7. DI ANTARA RAK BUKU.

17 3 0
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. DI ANTARA RAK BUKU.

B.U.M.I.A.S.M.A.R.A.L.O.K.A.

Jangan lupa vote dan spam komen.

.
.

HAPPY READING!!

°°°

Langkah kaki Raffael terasa berat saat ia melangkah memasuki Gramedia sore itu. Seharusnya ia sudah pulang sejak tadi setelah menyelesaikan urusannya di sekolah, tapi entah kenapa, toko buku ini seolah memanggilnya. Tangannya menggenggam buku sketsa kosong yang ia rencanakan untuk dibeli. Rencananya sederhana beli buku, pulang, lalu menghabiskan sore di kamar untuk menggambar.

Namun, rencana itu berubah total ketika matanya menangkap sosok yang begitu akrab namun tetap terasa asing. Natasya.

Di ujung rak, gadis itu berdiri sambil memegang sebuah novel. Rambut hitam panjangnya tergerai sempurna, berpadu dengan jaket jeans yang membuatnya terlihat sederhana, namun tetap menarik perhatian. Natasya tampak asyik membolak-balik halaman buku, terkadang mengernyit, lalu tersenyum kecil, seolah sedang berbicara dengan tokoh-tokoh di dalam cerita itu.

Raffael berhenti melangkah. Matanya terpaku pada Natasya. Jantungnya berdebar lebih kencang, seperti ada seseorang yang memainkan drum tanpa henti di dalam dadanya. Ia tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu yang begitu memikat dari gadis itu.

"Kenapa gue kayak orang bego gini?" gumamnya pelan, merasa kesal pada dirinya sendiri. Ia sudah memandangi Natasya selama hampir lima menit terakhir, tapi kakinya terasa seperti ditanam di lantai.

Di sisi lain, Natasya sama sekali tidak menyadari keberadaan Raffael. Fokusnya sepenuhnya tertuju pada buku di tangannya. Ia sedang membaca sinopsis di bagian belakang buku, mencoba memutuskan apakah novel itu layak dibeli atau tidak.

Raffael mengusap tengkuknya, mencoba mengumpulkan keberanian."Oke, nggak ada cara lain. Kalau gue nggak nyapa sekarang, mungkin nggak akan ada kesempatan lagi."

Ia menarik napas panjang, lalu melangkah mendekati Natasya. Langkahnya perlahan, hampir ragu. Ia merasa seperti seorang prajurit yang mendekati medan perang, meskipun kenyataannya ia hanya akan menyapa seorang gadis di toko buku.

"Hai." suara Raffael terdengar serak, namun cukup jelas untuk membuat Natasya menoleh.

Gadis itu mendongak, dan matanya langsung bertemu dengan mata cokelat Raffael. Sesaat, ekspresi terkejut terpancar di wajahnya sebelum berubah menjadi senyuman kecil yang manis."Eh, Kak Raffael?"

Raffael mengangguk, mencoba terlihat santai meskipun jantungnya masih berdetak cepat."Iya. Lagi nyari buku?"

Natasya mengangguk sambil mengangkat novel di tangannya."Iya, lagi cari sesuatu yang ringan buat nemenin malem minggu."

BUMI ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang