perjanjian akan berlanjut sampai waktu yang ditentukan."
Seokjin menatap tajam kearah jungkook, pasti ada maksud lain tentang ini.
"Apakah ada yang ingin kau tanyakan
lagi.?"