Saat bel berbunyi menandakan waktu istirahat, suasana kelas langsung ramai dengan kegaduhan teman-teman yang mulai bergegas keluar, menuju kantin atau tempat makan mereka masing-masing. Yeojin, yang duduk tak jauh darimu, masih terlihat penasaran dan ingin tahu lebih banyak, terutama soal bekal yang selalu kamu bawa.
“Aleyna, mengapa bekalnya itu lagi ? Kenapa kau tidak pernah membawa makanan yang enak ? Sepertinya itu tidak enak sama sekali” ujar Yeojin sambil menatap bekalmu yang terlihat sederhana, hanya beberapa sayuran rebus dan nasi.
Kamu terdiam. Pertanyaan itu selalu datang dan selalu membuatmu merasa tidak nyaman. Kamu tahu, jika menjawab dengan jujur, maka seluruh kelas akan tahu tentang kondisimu, sesuatu yang sangat ingin kamu hindari. Kamu tak ingin terlihat lemah, apalagi dianggap remeh. Namun di dalam hati, rasa kesedihan mulai muncul dan perlahan kamu menarik napas panjang.
“Aku... tidak terlalu suka makanan yang aneh-aneh” jawabmu dengan suara pelan, mencoba memberi alasan yang tidak terlalu mengungkapkan segalanya. “Aku hanya lebih suka begini” kamu tersenyum tipis, mencoba menutupi kekhawatiran.
“Hmm... jika kau bilang begitu, tapi tetap saja kelihatannya tidak enak" Yeojin bersikeras. Namun, kamu hanya mengangguk sambil melanjutkan makan, berusaha menghindari topik yang lebih dalam lagi.
Tiba-tiba, kamu merasa cemas. Kamu tak bisa menjelaskan lebih jauh karena jika kamu terus berbicara, pasti Yeojin akan semakin penasaran. Dan itu bukanlah sesuatu yang ingin kamu ungkapkan. Dengan cepat, kamu berdiri dan berkata, “Aku... ingin ke toilet sebentar”
Yeojin mengangguk, tidak menduga apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam benakmu. Tanpa banyak bicara, kamu berjalan keluar dari kantin dan segera menuju lorong sekolah yang agak sepi, menuju pintu belakang yang jarang dilewati siswa. Di sana, di tempat yang tenang dan jauh dari keramaian, kamu duduk di bangku kayu yang ada di pojokan, menatap bekal yang sepertinya tak ada artinya lagi bagi dirimu.
Rasa hampa kembali menyeruak dalam dirimu. Seharusnya makanan itu bisa jadi kenikmatan sederhana, tapi di bawah rasa sakit yang tak tampak ini, bahkan sekedar makan menjadi sesuatu yang memberatkan. Kamu menutup mata sejenak, mencoba menenangkan pikiran. Kamu tidak ingin orang lain tahu, tidak ingin mereka melihat dirimu sebagai orang yang lemah dan penuh keterbatasan.
Namun, di suasana sepi itu langkah kaki tiba-tiba terdengar mendekat. Sunghoon muncul di kejauhan, terkejut melihat kamu duduk sendirian di belakang sekolah. Ia sudah menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres setelah percakapan di kantin tadi.
“Aleyna ?” suara Sunghoon cukup rendah, tetapi cukup jelas terdengar di ruang yang sunyi. Kamu menoleh, terkejut melihat Sunghoon yang tiba-tiba muncul. Rasa cemas yang tadi sempat kamu simpan dalam hati kini muncul kembali, hanya saja kali ini kamu tidak bisa menghindar.
“Kenapa kau ke sini ?” tanya Sunghoon dengan nada yang tidak terlalu mendalam, meski jelas ada rasa khawatir di balik suaranya.
"Aku... hanya butuh waktu sebentar saja" jawabmu dengan suara yang hampir tidak terdengar, berusaha menghindari tatapan Sunghoon yang tajam. "Aku hanya ingin makan, tapi aku tidak suka jika ada orang yang melihat" tambahmu, mencoba untuk menyembunyikan perasaan yang kian membebani hati. Kamu tahu betul, meskipun Sunghoon tidak terlalu peduli dengan hal-hal kecil seperti ini, namun rasa canggung tetap menggelayuti hatimu, seperti ada dinding tebal yang menghalangi kalian untuk saling memahami.
Sunghoon menatapmu dengan perhatian yang cukup intens, meskipun tidak mengungkapkan segala yang ada dalam pikirannya. Ada sesuatu yang membuatnya merasa ingin berada di dekatmu, sesuatu yang tak bisa ia jelaskan. Terlebih, saat ia melihatmu duduk sendirian di sudut yang sepi, tampak berjuang dengan makananmu yang sederhana, Sunghoon merasa perlu melakukan sesuatu. Entah mengapa, perasaan itu datang begitu saja. Mungkin karena ia tahu bagaimana rasanya merasa terasing, merasa berbeda. Mungkin itu alasan yang membuatnya merasa tidak bisa hanya membiarkanmu menghadapinya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN IMAGINE (AS YOUR WISH)
Fanfictionenhypen sesuai keinginan kalian. by : raeinxx 2022