"Kookie sayang...tetaplah menikah dengan Hyungie...jangan tinggalkan Hyungie hiks."
"Ough anak ini, terlalu overthinking," gerutu Junghwan, ia merebahkan dirinya di sofa yang ada di kamar Seokjin.
"Kookie...sayang...tetaplah bersama Hyungie!!"
"Ough berisik! Diamlah aku ingin tidur!" Junghwan melempar sebuah bantal sofa tepat pada Seokjin.
*****
Hari demi hari Seokjin lalui dengan kurang semangat, karena tidak ada Jungkook di sampingnya, yang menjadi sumber penyemangat hidupnya. Dan sampai saat ini, Jungkook belum ada menghubunginya, membuatnya sering uring uringan setiap malam.
"Kapan kamu akan mengubungi Hyungie, Kookie?" gumam Seokjin sambil menatapi ponselnya.
"Hyungie merindukanmu, sangat merindukanmu. Kamu baik baik saja kan disana? Tidak ada yang jahat kan padamu?"
Seokjin menghela napas, ia pun menaruh ponselnya di meja nakas, ia menarik selimut dan bersiap untuk tidur dengan posisi menyamping.
"Lama lama aku bisa gila karena terlalu merindukannya," gumam Seokjin, karena dalam pandangannya kini ia seperti melihat Jungkook yang juga berbaring menghadapnya sambil tersenyum.
"Ah Kookiiee, Hyungie sepertinya sudah gila, bagaimana ini, padahal baru beberapa hari, bisa bisa aku masuk rumah sakit jiwa nanti," Seokjin memejamkan kedua matanya.
Tiba tiba, ponselnya berdering, secepat kilat ia melempar selimutnya, lalu mengambil ponselnya dan duduk, ia berharap besar jika itu panggilan dari Jungkook, namun harapannya itu langsung sirna saat melihat kontak Namjoon yang menghubunginya.
Seokjin menghela napas kecewa, ia pun menjawab panggilannya, "Ya Hyung," ucapnya dengan lesu.
"Kau berharap yang menghubungimu ini Jungkook?" tanya Namjoon.
Seokjin hanya menghela napas.
"Besok tidak ada jadwal syuting kan?"
"Tidak Hyung, ada apa?"
"Datanglah ke agensi, ada yang harus kita bicarakan."
"Tentang apa Hyung?"
"Besok saja kita bahas secara langsung."
"Hyung bukan tiba tiba memintaku untuk putus dengan Jungkook kan?"
"Jiinn, kau ini selalu overthinking, untuk apa aku memintamu pisah dengan Jungkook sementara aku sudah setuju untuk kau menikahinya."
"Ya kan siapa tahu tiba tiba berubah pikiran."
"Tidak akan, aku sudah sangat bersyukur Jungkook berada di tanganmu, Jungkook juga sangat bahagia denganmu, mana mungkin aku memisahkannya denganmu."
Seokjin tersenyum, "Terima kasih Hyung."
"Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Jungkook yang telah mau bersamamu."
"Aku selalu mengatakannya Hyung."
"Baguslah."
Setelah itu hening.
"Bisa aku tutup?" tanya Namjoon.
"Mmm sebentar Hyung, boleh aku bercerita sesuatu?"
"Apa?"
"Bagaimana kalau ternyata....Jungkook memiliki orang baru disana dan melupakanku?"
Terdengar helaan napas dari seberang sana, "Jin, bisakah kau hilangkan pikiran burukmu itu? Kau pikir Jungkook tipe orang yang mudah menyukai orang? Lagipula, dia itu sudah seperti cinta mati padamu, jadi apa mungkin dia akan berpaling darimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Sugar) BABY [JinKook]
FanfictionKarena tantangan konyol dari temannya, Seokjin jadi harus mencari seorang Sugar Baby, dan harus laki laki. Setelah beberapa hari, akhirnya ia mendapatkannya dengan bantuan dari sahabatnya. Namun sialnya, sahabatnya itu ternyata mengirimkannya seoran...