Bab 12

35 10 2
                                    

“Keletihan kita sering di sebabkan bukan oleh  pekerjaan, tapi oleh kekhawatiran, frustasi, dan putus asa.”

*
*
*
*

🛩️Happy Reading🛩️

🛩️Happy Reading🛩️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Sesampainya di rumah, Sera merebahkan diri di kamar. Nggak tau kenapa, perasaan dia begitu bahagia ketika melihat Arshaka. Bawaannya itu tenang, bahkan hati ini serasa di bawa ke atas awan.

“Kenapa ya, setiap kali gue ketemu sama Arshaka, masalah yang gue hadapi tuh jadi hilang. Bahkan gue bisa lupa,” gumamnya sambil menatap langit-langit.

Padahal, Sera itu adalah tipe cewek yang cuek banget perihal cowok. Nggak mau tau sama orang yang mau deketin dia. Banyak lho, cowok-cowok yang ngincer Anasera ini. Siapa sih yang nggak suka sama cewek se-cute dan semanis Sera?

Cuma—Sera nggak kepikiran untuk cari cowok, walaupun usianya sudah memadai untuk menikah. Baginya, karier itu jauh lebih penting. Dia masih ingin menggapai cita-citanya sebelum menikah nanti.

Wishlist Sera tuh juga udah dia buat. Bahkan dia buat itu sejak dia umur 10 tahun. Di dinding kamarnya bahkan banyak sekali tempelan-tempelan kertas tulisan dia.

“Non Sera,” panggil pelan bi Lela.

“Masuk, bi!” teriak Sera dari dalam.

Kemudian, bi Lela pun masuk ke dalam kamarnya sambil membawa nampan yang berisi makanan kesukaan Sera. Serta jus tomat kesukaannya.

“Lah, kenapa bibi repot-repot bawain ini ke kamar aku?” tanya Sera merasa tidak enak dengan perlakuan bi Lela.

“Ini kan jam makan malam, non. Karena bibi tahu non pasti nggak mau makan di bawah, jadi bibi siapin aja di sini,” jelas bi Lela.

Itu justu membuat Sera terharu. Bahkan dia memeluk bibi kesayangan itu dengan erat. Segitu sayangnya Sera pada pembantu rumah tangga itu. Jelas dong! Bi Lela kan yang merawat Sera sejak kecil.

“Makasih ya bi. Bibi paling tahu apa yang Sera inginkan. Sera beruntung banget punya bibi, jadi Sera merasa nggak sendirian,” ucap Sera sembari masih memeluk bibinya itu.

“Sama-sama non. Lagian, ini kan sudah jadi tugas bibi. Non sudah bibi anggap sebagai anak bibi sendiri. Jadi, bibi juga sayang ke non Sera pastinya,” kata bi Lela.

Selesai berpelukan. Ternyata tak terasa, kalau air mata Sera bercucuran. Ini momen haru baginya. Dan belum pernah Sera mengeluarkan air mata untuk siapapun.

Langit dan Ceritanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang