Bab 25: Cahaya dalam Kehampaan

2 1 0
                                    


---

Ketika cahaya dari Pilar Persatuan dan Kesetiaan memudar, keheningan yang memekakkan telinga melingkupi dunia. Debu yang beterbangan mulai turun perlahan, melapisi tanah yang retak dengan lapisan tipis abu. Kael dan Lyra berdiri di tengah kehancuran itu, tubuh mereka gemetar, hampir tidak mampu menahan diri untuk tetap berdiri.

Kael menggenggam tangan Lyra erat, merasa bahwa jika ia melepaskannya, semua ini hanya akan menjadi mimpi buruk yang tidak berujung. "Kita berhasil," bisiknya, meskipun keraguan masih menyelimutinya. "Kita berhasil, kan?"

Lyra tidak menjawab. Matanya menatap ke sekeliling. Langit yang semula retak sekarang tampak seperti kaca yang menyatu kembali, tetapi warnanya masih kelabu, tanpa tanda-tanda kehidupan yang biasanya melukis langit pagi. Dunia ini belum kembali seperti semula—tetapi setidaknya kehampaan telah lenyap. Itu adalah permulaan.

Namun, ketika mereka mulai melangkah keluar dari reruntuhan pusat retakan, sebuah suara berat bergema di sekitar mereka.

"Kalian pikir ini sudah berakhir?"

Kael dan Lyra berbalik serempak, hati mereka mencelos ketika melihat sosok yang muncul dari balik bayangan. Itu adalah pria tua tadi—sosok yang telah menjadi perwujudan kehampaan. Tetapi kali ini, wujudnya berubah. Wajahnya yang penuh keriput kini memancarkan cahaya aneh, tubuhnya seolah bercampur dengan bayangan dan cahaya yang saling bertentangan.

"Kalian telah menghancurkan sebagian dari kekuatanku," katanya, suaranya menggetarkan udara. "Tetapi dunia ini tidak bisa kembali seperti semula hanya dengan itu. Kalian telah membuka pintu ke sesuatu yang jauh lebih besar... sesuatu yang tidak bisa kalian kendalikan."

Kael mengangkat Pilar Persatuannya, meskipun tubuhnya hampir runtuh karena kelelahan. "Jika kau masih ingin menghancurkan dunia ini, kau harus melewati kami lagi," katanya dengan tegas.

Pria tua itu tertawa pelan, sebuah suara yang terdengar seperti derit pintu tua. "Aku tidak perlu menghancurkan dunia ini. Dunia ini sudah rusak. Apa yang kubutuhkan... adalah kalian."

---

Sebelum Kael atau Lyra sempat bereaksi, sebuah energi gelap meluncur ke arah mereka. Lyra berusaha melindungi Kael dengan Pilar Kesetiaannya, menciptakan perisai cahaya yang nyaris menahan serangan itu. Tapi kekuatan pria tua itu terlalu besar. Perisai Lyra retak, dan mereka terlempar ke belakang, jatuh ke tanah dengan keras.

Kael merasakan darah mengalir dari sudut bibirnya. Ia berusaha bangkit, tetapi tubuhnya tidak merespons. Lyra, yang berada tidak jauh darinya, menggenggam Pilar Kesetiaannya dengan gemetar. "Kita tidak bisa menyerah sekarang," katanya dengan suara putus asa. "Dunia ini membutuhkan kita."

Kael mengangguk pelan. "Tapi... bagaimana caranya? Pilar kita sudah hampir kehabisan energi."

Suara pria tua itu kembali bergema. "Pilar kalian memang kuat, tetapi kekuatannya tidak cukup untuk melawan kehampaan. Satu-satunya cara untuk mengalahkanku adalah dengan menyerahkan diri kalian sepenuhnya pada Pilar itu. Tetapi ingat ini: pengorbanan yang kalian berikan akan menjadi akhir dari segalanya—termasuk kalian."

Kael dan Lyra saling berpandangan. Mereka tahu bahwa keputusan ini adalah keputusan yang tidak bisa dibatalkan. Dunia ini masih memiliki peluang untuk dipulihkan, tetapi apakah mereka siap untuk kehilangan segalanya demi itu?

Lyra meletakkan tangannya di bahu Kael. "Jika kita tidak melakukannya, semua ini akan sia-sia. Semua yang telah kita perjuangkan... pengorbanan Aelion... semuanya tidak akan berarti."

Kael menggenggam tangan Lyra, matanya penuh dengan tekad. "Jika ini adalah akhirnya, aku ingin menghadapinya bersamamu."

---

Kael dan Lyra berdiri berdampingan, memegang Pilar mereka dengan erat. Mereka menutup mata, membiarkan energi dari Pilar Persatuan dan Pilar Kesetiaan mengalir melalui tubuh mereka. Cahaya yang muncul jauh lebih terang daripada sebelumnya, menyelimuti mereka berdua dalam lingkaran yang seolah memisahkan mereka dari dunia luar.

Pria tua itu mencoba melawan, melepaskan gelombang energi gelap ke arah mereka, tetapi cahaya dari Pilar mereka semakin kuat, menembus kegelapan itu seperti matahari yang menyapu malam.

"Kael," kata Lyra pelan, meskipun suaranya bergetar. "Jika kita tidak berhasil... aku hanya ingin kau tahu bahwa aku selalu percaya padamu."

Kael tersenyum samar, menoleh padanya. "Kita akan berhasil, Lyra. Aku juga percaya padamu."

Dengan satu tarikan napas terakhir, mereka membiarkan Pilar mereka bersinar dengan kekuatan penuh. Energi dari kedua Pilar itu bergabung, menciptakan ledakan cahaya yang begitu besar hingga menutupi seluruh dunia. Cahaya itu tidak hanya menghapus kehampaan—tetapi juga menutup luka yang telah merusak dunia ini selama bertahun-tahun.

---

Ketika cahaya itu akhirnya memudar, dunia kembali sunyi. Langit yang kelabu kini berubah menjadi biru cerah, dan tanah yang retak mulai tertutup oleh tumbuhan hijau yang baru tumbuh. Namun, tidak ada tanda-tanda Kael dan Lyra di mana pun.

Di tempat mereka berdiri sebelumnya, hanya ada dua Pilar yang kini berdiri sendiri, tertanam di tanah. Pilar Persatuan dan Pilar Kesetiaan bersinar lembut, seolah menjaga dunia ini dari kehancuran lebih lanjut.

Di kejauhan, sosok pria tua itu terlihat berlutut, tubuhnya melemah. Kekuatannya telah hilang, dan ia hanya bisa menatap dunia yang perlahan pulih dengan rasa campur aduk. "Kalian menang," katanya pelan, suaranya penuh penyesalan. "Tapi apakah ini benar-benar akhir yang kalian inginkan?"

---

Epilog

Bertahun-tahun kemudian, legenda Kael dan Lyra masih diceritakan di seluruh dunia. Mereka adalah pahlawan yang mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Pilar Persatuan dan Kesetiaan menjadi simbol harapan, dan dunia yang hancur kini hidup kembali.

Namun, di suatu tempat yang jauh dari jangkauan manusia, dua jiwa saling berpegangan tangan, berjalan bersama di dunia yang tidak dikenal. Mereka tidak tahu ke mana mereka pergi, tetapi mereka tahu satu hal: mereka tidak pernah sendiri.

Bersambung…

Destiny of the Cultivator: War of the Gods  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang