Chapter 8 → (Who?)

20 0 0
                                    



Suara deru mesin motor di depan pagar rumahnya membuat Ryujin tertarik untuk sekedar mengintip melalui jendela. Bukan suara motor Changbin atau Jeongin yang sudah sangat ia kenal. Namun suara tersebut bukan yang terdengar asing untuknya.

Ryujin tidak sendiri malam itu. Ada Haewon yang mampir sepulang mereka mengajar taekwondo. Haewon ikut mengintip dari balik jendela, namun tidak mengekor Ryujin ketika gadis itu keluar karena sedikit terkejut dengan kedatangan Yongbok di sana.

Haewon membuka ponsel dan mengetik sesuatu dengan cepat dan mengirimi pesan pada seseorang. Jisung.

Jisung : "Gue udah deket. Langsung tunggu depan rumah Ryujin aja."

Haewon : "Ada Yongbok."

Jisung : "Ya biarin aja."

Haewon : "Matiin mesin mobil agak jauh."

Haewon : "Kondisinya nggak sesederhana itu."

"Yongbok!" seru gadis itu yang langsung membuka pintu, tepat sebelum Yongbok menekan bel.

Yongbok sendiri juga membatalkan niat menekan bel karena melihat pintu yang terbuka dan memunculkan Ryujin di sana. Pemuda itu langsung melangkah mendekat, bahkan saat Ryujin baru membuka sedikit pagar rumahnya. Melewati celah pagar yang dapat dilalui tubuh pemuda itu.

"Kenapa?" Jelas Ryujin bertanya-tanya karena kedatangan Yongbok yang sedikit tiba-tiba. Karena setelah kecelakaan yang menimpa Yunjin, keduanya tidak terlalu sering berkomunikasi. Ryujin mungkin sibuk dengan Minho, sementara Yongbok sibuk menyembuhkan dukanya.

Yongbok menatap Ryujin dalam-dalam. Masih seperti ada dendam di mata pemuda itu. Dendam yang bahkan tidak dimengerti juga oleh dirinya.

"Lu sadar siapa cowok yang deketin lu sekarang?" tanya Yongbok. Sudah tidak ada basa-basi lagi. Pemuda itu memegang erat kedua pundak Ryujin.

"Memangnya kenapa sama Minho?" balas Ryujin. Ada sedikit gerakan agar Yongbok melepaskan dirinya, namun Ryujin masih sedikit membiarkan.

"Harusnya gue yang nanya. Kenapa harus Minho?" Suara bass pemuda itu sama sekali tidak terdengar mengalah. Yongbok justru semakin meninggikan nada suaranya. "Kenapa gue harus kembali kalah sama Minho?"

Ryujin tidak bisa membalas ucapan Yongbok. Itu salah satu hal yang membuat dua kakak beradik itu selalu bertolak belakang. Yongbok selalu merasa kalah dari Minho dalam banyak hal. Di mata orang tua mereka, kakak sulungnya itu selalu berprestasi.

"Kalau gue nggak bisa sama lu, lu juga nggak akan bisa sama Minho. Gue nggak akan biarin itu terjadi. Minho juga nggak sebaik yang lu pikirin," desis Yongbok lagi tanpa melepaskan tatapan pada Ryujin.

Di luar pagar, Jisung menahan diri untuk tidak ikut campur begitu saja. Pemuda itu hanya bisa mencuri dengar. Benar apa yang Haewon katakan, situasi yang dialami Ryujin dan Yongbok tidak sesederhana itu.

"Jadi, lu mau gue gimana?" Tanya Ryujin akhirnya.

"Bikin Minho patah hati," kata Yongbok tanpa pikir panjang.

Ryujin memejamkan mata untuk menenangkan diri sesaat setelah mendengar apa yang diinginkan Yongbok. Gadis itu hanya bisa pasrah. Sejahat apapun Yongbok hari ini, Ryujin tetap tidak dapat menolaknya meski harus mengorbankan diri. Gadis itu baru saja mulai menemukan kebahagiaannya melalui Minho. Tapi tentu Ryujin lebih memilih untuk tidak melihat Yongbok menderita.

Jisung mengepalkan tangan ketika mendengar permintaan Yongbok. Pemuda itu juga merutuki Ryujin yang selalu mengalah untuk Yongbok. Jisung menegakkan tubuh dan memilih untuk berbalik. Tidak ingin mendengar jika Yongbok mengajukan permintaan yang lebih tidak masuk akal lagi.

SILENT CRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang