Ini bukan kali pertama Farrel dihadapkan pada projek aneh. Oleh karenanya, dia memandangi ruangan canggih yang penuh monitor, tombol, dan komputer tersebut dengan tenang. Setiap projek riset selalu punya keunikannya masing-masing. Para ilmuan selalu aneh sehingga Farrel tidak heran jika dihadapkan dengan teknologi. Namun, mengapa projek satu ini sampai diincar seseorang?
"Apa istimewanya Oracle? Bukannya kita udah punya banyak aplikasi ramalan?" tanya Farrel.
Sekarang, prediksi cuaca sudah mencapai ketepatan 97.5%. Mengikuti di belakangnya adalah ramalan finansial yang jauh lebih komprehensif karena mengintegrasikan data perilaku manusia dan kondisi alam. Projek Dream Climate sudah mengatur pembangunan berkelanjutan serta sustainable life sehingga perubahan iklim tidak lagi ancaman. Prediksi tentang manusia mungkin agak terbelakang karena perlu mengumpulkan data psikologis. Namun, itupun sudah mencapai ketepatan tinggi. Kalau sudah secanggih itu, apa lagi yang perlu diramal?
"Model prediksi yang ada biasanya tersegmentasi pada bidang masing-masing. Oracle berbeda. Program ini terus menerus mendapat input informasi dari berbagai bidang dan mengolah datanya dengan sistem kecerdasan terintegrasi. Dengan berbagai macam input, hubungan antar variable memberi gambaran akan apa yang terpenting, apa yang akan menjadi penentu utama sebuah perubahan. Ketika Oracle memprediksi perubahan besar atau persimpangan keputusan yang akan menentukan nasib negeri ini, dia akan memberi peringatan dini."
Farrel tidak paham apa esensi Oracle meski Lukas sudah menjelaskan. Lukas pun sepertinya bisa melihat ketidakpahamannya. Tentu saja, pacarnya ini sudah mengajarnya bertahun-tahun. Pura-pura paham tidak akan menipu Lukas yang teliti mengenali ekspresi wajahnya.
Lukas menghela napas kemudian menjelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana lagi. "Intinya Oracle adalah program serba tahu yang memprediksi sesuatu yang akan mengubah kondisi negeri ini di segala aspek. Contohnya ketika pemilihan presiden 10 tahun yang lalu, tiba-tiba Oracle mendeklarasikan satu nama yang dianggap harus menang. Siapa sangka, orang itu benar-benar mengubah kesejahteraan negeri ini. Begitu pula saat Oracle menolak penanaman modal Terrathea dan memilih memboikot perusahaan tersebut. Ketika negara lain terpuruk gara-gara Terrathea, negeri ini salah satu yang selamat."
"Kalau model ini segitu penting, kenapa sistem kendalinya malah di sini? Bukannya di dekat pusat keamanan?"
"Oracle yang meminta sistem kendali ganda."
"Alasannya?"
"Tidak ada yang tahu."
Terdengar seperti aliran sesat yang percaya apa saja yang dikatakan iblis. Farrel tidak menyukai hal-hal semacam ini. "Gimana kalau Oracle meminta agar negeri ini memulai perang? Apa harus diikuti?" tanyanya.
"Who knows! Mungkin iya."
Farrel berdecak. Tidak mau tahu lagi.
"Sejak lama, papa merasa kalau suatu hari Oracle akan terbeban oleh data yang tersimpan dan mungkin stress. Sayangnya tidak ada yang mau tahu soal itu dan mengira menambah kapasitas penyimpanan sudah cukup. Padahal masalahnya pada efisiensi dan updating konstruksi pemrogramannya, bukan hardware. Tapi, sebagian pencipta Oracle sudah meninggal dan pemerintah juga kaku soal ini. Untungnya papa dan timnya berhasil membuat update untuk Oracle. Sayangnya, update itu belum sempat diinstal ketika beliau dan tiga anggota tim kuncinya ..." Lukas tidak melanjutkan penjelasannya. Mungkin tidak sanggup.
Selain musibah yang menimpa papanya, tiga orang yang Lukas maksud mengalami kecelakaan ketika mereka pergi berlibur. Kebetulan itu terlalu berdekatan dengan apa yang terjadi pada orang tua Lukas sehingga mengundang kecurigaan. Namun, sepertinya tidak ada yang bisa memitigasi efek kehilangan yang terjadi.
"Apa Oracle adalah tujuanmu? Apa kamu mau menyelesaikan apa yang belum sempat diselesaikan?" Farrel bertanya lagi. Sebelumnya Lukas sudah menjelaskan keinginannya untuk memenuhi tujuan orang tuanya. Hanya saja, Farrel tidak paham apa hubungannya ini dengan bersekolah di SMA Cahaya Harmoni?
"Bukan," jawab Lukas. "Aku sudah menyelesaikan update Oracle dan proses instalasinya sebentar lagi selesai. Yang aku mau adalah melacak pelaku utama yang mendapat keuntungan dari meninggalnya orang tuaku dan teman-temannya. Dia ..., mereka terafiliasi dengan sekolah kita."
Farrel melebarkan mata. Pertama, karena dia tidak menyangka Lukas bisa menyelesaikan permasalahan Oracle. Bagaimanapun siswa SMA tidak akan berurusan dengan penelitian besar semacam ini seberapa cemerlang pun pencapaian mereka di sekolah. Oracle bukan soal ranking, melainkan skill dan pengalaman yang bisa dipercaya pemerintah. Kedua, karena tujuan Lukas jauh lebih sederhana dibandingkan bayangannya.
"Kamu mau apa dengan mereka? Balas dendam?" tanya Farrel hati-hati. Dia tahu Lukas bisa sebarbar itu sehingga dia penasaran apa yang mau Lukas lakukan pada orang-orang yang sudah membuatnya yatim piatu.
"Honey, aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, tapi aku hanya ingin mengambil sesuatu yang mereka curi dari papa. Aku tidak berniat untuk membalas dendam. Hal seperti itu hanya akan mengotori kesadaranku. Aku tidak boleh melakukan terlalu banyak dosa. Kalau itu aku lakukan, aku mungkin tidak bisa mengendalikan kemana aku bereinkarnasi selanjutnya."
Bukannya kamu udah pernah bunuh orang? Celetuk Farrel dalam hati. Namun, dia tidak akan mengucapkan itu. Lukas mungkin terluka gara-gara apa yang dia katakan.
Sebentar, sejak kapan dia peduli pada perasaan pacarnya? Farrel semakin khawatir pada isi kepalanya sendiri.
"Kamu mau menemaniku kan?" pinta Lukas sambil memegang lengan Farrel. Mereka kembali beradu pandang. "Aku tidak mau merasa seorang diri ketika menyelesaikan ini. Kamu mau membantuku, kan? Semuanya akan jauh lebih mudah kalau kamu mau membantuku."
"Emangnya aku bisa bantu apa? Aku kan cuma orang bodoh." Farrel mundur selangkah. Dia tidak mau terlibat terlalu dalam ke hidup Lukas. Sampai di titik ini saja isi kepalanya sudah amburadul. Padahal mereka baru pacaran satu hari.
Lukas maju dua langkah untuk mengimbangi langkah mundur Farrel. Wajah Lukas terlihat suram, matanya sendu. Ketika jarak mereka sangat dekat, hati Farrel terasa seperti dicakar-cakar oleh kesedihan pacarnya.
"Aku tidak akan meminta banyak. Aku hanya ingin mengambil apa yang menjadi milik papa dan mama. Yang dicuri adalah sesuatu yang mereka buat bersama." Lukas semakin rapat dan Farrel mulai kalah oleh wajah permohonan pacarnya.
Tangannya bergerak sendiri menyentuh kepala Lukas lalu turun ke wajah pacarnya. Kesedihan Lukas berkurang dan mata abu-abu itu memandangi Farrel dengan harapan. "Tapi aku nggak bisa apa-apa," ucap Farrel setengah berbisik.
Lukas menggeleng. Kepalanya mendekat ke arah Farrel. Bibirnya nyaris menyentuh telinga kekasihnya. "Jangan pikirkan itu. Yang penting kamu mau membantuku, kan?" Suara Lukas terdengar seperti lantunan lagu yang indah.
Untuk sesaat, pikiran Farrel kosong. Hanya panca indranya yang aktif merasakan kehangatan Lukas di dekatnya, memperhatikan proporsi tubuh Lukas yang terlihat ideal, serta mendengar hembusan nafas Lukas yang menenangkan. Aroma pacarnya tercium semakin jelas sehingga Farrel hanya mengangguk sambil menyentuh punggung Lukas dan menelusuri lekukan tulang belakang kekasihnya.
Ketika Lukas mendesah lemah karena sentuhan itu, Farrel sudah lupa pada apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba dia ingin melakukan hal-hal buruk.
Bukannya mundur, Lukas malah mengecup bagian bawah telinga Farrel dan melanjutkan ciumannya ke leher kekasihnya. "Aku tahu kamu tidak akan menolak permintaanku. That's why I always love you."
Kepala Farrel langsung pening dan berdenyut menyakitkan. Kata cinta yang didengarnya terasa manis dan pahit sekaligus. Berbagai perasaan menderanya dalam sekejap. Kesedihan, kemarahan, rasa putus asa, kecewa, kekosongan, kebahagiaan, rasa haru, semuanya bercampur kuat. Terakhir, muncul perasaan lain yang membuat dadanya menjadi ringan. Jiwanya seperti disentuh lembut dan sebuah memori muncul di ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart of Knowledge
RomanceDingin, tidak banyak bicara, tapi jenius. Itu yang orang-orang tahu dari Lukas. Sepuluh tahun yang lalu, di tengah kegelapan malam, Lukas yang masih berusia 7 tahun menusuk leher pembunuh orang tuanya tanpa emosi. Ketenangannya terlihat menakutkan...