Jangan lupakan vote & komen nya, ya
***
"Jangan berpura-pura tidak tahu," ucap Raphen datar.
"A-Apa..."
"Tsk!"
Raphen membawa tangan Muriel yang sebelumnya ia tahan ke arah bawah, hanya dalam waktu singkat tangan putih itu berhasil menyentuh sesuatu miliknya.
Di tempatnya, Muriel terdiam ketika merasakan sesuatu yang keras di bawah sana, sesuatu yang menyembul diantara selangk*ngan Raphen, tepatnya dibalik celana yang pria itu pakai.
Dengan mata yang membuat sempurna Muriel menatap Raphen dengan tatapan tak percaya yang bercampur keterkejutan, tatapan itu membuat Raphen menunjukkan senyum iblis nya yang penuh kegembiraan liar.
"A-Apa yang...!" Muriel tak berani melanjutkan ucapannya.
Suara tawa dengan nada rendah mengalun di telinga Muriel, menggambarkan kesenangan aneh yang membuat Muriel mulai merasakan kecemasan tanpa sebab.
"Ha... Kau sengaja, ya?" tanya Raphen dengan senyum mengejek, "Jelas-jelas kau menatapnya dengan penuh minat beberapa saat yang lalu."
Muriel terkesiap, "Ti-Tidak!" bantahnya.
"Tidak...? Aku masih ingat wajahmu yang memerah itu seperti binatang yang sedang birahi."
"...!?!"
"Wajahmu terlihat seperti sedang memohon untuk diset*buhi."
"Ti-Tidak... itu tidak benar." sangkal Muriel.
"Jangan berbohong."
***
"Haruskah kita memeriksanya?"
Sudut bibir Raphen terangkat membentuk sebuah senyum satu arah yang sukses membawa kecemasan bagi Muriel. Hanya dalam beberapa saat saja Raphen menyibak gaun santai yang dikenakan Muriel tanpa mempertimbangkan persetujuan gadis itu.
"Aaah--Tidak!!" pekik Muriel kaget.
Gaun yang sebelumnya menutupi kaki yang cantik gini disibak ke atas, memperlihatkan pemandangan dari dua kaki jenjang Muriel yang tampak begitu putih dan menawan.
Raphen menahan kedua tangan Muriel dengan begitu mudahnya ke atas, hanya dengan satu tangan pria itu mampu menahan kedua tangan Muriel.
Kesempatan yang datang tak disia-siakan oleh pria itu, Raphen kembali meneluspkan tangannya yang lain ke dalam gaun, menarik celana dalam Muriel dengan kasar sehingga kain pengganggu terakhir yang menutupi vag*na Muriel berhasil disingkirkan.
"Haahh--!! Tidak, tidak! Jangan lakukan itu!" pekik Muriel lagi.
"Diamlah."
Sentuhan asing mulai terasa diantara selangk*ngan Muriel, jari-jari tangan yang nakal dan terasa kasar itu tergerak seakan merayap masuk semakin dalam, menimbulkan sensasi asing yang terasa aneh dan tidak nyaman.
"Ugh--Aku sungguh tidak melakukan dengan sengaja!"
Raphen bisa merasakan halus dan lembutnya bagian dalam Muriel melalui jari-jarinya, pria itu begitu menikmati aksinya sambil menyaksikannya Muriel yang meronta dalam posisi menyedihkan yang bahkan tak bisa mengangkat satu jari pun.
"Haha..."
Suara tawa rendah itu terdengar bersamaan dengan jari-jari Raphen yang berhasil menyentuh tempat paling privasi dalam tubuh Muriel, bagian inti yang dicari-cari sejak tadi.
Berkat sentuhan itu, tubuh Muriel tersentak dengan bola matanya yang membulat sempurna seolah-olah hendak keluar dari tempatnya, wajahnya segera membiru, dan itu tampak begitu menghibur bagi Raphen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darling In The Duke Castle || Dewasa
Fantasy⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 & 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧 [Follow untuk membuka bab terkunci] Muriel adalah seorang putri dari bangsawan yang telah jatuh, dia dibawa ke Castle Duke untuk melahirkan seorang anak, sebagai syarat untuk mel...