CHAPTER 03

57 8 2
                                    

Tanpa kabar sebelumnya mendadak kedua orang tua Haechan pulang kekorea setelah 10 tahun lebih tinggal di Chicago.

Kini orang tua Haechan sudah berada di apartemen anaknya. Niat awal ingin merahasiakan kedatangan mereka dari Haechan. Tadinya mereka ingin memberikan kejutan tapi sayangnya rencana mereka gagal. Haechan sedang liburan di jeju bersama Suri, adik Jeno.

Seketika Haechan bergegas memesan tiket pesawat untuk kembali pulang ke seoul begitu mendapat kabar bahwa sekarang orang tuanya ada di Korea. Meninggalkan Suri yang masih ingin tinggal beberapa minggu di Jeju.

Setibanya di apartemen, Haechan langsung di sambut oleh senyum manis dan pelukan hangat dari pria cantik bernama Ten, Mae Haechan.

Cukup lama Haechan dan Ten berpelukan. Membuat pria tinggi di samping mereka merasa cemburu.

"Ehem, sepertinya beruang manis satu ini sudah melupakan Daddynya." Protes Jhonny suh, Daddy haechan.

Mendengar itu segera Haechan beralih memeluk daddynya. "Aku kangen sama Daddy dan Mae. Kenapa kalian baru sekarang ke Korea?"

"Daddy dan Mae juga rindu sama Haechan makanya sekarang kita ke Korea." Daddy Jhonny memeluk haechan cukup lama. Melepas kerinduan selama ini.

"Pelukannya udahan dulu ya Mae sudah masak makanan kesukaan Haechan, kimchie jigae. Buruan dimakan sebelum dingin."

Mendengar perkataan Maenya membuat Haechan langsung melepaskan pelukan daddynya. Bergegas ke meja makan. Jujur saja, Haechan sudah sangat merindukan masakan Maenya.

Seusai makan, keluarga Haechan kini tengah duduk di ruang tengah. Asyik menonton kartun Sinchan, kartun favorit Haechan.

"Sayang, bisakah kamu matikan tvnya? Ada yang ingin Daddy dan Mae sampaikan." Jhonny berusaha membuka percakapan serius dengan putranya

"Hmm iya, kenapa daddy?" Haechan kini beralih menatap daddynya

"Haechan, tolong dengarkan baik baik yang akan Daddy katakan. Sebelumnya Daddy ingin meminta maaf. Apa kamu ingat dulu perusahaan Daddy pernah bermasalah dan terancam bangkrut?" Johnny berusaha untuk setenang mungkin untuk berbicara dengan putranya. "Saat itu paman Jaehyun hadir menyelematkan perusahaan Daddy dan bantuan itu tidaklah gratis. Kami sepakat untuk menjodohkanmu dengan Mark." lanjutnya Jhonny lagi dan itu membuat Haechan terdiam layaknya patung.

Haechan tidak mau Daddy!! Haechan tidak mau di jodohkan apalagi dengan Mark. Haechan sudah dewasa dan lagi Haechan punya seseorang yang Haechan cintai." Ucap Haechan dengan nada yang cukup keras dan itu membuat kaget kedua orang tuanya.

"Sayang, kamu sudah punya pacar? Sudah berapa lama kalian berhubungan? Dia berasal dari keluarga mana? Kenapa selama ini kamu tidak pernah cerita?" Tanya Ten pada Haechan tanpa jeda sekalipun.

"Haechan dekat dengannya sudah lebih 10 tahun hanya saja baru 5 tahun ini kita serius menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Dia berasal dari keluarga yang baik dan dia adalah seorang dokter. Pastinya Daddy dan Mae akan terkejut begitu bertemu dengannya." Haechan menjelaskan tak kalah panjang lebar dari Maenya.

"Daddy ingin kamu meninggalkan kekasihmu itu dan menerima perjodohanmu dengan Mark."

Haechan tak mampu lagi menahan tangisannya. Haechan begitu kecewa dengan daddynya. Sosok yang selama ini dia kagumi seketika lenyap. Haechan berlari dan mengunci diri dalam kamarnya. Menangis sejadi jadinya. Cintanya pada Jeno sangat dalam dan tak pernah terbayangkan untuk berpisah dengan Jeno.






Kedatangan Haechan mengagetkan Jeno. Pasalnya Haechan datang begitu pagi di saat semua orang masih tertidur. Penampilannya pun tampak begitu kacau. Rambut kusut, mata sembab karena menangis semalaman.

Kamu akan menyukai ini

          

Pelukan hangat dan aroma tubuh Jeno membuat hati Haechan menjadi tenang. Atas perintah Jeno, Haechan segera pergi membersihkan tubuhnya sedangkan Jeno sibuk di dapur membuatkan sarapan seadanya untuk beruangnya.

Seusai mandi, Haechan langsung berjalan menuju makan. Duduk diam di meja makan sambil sesekali melihat kekasihnya yang masih sibuk menyiapkan sandwich dan secangkir kopi hangat untuknya.

"Bisakah hari ini kau tidak pergi ke rumah sakit? Ada hal penting yang ingin kukatakan." Pinta Haechan ke Jeno

"Maaf sayang, aku tidak bisa. Ada beberapa urusan yang harus ku selesaikan di rumah sakit. Aku janji akan pulang secepatnya."

Jeno langsung menyerahkan sarapan buatannya ke beruangnya. Pamit Jeno ke Haechan dengan mencium lembut kening dan mencium sekilas bibir manis kekasihnya.

Setelah kepergian Jeno dan menghabiskan sarapannya, Haechan memberanikan diri untuk mengaktifkan ponselnya. Ada beberapa notifikasi panggilan dan pesan dari kedua orang tuanya yang menanyakan keberadaan nya.

Ada satu nomor asing yang mengiriminya pesan. Itu adalah nomor Mark. Isi pesannya menyatakan bahwa Mark akan segera menyelesaikan urusannya di Kanada dan pulang kekorea untuk mengurus segala urusan pertunangan mereka.

Jeno menepati janjinya. Sore harinya Jeno pulang setelah meninggalkan Haechan sendirian di apartemennya.

Tampak Haechan tengah sibuk memasak makan malam untuknya dan juga samoyednya. Seusai membersihkan tubuhnya, Jeno langsung bergegas melangkah ke arah meja makannya. Terlihat beberapa makanan telah tertata rapi di meja makan. Tanpa menunggu lebih lama lagi Jeno langsung menyantap semua makanan yang tersedia.

Malam semakin larut, Haechan belum bisa memejamkan matanya untuk segera tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Haechan tak tenang. Haechan terus memikirkan hubungannya dengan Jeno dan masalah perjodohan. Haechan memposisikan tubuhnya untuk membelakangi tubuh Jeno. Ia tak ingin mengganggu tidur kekasihnya itu tapi ternyata itu tak berhasil. Jenopun terbangun dari tidurnya.

Dapat Haechan rasakan pelukan erat di bagian perutnya dan elusan lembut di tangan mungilnya. Jenopun memberikan kecupan lembut di pucuk kepala kekasihnya itu. Sepertinya, Jeno sedang berusaha memberikan ketenangan untuk Haechan.

Jeno tak ingin memaksa Haechan untuk segera bercerita. Jeno akan menunggu hingga akhirnya Haechan siap untuk menceritakan segala masalahnya.

Seketika Haechan berbalik melihat wajah Jeno. Mengelus pipi tirus kekasihnya itu. Jeno langsung menarik Haechan ke dalam pelukannya. Mengusap lembut bahu mungil Haechan. Berusaha menenangkan beruangnya.

Orang tuaku menjodohkanku dengan Mark." Akhirnya Haechan memberanikan diri membuka suara. Menjelaskan permasalahan yang di hadapinya ke Jeno. "Aku tidak ingin di jodohkan dengan Mark. Aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku sangat mencintaimu, Jeno," lanjutnya yang semakin mengeratkan pelukannya ke Jeno. Seketika terdengar suara isak tangis Haechan yang terdengar jelas di telinga Jeno

Jeno terdiam sesaat begitu mendengar penjelasan kekasih mungilnya. Haechan mendongak. Kembali melihat wajah Jeno.

"Bisakah kau meluangkan waktu di akhir pekan ini? Aku ingin mengenalkan mu ke orang tuaku." Pinta Haechan kembali.

Pertanyaan Haechan membuat Jeno kembali tersadar. Menatap dalam beruangnya. Tanpa berpikir panjang Jeno lantas mengiyakan permintaan Haechan. "Baiklah aku akan mengosongkan waktuku akhir pekan ini."

Jeno mencium kening Haechan cukup lama dan kembali memeluk tubuh mungil kekasihnya itu.

"Jeno, aku mencintaimu. Aku tidak ingin berpisah darimu." Pelukan Haechan semakin erat. Air mata Haechan kembali keluar begitu saja.

"Tenanglah sayang. Aku juga mencintaimu. Aku tidak akan meninggalkanmu."

Bagaikan sihir, Jeno berhasil membuat Haechan lebih tenang bahkan tertidur hanya dengan beberapa kata dan belaian lembut di bahu beruangnya.






Akhir pekan yang ditunggu tiba. Sesuai kesepakatan, mereka akan bertemu di sebuah restoran. Jeno dan Haechan sudah lebih dulu ada di restoran menunggu kedatangan kedua orang tua Haechan. Suasana restoran cukup banyak pengunjung mengingat sekarang hari weekend.

Jeno tampak begitu pucat, padahal baru sampai dan baru mendudukkan pantatnya di kursi. Ada banyak ketakutan yang ia rasakan dan itu terlihat sangat jelas dari raut wajahnya. Ketakutan akan kejadian di masa lalu serta ketakutan akan hubungannya dengan Haechan yang tak di restui.

Cukup lama Haechan dan Jeno menunggu tapi sayangnya kedua orang tua Haechan tak jadi datang. Kedua orang tua Haechan lebih memilih memenuhi undangan makan malam keluarga Jung.

Marah, kecewa dan sedih, itu semua yang kini Haechan rasakan. Marah dan kecewa terhadap kedua orang tuanya yang tak menepati janji. Haechan merasa sedih jika harus berpisah dengan Jeno.



                                        L'amour vrai
                                   18 November 2024

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lanjut kak bagus bangeet

3mo ago

l'amour vraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang