Kata-kata ini meledak di telinga Luo Wan Qing, dan ia tak sanggup menjawabnya.
Xie Heng menatapnya dengan tenang, pinggang Luo Wan Qing menegang di bawah telapak tangannya. Reaksi tubuh orang ini lebih jujur daripada dirinya sendiri, tidak menyisakan ruang untuk penyangkalan lebih lanjut.
Melihatnya mengerti maksudnya, Xie Heng juga jadi tenang, tangannya bersiap untuk melepaskannya.
Namun, pada saat itu, Luo Wan Qing memegang tangan Xie Heng dan memaksanya untuk meletakkannya di pinggangnya.
Xie Heng tiba-tiba mengangkat matanya dan melihat Luo Wan Qing menatapnya dengan keras kepala.
"Aku bisa belajar." Luo Wan Qing menatap mata dingin itu dan bergerak maju. Ia jelas sangat gugup, tetapi masih berpura-pura tenang dan berkata dengan serius, "Mohon Tuan Muda ajari aku."
Xie Heng tidak berbicara, seluruh tubuhnya tegang.
Entah apakah ia terlahir begitu berani atau apakah ia berani karena alkohol. Luo Wan Qing menekan detak jantungnya yang "berdebar-debar" dan cukup berani untuk menyelipkan tangannya di sepanjang telapak tangan Xie Heng, dengan ragu-ragu menyelinap masuk ke dalam lengan pakaian Xie Heng.
Saat lengannya disentuh, Xie Heng tiba-tiba tersadar. Seolah-olah ia terbakar olehnya, ia tiba-tiba bertindak, mencekik lehernya dengan kecepatan yang tidak dapat ditahan oleh Luo Wan Qing, dan mendorongnya dengan keras ke pohon, berteriak dingin, "Apa yang kau lakukan?!"
"Membuktikan pada Tuan Muda," Luo Wan Qing memiringkan kepalanya sedikit untuk memberi dirinya ruang bernapas, "Aku bisa pergi ke Kediaman Pangeran Guang'an."
"Membuktikan?" Xie Heng tertawa marah, "Bagaimana kau membuktikannya?"
Saat ia mengatakan itu, ia tidak bisa menahan kekuatan di tangannya, menatap bibir dan gigi Luo Wan Qing yang terbuka untuk bernapas, melihat air di ujung lidahnya, ia mencondongkan tubuh ke dekatnya dan bertanya dalam suara rendah, berbisik, "Kau anggap aku seperti apa? Dan bagaimana dengan Cui Heng?"
Luo Wan Qing mengangkat matanya dengan bingung, sejenak tidak mengerti apa yang ditanyakan Xie Heng, dan apa hubungannya ini dengan Cui Heng?
Ia menarik napas dalam-dalam dan bertanya bingung, "Tuan Muda?"
Setelah mendengar pertanyaan ini, Xie Heng segera menyadari apa yang telah ditanyakannya.
Ia mengerutkan bibir dan tidak bisa berkata-kata. Napasnya agak tidak terkendali dan berantakan, tak sanggup membedakan apakah itu karena kemarahan atau yang lainnya.
Ia mencekik leher Luo Wan Qing, dan untuk sesaat, ia ingin mencekiknya sampai mati, tetapi ia tahu bahwa itu bukan salah wanita ini, namun kesalahannya sendiri.
Luo Wan Qing benar. Benar-benar harus ada seseorang untuk mengawasi Li Gui Yu. Sekarang Li Gui Yu tidak akan pernah membunuhnya, tentu saja ia merupakan kandidat terbaik. Ia rela melakukan itu demi dirinya dan tak ada yang bisa menghentikannya.
Tetapi ia memprovokasi dirinya lagi.
Memprovokasinya adalah satu hal, dan ia bisa memaksanya untuk tinggal, menolak penolakan wanita itu. Ia punya banyak cara untuk memaksanya.
Namun, ia tidak sanggup melakukannya.
Ia menatap Luo Wan Qing yang tegang dan ketakutan di hadapannya, merasakan kulitnya menempel di ujung jarinya.
Setelah sekian lama, akhirnya ia membuat keputusan dan mendorongnya ke samping dengan kasar.
Luo Wan Qing terhuyung dan mendapat kembali keseimbangannya, hanya untuk mendengarnya berkata dingin, "Menjauhlah dariku."
Selagi ia berbalik pergi, Luo Wan Qing, yang melihat tindakannya, bergegas berlutut dan memohon, "Mohon izinkan aku!"
Xie Heng berhenti, memunggungi Luo Wan Qing selagi ia mengepalkan tinjunya.
Setelah sekian lama, ia memejamkan matanya dengan pasrah. "Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan?"
Luo Wan Qing mendongak kosong, dan Xie Heng menegaskan, "Bahkan jika kau pergi ke sisinya sekarang, kau tidak akan bisa membunuhnya. Kenapa kau ingin pergi ke sisinya?!"
"Aku ...." Luo Wan Qing ragu-ragu, "Aku ingin mencaritahu beberapa hal."
"Apa yang ingin kau ketahui?"
Xie Heng balas meliriknya dingin, dan Luo Wan Qing terdiam.
Tepat sewaktu Xie Heng mengira ia tidak akan merespons dan sudah akan lanjut mengomelinya, Luo Wan Qing tiba-tiba buka suara, "Aku ingin tahu, apa yang ayahku lakukan dulu."
Luo Wan Qing memandang Xie Heng serius. "Aku ingin tahu, kenapa ia bunuh diri. Kenapa Li Gui Yu memfitnah keluarga Luo? Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?"
"Memangnya kenapa kalau kau mengetahuinya?" Xie Heng berucap dingin. "Pada akhirnya, ia membunuh ayahmu. Jika kau ingin membunuhnya, maka bunuh saja dia. Apa gunanya menjernihkan masa lalu?"
"Ada sepatah kalimat di 'Hukum' Departemen Inspeksi." Luo Wan Qing menjawab datar setelah mendengarkan perkataan Xie Heng. "Hukuman harus sesuai dengan kejahatannya. Bahkan jika ia membunuh ayahku, aku harus mencaritahu kenapa ia jadi seperti dirinya sekarang, bukannya malah membunuhnya secara membabi buta."
Mendengar ini, Xie Heng membeku.
'Hukum' itu—adalah kumpulan upaya Cui Qing Ping dan masih banyak yang lainnya, prinsip yang dijalakankan oleh Departemen Inspeksi.
Namun saat ini, ia tiba-tiba saja membenci prinsip ini.
Ia menatap Luo Wan Qing yang berlutut di bawah, menyadari untuk pertama kalinya—atau barangkali, lagi—betapa jauh perbedaan antara mereka.
Ia adalah hantu jahat, gentayangan di bumi, melakukan dosa dan pembantaian. Luo Wan Qing adalah dewi Guan Yin yang duduk di atas singgasana teratai, berselimut lumpur, namun murni.
Tetapi, apa yang dikagumi dan dihargainya, justru adalah sifatnya yang selaras dengan prinsip ini.
Ia tidak sanggup menghancurkan aspek karakternya ini, juga tidak bisa menyangkalnya.
Merasa malu, ia mengalihkan pandangannya tanpa kata.
Luo Wan Qing berlutut diam di tanah, menunggu keputusannya.
Setelah sekian lama, Xie Heng akhirnya bicara.
"Jika aku membuatmu memilih ...."
Luo Wan Qing mendongak kosong.
Xie Heng terdiam, mengerutkan bibirnya rapat-rapat dan tidak melanjutkan.
Kenapa memilih, apanya yang bisa dipilih?
Apalah seorang Cui Heng?
Cui Heng hanyalah perisai baginya, orang lewat, yang bahkan tak akan dipikirkannya ketika ia membalaskan dendam temannya.
Apa yang Cui Heng miliki untuk menghentikan keinginannya untuk berada di sisi Li Gui Yu?
Mengatakan itu, hanya akan membawa penghinaan bagi dirinya sendiri; Xie Heng pun memaksa dirinya untuk diam dan memalingkan kepalanya.
"Tuan Muda?"
"Urusan dengan ayahmu dulu, yang berkaitan dengan Cui Qing Ping, sudah lama didokumentasikan secara terpisah oleh Departemen Inspeksi. Plakat misinya ada di Paviliun Rahasia, di dalam Departemen Inspeksi, hanya para Agen dengan pangkat keempat ke atas baru bisa mengambil kasus ini."