Dua orang wanita pengurus panti asuhan mengantar kami kedepan saat kami akan kembali pulang kerumah.
Mereka tersenyum ramah tak lupa mengucapkan terima kasih atas kunjungan kami hari ini"Terimakasih atas kunjungannya pak Virendra dan keluarga, semoga sehat selalu dan hati hati di jalan" ucap wanita yang lebih tua
Setelah perbincangan kecil, mobil yang ditumpangi kami pun mulai meninggalkan pekarangan panti
Kali ini ayah sendiri yang menyetir dan bunda duduk di bangku samping pengemudi
Aku dan kakak duduk di belakang dengan kakak yang tengah membaca artikel dari ponselnya dan aku yang sibuk memandangi jalan yang kami lewati ditemani suasana sore hari yang tenang.
Perlahan mataku memberat dan kakak membawa kepalaku agar bersandar di bahunya. Aku tertidur di sepanjang perjalanan pulang, hingga tak terasa saat aku membuka kedua netra ku, mobil telah berhenti
Tapi dahi ku sedikit mengerut saat melihat ternyata kami belum sampai di rumah, ayah menoleh ke arahku dan tersenyum"Kata mas alat lukisnya sudah banyak yang habis kan, kita mampir membeli peralatan lukis mas dulu ya"
Mobil berhenti tepat di depan sebuah toko yang akrab bagiku, ayah sering mengajakku untuk berbelanja peralatan lukis di toko itu. Toko itu memang khusus menjual hal yang berbau seni saja, dengan interior yang di dominasi berwarna cream dan putih membuat aku sering kali menghabiskan waktu yang sedikit lama ditoko itu
Saat kami memasuki toko, lonceng di pintu masuk berbunyi, suara yang sangat familiar bagiku.
Ayah berbincang dengan sang pemilik toko yang juga teman lama ayah, sedangkan bunda dan kakak menemaniku mencari barang barang yang aku butuhkan
Beberapa cat baru serta kanvas memenuhi keranjang ku yang dibawakan oleh kakak. setelah dirasa cukup, kakak mengajak kami ke bagian yang menyediakan berbagai alat musik. Kakak terlihat dengan serius memilih gitar yang ada di depannya, yang satu berwarna putih dan yang satu berwarna coklat"Mas, lebih bagus yang mana?" Tanya kakak meminta pendapat ku
"Yang mana saja bagus kak, tapi Zam selalu suka warna putih" jawabku
Tanpa ragu kakak kemudian menjatuhkan pilihannya pada gitar yang berwarna putih, dirasa tidak ada lagi yang ingin di beli, saat kami sampai di kasir untuk membayar belanjaan hari ini, ayah tampak sudah menanti kami. Dan tentu saja ayah yang akan selalu membayar semuanya.
Setelahnya barulah kami benar benar pulang, dan mobil benar benar berhenti di garasi rumah
Aku langsung merebahkan diriku ketika sampai di kamar dan bertemu dengan kasur ku, meski hari ini tidak terlalu berinteraksi dengan banyak orang tapi sosial energi ku rasanya benar benar terkuras habis.
"Loh mas? Bersih bersih dulu baru tidur" itu suara ayah
Saat aku membuka mataku yang hampir terpejam, tampak ayah yang sudah mengenakan pakaian berbeda dari yang tadi siang ia kenakan berjalan dan mendudukkan diri di tepi kasur."Besok ingin belajar jam berapa?" Tanya ayah lagi
"Besok sedikit siang saja ya yah" jawab ku yang kemudian direspon anggukan oleh ayah
Jangan heran saat ayah bertanya aku ingin belajar jam berapa, aku tidak bersekolah di sekolah umum, bisa di bilang aku belajar secara homeschooling. Selain karna sebuah alasan, dulu saat aku kecil ayah menyadari bahwa aku memiliki ketertarikan di bidang seni lukis, sehingga ayah mendatangkan guru privat ke rumah yang memang khusus mengajar di bidang yang aku gemari, agar aku bisa fokus pada bakatku. Ayah sangat tahu aku hari ini sudah merasa cukup lelah setelah seharian berada di luar rumah, jadi ayah menyesuaikan waktu belajar esok hari sesuai keinginan ku. Besok adalah jadwal ku belajar melukis, tapi di beberapa hari tertentu aku juga akan belajar pelajaran umum, namun tentu saja melukis adalah hal yang akan lebih mendominasi.
Sedangkan kakak bersekolah layaknya anak lain pada umumnya karna kakak memang suka berinteraksi, saat ini kakak adalah mahasiswa jurusan hubungan internasional, sangat sejalan dengan minatnya yang suka berinteraksi dan tertarik dengan negara luar.
Ketika aku telah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, ayah merangkul ku kemudian kami berjalan beriringan ke ruang makan untuk makan malam bersama.
Bunda memasak banyak hidangan malam ini, aku menyukai olahan ayam dan kakak yang menyukai olahan daging, semua yang kami sukai ternyata sudah bunda hidangkan dibantu beberapa art.
Seperti sebuah rutinitas, ayah dan bunda akan selalu mengambilkan beberapa menu makanan pada piring untuk aku dan kakak terlebih dahulu
Baru kemudian mereka akan mengambil makanan untuk mereka sendiri. Tindakan itu juga membuat ku selalu terbiasa, sehingga porsi makan ku selalu teratur karena ayah dan bunda juga sangat memperhatikan masalah gizi kami.Selesai dengan makan malam, kami berlanjut menonton tayangan movie keluarga di living room ditemani beberapa cookies yang bunda buat.
Ayah dan bunda duduk di atas sofa sedangkan aku dan kakak duduk beralaskan karpet bulu yang tebal dan nyamanSeekor hewan berbulu berwarna oranye menghampiri kakak, dan merebahkan dirinya di pangkuan kakak. Kucing kakak diberi nama mican, nama salah satu karakter di kartun Doraemon.
Kakak mengelus bulu mican yang tebal dengan penuh sayang. Sesekali mican akan menjilati tangan kakak dan mendusel di perut kakak.Sedangkan aku saat ini dengan se toples cookies di pangkuan ku, dan ayah yang mengelus surai hitam ku perlahan.
"Mas, tadi ayah sudah memberi tahu kak Lea untuk datang sedikit lebih siang ya" ucap ayah
Kak Lea adalah guru privat ku, yang mengajari tentang teknik melukis, Ia adalah lulusan mahasiswa jurusan seni di salah satu kampus ternama.
"Kak Ghavi besok ke kampus?" Tanya ku pada kakak yang masih sibuk dengan kucing kesayangan nya. Saat mendengar pertanyaan ku kakak sontak mengangguk
"Kakak besok ada kelas pagi, tapi hanya sampai jam 11 saja" jawab kakak
Semakin bertambahnya semester, kakak terlihat semakin disibukkan dengan dunia perkuliahan. Tapi kakak akan selalu berusaha untuk menemani ku di rumah. meski bunda selalu ada di rumah, tapi tentu kadang bunda juga di sibukkan dengan kegiatan rumah tangga.
"Besok mau sarapan apa mas? Kakak?"
Tanya bunda"Zam mau nasi goreng bun" jawabku saat membayangkan hangatnya nasi goreng di pagi hari
"Ghavi juga sama bun"
"Oke sekarang sudah waktunya tidur, kakak besok ada kelas pagi kan? Mas juga sudah lelah kan dengan aktivitas hari ini?" ayah turun dari sofa dan berjongkok di depan ku
Aku paham bahwa ayah ingin aku naik keatas punggung ayah, sebuah kebiasaan setiap akan tidur setelah menghabiskan waktu menonton tv bersama.
Ku lingkarkan tangan di leher ayah kemudian ayah berjalan menuju kamarku di ikuti bunda dan kakak yang membawa mican di pelukannya
Next?
Haiii finally aku membawa lapak baru!
Jangan lupa tinggalkan jejak ya para readers tercintah (づ ̄ ³ ̄)づPengen tes ombak tapi readers nya pada keep silent huhuu ㅠㅠ

KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka Primrose
Short StoryBunga primrose, cintaku abadi bersama kalian Bila aku meninggalkan tempat ini Siapa yang akan merawat bunga milik ibu? Siapa yang akan mengurus ikan koi milik ayah? Dan siapa yang akan menjaga kucing kesayangan kakak? Akan ku tapaki setiap langkah...