Hidup terus berlanjut, seperti air yang terus mengalir. Kadang, hidup terasa membosankan bagi sebagian orang. Namun, jalani hidupmu meskipun tak seindah yang kau bayangkan.
Seorang wanita berjas hitam melangkah cepat menuju salah satu ruangan. Di dalamnya, ada beberapa orang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Tatapan wanita itu penuh kemarahan, terlihat jelas dari sorot matanya yang tajam. "Mana Airi?" tanyanya ketus pada salah satu karyawan di sana.
Suasana berubah menjadi hening. Semua karyawan saling pandang memandang. Kemudian seorang gadis berambut pendek mengangkat tangannya perlahan, suaranya bergetar saat ia mulai berbicara, "Di kantin, Bu" jawabnya singkat, sambil membetulkan kacamatanya yang melorot.
Wanita itu mengepalkan tangan dengan wajah memerah, tanda bahwa kemarahannya siap meledak kapan saja. "Ada-ada aja kelakuan anak ini," gerutunya sambil menarik napas kasar. Tatapannya yang dingin dan intimidatif membuat para karyawan menunduk ketakutan.
"Ya udah, lanjutkan pekerjaan kalian," katanya, lalu segera meninggalkan ruangan.
Suasana di ruangan itu kembali tenang setelah kepergian sang pemimpin perusahaan. Semua karyawan akhirnya bisa bernapas lega setelah rasa tegang itu memudar
"Pasti bakal ada perang, nih," celetuk salah satu karyawan.
"Ya, pasti. Lagian, anaknya susah banget diatur sih," sahut yang lain.
"Aku dengar katanya dia mau dijodohin tau," tambah seorang karyawan dengan nada berbisik.
"Sama siapa?"
"Belum tau sih..."
"Jangan nyebar hoaks deh. Kalian nggak takut kalau didengar atasan? Mau dipecat?" ujar si gadis berkacamata ketus.
Semua karyawan terdiam, lalu kembali sibuk bekerja. Beberapa menit kemudian setelah keadaan tenang, karyawan itu mulai berbisik-bisik lagi, meski kali ini lebih hati-hati agar si gadis berkacamata tak mendengar.
"Ssst... nanti kita lanjut ngobrol soal tadi lagi, ya? Gue penasaran," bisik seseorang dengan rasa penasaran di dalam hatinya.
"Beres. Eh, makanya lu jangan lembur terus dong biar bisa ikutan ngegosip," jawab temannya, mengangkat alis sambil bercanda.
"Ehem." Si gadis berkacamata berdehem, sinis dari balik kacamatanya. Kedua orang itu segera bungkam, kembali fokus ke layar laptop masing-masing.
******
Di kantin, seorang gadis bermulut mungil mengunyah habis semua makanan yang tersaji di hadapannya. Matanya berbinar saat melihat puding susu yang baru saja dihidangkan.
"Akhirnya, gue bisa bebas juga," gumam gadis cantik itu sambil tersenyum tipis, seolah melepaskan beban yang selama ini menghimpit.
Namun, kebebasan itu tak berlangsung lama.
"Airi!!" Sebuah suara keras memecah suasana kantin yang tenang. Airi mendongak, firasat buruk menyelimuti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Teen FictionAiri seorang gadis yang sering terjebak dalam kenangan, tiba tiba mengalami sesuatu yang tak terduga. Saat ia tertidur kemudian ia terbangun di masa lalu pada waktu ketika semuanya masih sempurna. Awalnya Airi merasa bahwa ini kesempatan baginya unt...