...
"Henry, sebenarnya apa yang ada di pikiranmu?! Kenapa kau mengembalikan uang itu?!" teriak Linda dengan kemarahan yang berapi-api.
Bagaimana Linda tidak marah, sedangkan Henry tanpa bertanya terlebih dulu mengembalikan kembali uang jaminan yang sudah Julian berikan pada mereka. Linda jelas marah juga kesal karena uang itu tadinya dia ingin pamer kepada teman sosialitanya, tapi karena tindak bodoh Henry semuanya jadi sia-sia.
"Itu bukan uang kita!" sahut Henry menekankan ucapannya.
"Itu jelas uang kita. Pria itu sudah memberikannya pada kita, yang artinya uang itu sudah hak milik kita!" balas Linda tidak mau kalah.
Henry menekan dahinya. Rasa marahnya belum juga sirna setelah aksi Julian yang membawa Anne pergi, dan sekarang Linda malah mengungkit hal yang tidak penting. Henry mencoba untuk menahan amarahnya yang ingin sekali meledak, tapi sikap Linda membuatnya muak dan bertambah kesal.
"Hentikan, Linda," desis Henry lalu menatap Linda dengan tatapan yang lemah. Pria itu tampak putus asa dan malas menghadapi tingkah istrinya yang seperti ini.
"Kita tidak akan pernah mengambil seperser pun uang yang diberikan Julian. Aku tidak mau! Dia sudah mengambil hal berharga dalam hidup kita, dan dia menukarnya dengan uang? Anne tidak bisa disamakan dengan nominal uang! Putriku jauh lebih berharga dari itu!" ungkap Henry menggebu. Dia bahkan menghilanglan panggilan kesopanan yang biasanya ditujukan pada Julian. Yang artinya Henry benar-benar marah terhadap mantan bossnya itu.
"Jadi kau lebih mementingkan wanita tidak jelas itu dibandingkan kebahagiaanku?!" todong Linda melayangkan tatapan tidak sukanya. "Seharusnya kau senang karena wanita itu sudah hidup enak di sana! Sedangkan kita masih kesusahan! Dan kau malah menolak jaminan hidup yang diberikan pria itu pada kita."
Linda tidak terima karena Henry lebih memilih Anne daripada dirinya. Kenapa selalu saja Anne yang Henry pedulikan? Apa untungnya wanita itu tinggal di sini selain hanya sebagai beban? Bahkan sejak kedatangan Anne dalam hidup keluarganya, Linda sudah bisa merasakan jika wanita itu hanya pembawa hal buruk untuk hidupnya dan hidup keluarganya.
"Aku hanya bersikap selayaknya seorang ayah."
"Ayah?" Tawa ejekan terdengar dari bibir Linda. "Henry, dia bukan anak kita. Wanita itu hanya benalu dalam hidup kita. Seharusnya kau sadar itu!"
Henry mengusap kasar wajahnya. "Linda, cukup! Aku tidak ingin bertengkar lebih banyak lagi denganmu."
"Kau yang memulai pertengkaran ini, Henry! Andai kau mau merelakan Anne pergi dan menerima uang jaminan itu, mungkin saat ini kita bisa bersenang-senang tanpa harus bertengkar! Kau pikir aku tidak lelah terus-terusan bertengkar denganmu?!"
"Linda! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah merelakan Anne pergi apalagi sampai jatuh ke tangan orang yang salah seperti Julian!" seru Henry kesal. Dia sudah mengenal Julian lebih jauh, dan Henry tidak mungkin semudah itu melepaskan Anne ke tangan Julian.
Seusai itu Henry memilih pergi meninggalkan Linda yang menatapnya tajam. Henry sudah terlalu lelah menghadapi pertengkaran ini dengan istrinya. Maka dari itu Henry lebih memilih mengalah dan pergi, daripada nantinya rumah ini menjadi kacau akibat pertengkaran mereka yang tidak berujung. Amarah serta kebencian tersorot dari matanya. Linda benci ketika Henry selalu memusatkan apapun pada Anne. Wanita itu bahkan hanya orang asing di hidup mereka, tapi Henry bersikap seolah benar-benar seorang ayah.
"ARGH! Selalu Anne, selalu Anne! Ya, bela saja benalu itu! Sialan!" teriak Linda mengungkapkan rasa marahnya.
Sementara di atas balkon lantai atas, Jeff sejak tadi memperhatikan pertengkaran kedua orangtuanya. Kening Jeff menimbulkan kerutan samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. The Billionaire Wants Me
FanfictionHidup Anne Foster berubah dalam sekejap saat seorang pria berwajah dingin menjadikannya sebuah jaminan atas hutang-hutang orang tuanya. .. Julian Alessandro, seorang mantan mafia yang harus kembali berkecimpung dalam dunia gelapnya setelah kematian...