ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
Keesokan harinya, suasana pagi yang mendung membuat Mira khawatir.
"Cepet Ra, pake sepatunya! Ini udah mendung, bentar lagi hujan," ucap Mira sambil melihat awan yang sudah gelap.
"Iya-iya," jawab Ara dengan sedikit terburu-buru.
Tak lama kemudian, Ara selesai mengenakan sepatunya, dan mereka berdua pun berangkat dengan mobil Mira. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sekolah.
"Gimana nih Mir? Ada dia?" tanya Ara, sedikit ragu.
"Lo diem aja, nanti gue yang ngomong," jawab Mira, terlihat sedikit tegang.
Mereka berdua pun keluar dari mobil. Chika yang sudah memperhatikan kedatangan mereka, segera mendekat.
"Itu Ara?" pikir Chika dalam hati.
Chika pun semakin mendekat untuk memastikan, dan benar saja, itu adalah Ara. Tanpa berpikir panjang, Chika langsung berlari menghampiri Ara.
"Ara!" panggil Chika sambil hendak meraih tangan Ara, tapi Ara langsung menghindar.
"Maaf Kak, Ara lagi nggak enak badan, jangan diganggu dulu. Kita duluan ya," ucap Mira dengan cepat, berusaha melindungi Ara.
Mira dan Ara pun langsung pergi, meninggalkan Chika yang hanya bisa melihat kepergian mereka.
"Lo kenapa bilang gue nggak enak badan sih? Yang ada dia malah khawatir!" ucap Ara, merasa sedikit bingung.
"Ya gimana lagi, badan lo kan lagi panas. Makanya gue bilang nggak enak badan," jawab Mira.
"Gue kenapa lagi sih? Lemah banget badan gue," keluh Ara, merasa tidak enak.
"Makanya sering-sering olahraga, makan sayur," kata Mira.
"Gue nggak suka sayur, dan gue terlalu malas buat olahraga," jawab Ara, sedikit kesal.
"Terserah deh Ra," ucap Mira pasrah.
Mereka pun sampai di kelas, dan Ara langsung menidurkan kepalanya di atas meja.
"Kenapa lo Ra?" tanya Zee yang melihat Ara tampak lelah.
"Ngantuk, dingin-dingin gini paling enak tidur," jawab Ara sambil memejamkan matanya.
"Awas lo dimarahin, terus kena hukum," kata Zee.
"Bodo amat, paling hukumannya bersihin kelas doang," jawab Ara dengan santai.
"Terserah deh," balas Zee.
Tak lama bel masuk berbunyi, dan semua siswa langsung masuk ke kelas. Namun, Ara tetap terlelap tidur. Kali ini, mereka diajarkan oleh Chika dan teman-temannya. Chika yang melihat Ara sedang tidur, langsung menghampiri dan dengan lembut menyelimuti tubuh Ara dengan jas almamaternya agar Ara tidak kedinginan.
"Jangan dibangunin ya," ucap Chika pada Zee.
"Iya Kak," jawab Zee.
Chika pun melanjutkan mengajar. Tak lama, Andra yang melihat Ara tidur, memutuskan untuk memberi perintah.
"Chika, itu yang lagi tidur di belakang, tolong bangunin ya," kata Andra sambil menunjuk ke arah Ara.
"Jangan, biarin dia tidur," jawab Chika tegas.
"Nanti dia nggak paham sama materi yang kita ajarin," kata Andra dengan khawatir.
"Dia sepupu gue, nanti gue yang ajarin dia sampai paham," jawab Chika dengan percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin
Teen FictionCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...