JRR - 16

384 73 7
                                    

REVISI! Berubah semua, termasuk dia yg tiba' berubah. Wkwk candaa~ ya kali author sepertiku galau karna cinta, not my style!

***

"Gak waras nih orang, dari tadi senyam senyum sendiri." Satya mendelik kearah Jasver.

Sejak drama kantin yang tadi di saksikan oleh keempat teman Jasver, lalu melihat lelaki itu keluar dari kantin membawa Sahla. Setelahnya, Jasver kembali ke kelas sembari tersenyum.

Yang membuat janggal, Jasver terus terusan memegangi pipinya, melamun sambil tersenyum. Bahkan daun telinganya ikut memerah.

"Dia kenapa sih?" Tanya Arkan mulai risih.

Tidak biasanya Jasver seperti ini. Yang mereka kenal, Jasver itu kaku, datar, cuek, irit berbicara dan emosian. Melihat Jasver seperti sedang mabuk cinta, jelas tak biasa bagi keempat temannya.

Sampai membuat mereka berempat menatapi Jasver dengan pandangan geli.

"Jas, jangan gila dulu. Besok kita mau tampil," ucap Satya menoyor-noyor pundak Jasver dengan jari telunjuknya.

Raut Jasver berubah datar, ia mendelik tajam kearah Satya. "Ck, bisa diem gak sih lo?"

"Lo ngapa sih, jing? Aneh banget dari tadi. Di kantin marah marah, sampe kelas kayak orang gila."

Jasver merotasikan matanya. "Kepoan lo semua."

Memutuskan untuk tidak mempedulikan keberadaan empat temannya yang sedari tadi terus memperhatikannya, Jasver meraih benda pipih di saku celana abu abunya.

Cebol 👶🏻
Sorry soal gue tiba tiba cium pipi lo
Itu reflek, sumpah ✌🏻

Jasver mendengus geli, padahal kalau itu memang di sengaja, Jasver tidak akan marah. Malah, Jasver sekarang tau, apa yang bisa meredam amarahnya selain mendengar suara Sahla atau menatap wajah gadis itu.

Di cium Sahla, menjadi salah satu obat peredam amarah Jasver.


"Damn! That girl drives me crazy." Bisik Jasver.

Padahal misinya adalah membuat Sahla menderita menjadi babunya. Namun tidak seperti yang di rencanakan, Sahla dengan kepribadiannya membuat Jasver malah merasakan sesuatu yang membahagiakan dan berdebar.

Jasver rasa dirinya akan gila jika Sahla terus ada di dekatnya, namun membiarkan Sahla pergi itu adalah sebuah kesalahan dan kerugian besar bagi Jasver.

Gadis seperti Sahla, tidak akan Jasver lepas.

"Heh gila! Lo kenapa sih?" Satya mendelik kearah Jasver. "Takut gue, njing."

Jasver tersenyum miring. "Sat, gue lagi salting."

"Ya terus?"

"Tangan gue gatel, muka lo jelek juga."

"Hah? Ap- "

Bugh

"Akh anjing! Monyet lo, Jas!"

Jasver menatap datar. "Belum puas, Sat."

____________

Dan berujung bergulat lalu di seret ke ruang BK. Itu lah pertemanan Jasver dan Satya. Mereka memang sering beradu jotos, tapi hanya emosi yang lewat setelah di hukum guru BK, semua akan kembali baik baik saja.

JASVER : Lethal BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang