3. pertemuan ibu dan ayah

9 3 0
                                    


[ chapter 3. Pertemuan ibu dan ayah ]

Di sebuah kantor yang sibuk, di mana para karyawan berlalu-lalang dengan berkas-berkas di tangan mereka. Aksara tetiba datang ke mejanya wulan untuk berbincang tentang proyek mereka. Berhari-hari mereka mulai membicarakan proyek dan lainnya, yang awalnya mereka tidak akrab, dan interaksi mereka terbatas pada pertemuan-pertemuan formal. Namun, seiring berjalannya waktu, Aksara mulai sering mencoba mengajak Wulan berbincang, begitupun sebaliknya, mereka membuat suasana lebih santai di tengah kesibukan kantor. Sampai dititik saat Aksara mulai mengetahui perasaannya bahwa ia menyukai sang rekan kerjanya. Saat hari dimana dia akan mengungkapkan perasaan nya, Aksara segera menghampiri Wulan ke meja kerjanya.

"Wulan.. Saya ingin mengatakan sesuatu" ucapnya sambil berdiri dan menundukan kepalanya

"Ya? Katakanlah" Jawab Wulan sambil sibuk mengotak atik keyboard komputernya.

"Hmm mungkin nanti saat jam istirahat, datanglah ke coffe shop didepan kantor" Ujar Aksara

"Baiklah" Jawab wulan sambil mengangkat kepalanya menghadap kearah Aksara.

Aksara mulai berjalan membelakangi Wulan. Saat jam istirahat tiba, wulan segera pergi ke toko kopi yang tadi  diucapkan oleh Aksara. Setelah sampai ditempatnya, Wulan segera menemui Aksara. Tubuh tinggi dengan punggung lebarnya terlihat di arah sebelah kiri. Sambil duduk menunggu Wulan, Aksara yang terlihat sedang mempersiapkan mentalnya. Tubuhnya bergetar panik. Tidak bergetar hebat, namun cukup terlihat bahwa Aksara sedang panik.

"Pak Aksara?" Ujar Wulan sambil menepuk bahunya

"Ya?" Jawab Aksara sedikit kaget

"Ah iya, ada apa ya?" Jawab Wulan sambil duduk di kursi depan Aksara

"Mmmm gini... Sebenernya.. Saya mau ngungkapin perasaan saya.. " dengan nada terbata bata dan sedikit gemetar, Wulan tetap menunggu apa yang akan Aksara ungkapan.

"Sebenernya saya baru menyadari bahwa saya.. mempunyai rasa, perasaan saya setiap bertemu anda terasa seperti jantung yang akan lepas" Lanjutnya sambil menunduk

"Hahahahha pak Aksara bisa aja" Wulan tertawa "bapa ga bercanda kan?" nadanya berubah menjadi serius.

"I-iya" Jawab Aksara sambil mengangkat wajahnya dan mendekatkan mukanya ke wajah Wulan.

"Saya juga tidak tau sebenernya saya ada perasaan apa tidak, tapi rasanya sama seperti yang bapak rasakan" ucap Wulan

"Aahh iya, kenapa kita bicara formal?" ucap Aksara mengalihkan pembicaraan.

"Hahahah iya, terbawa arus" Jawab Wulan

"Saya mau melamarmu, apakah boleh?" Tanya Aksara dengan tiba tiba

"E-ehh, boleh kasih saya waktu?"

"Yaa silahkan, berapa lama pun waktunya, saya akan tetap menunggu" Jawab Aksara membuat Telinga Wulan memerah sedikit demi sedikit.

***

Pada saat hari dimana Wulan sudah selesai dinas dari Jakartanya selama 3 hari, Wulan akan segera menjawab lamaran Aksara, saat dinas di Jakarta, sang anak menelponnya dan berkata

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang