Sejak pertemuan calista dan marc di motegi, mereka kembali berkomunikasi, sebetulnya Calista malas menjalin hubungan lagi dengan Marc yang sudah memiliki tunangan. Calista tidak ingin kedua kalinya menghancurkan perasaan Marc dengan menceritakan tentang ayah Angelo. Calista merasa Marc masih mencintainya, tentunya kenyataan tentang siapa ayah angelo akan menempatkan Marc dalam posisi yang sangat sulit. Keadaan itu dikhawatirkan Calista akan menganggu konsentrasi balap Marc, padahal impiannya untuk sepuluh kali juara dunia tinggal 3 seri lagi.
Namun Calista tak sanggup menghindar, dengan alasan Angelo. Bocah itu selalu merengek untuk berbicara dengan Marc melalui telefon, dan Angelo selalu membawa tidur foto dirinya dan Marc di motegi lalu sebelum tidur. Kenyataan itu membuat dada calista sesak, ia tak kuasa mencegah adanya chemistry antara marc dan Angelo.
"Ayah, aku bersama mama tidak bisa melihatmu latihan, sebab mama ada urusan dulu, tapi jangan khawatir, aku dan mama akan ada di sana hari minggu, kau semangat ya latihannya, jangan jatuh lagi " celoteh Angelo di telfon. Bocah itu memang memiliki kemampuan kognitif dan bahasa di atas rata rata jika dibandingkan anak seusianya.
Bicara dengan Angelo terkadang seperti bukan bicara dengan anak usia 5 tahun. Sebagai anak kecil, angelo begitu pengertian dan bisa diajak komunikasi layaknya manusia dewasa. Semakin hari Calista benar-benar semakin nyata melihat Marc ada dalam diri bocah itu. Dulu, di awal-awal debutnya di dunia balap, semua orang memuji kedewasaan Marc sebagai peba lap berusia termudan namun memiliki jiwa besar, semua media masa menuliskan hal yang sama saat itu bahwa meski Marc saat itu baru berusia 20 tahun manun kedewasaannya, pengendalian emosinya sudah seperti pria berusiaa 30 atau 35 tahun. Mungkin hal itu juga menurun pada Angelo.
Lamunan Calista buyar ketika Angelo mengacungkan telepon genggan ke arahnya.
"Marc ingin bicara padamu..."
"Hallo, Calista, anakmu cerdas sekali, aku suka berbicara dengannya, meski dari dulu aku suka anak kecil, namun Angelo adalah anak kecil yang membuatku jatuh cinta...kapan kau membawanya ke sini?" Sapa Marc lalu memberondong dengan pertanyaan
"Sabtu Marc, Jakarta melborne kan hanya 4 jam, kami berangkat pagi dari jakarta. Aku ada urusan kerjaan sampai jumat malam"
"iya tidak apa-apa, oia pekerjaanmu sebagai penulis semakin maju ya? Aku senang mendengarnya, kau tak lagi menulis novel motoGP rupanya...."
Calista mulai tidak nyaman dengan arah pembicaraan Marc, " Marc, sudah dulu ya..aku harus menyiapkan makan untuk Angelo, sampai jumpa di Philip Island" lalu Calista menutup telfon itu.
Tanpa disadarinya, Angelo memperhatikan dirinya saat menelfon Marc tadi.
"Mam, kenapa kau begitu kaku dengan Marc? Marc baik padamu dan padaku..Apa kalian pernah berkenalan sebelumnya?'
Calista terkejut engan pertanyaan Angelo, haruskan dirinya jujur pada Angelo perihal hubungannya dengan Marc di masa lalu? Bocah kecil itu tak bisa dibohongi.
Calista berjalan mendekati Angelo di sofa depan televisi. "Mama akan menceritakannya nanti, setelah kau besar, boleh?"
"Tapi sekarang aku sudah besar mam" bantah Angelo
Calista mengecup kening putranya. "sabarlah sayang, suatu saat nanti mama akan cerita"
to be continued
YOU ARE READING
When The Dream Come True
Fanfictionini adalah FF yang dibuat lebih dari 2 tahun yang lalu, dan telah terlebih dulu di publish di website pribadi saya di mercymarc.blogspot.com Bahkan judul FF ini mendahului peluncuran buku biografinya Marc yang berjudul Dream Come True FF ini berceri...