Bab 19

938 176 37
                                    

2 bulan berlalu...

Selama itu juga hubungan Feerel dengan Marsha semakin dekat. Selama dua bulan terakhir ini, Feerel menjalani masa pemulihannya di rumah dengan ditemani oleh keluarganya, Marsha dan kedua anaknya. Aran tidak mengizinkan Feerel memasuki kantor, dia memerintahkan Feerel untuk banyak istirahat di rumah agar tubuhnya cepat pulih.

Karena Feerel tidak masuk kantor, hal itu juga berlaku untuk Marsha. Tetapi tugas Marsha selama dua bulan ini adalah mengurus dan menjaga Feerel setiap harinya. Karena hal itulah, Feerel dan Marsha semakin dekat karena bertemu setiap hari selama dua bulan. Begitupun hubungan antara Feerel dengan kedua anak Marsha. Grace dan Michelle kerap ikut menemani Feerel selama dua bulan ini, setelah mereka dijemput oleh Marsha dari sekolah, mereka selalu ikut ke rumah Feerel untuk menemani Feerel. Jika kalian tanya seberapa dekat hubungan mereka, kalian bisa baca sendiri ini.

"Jangan kebanyakan ngehirup nikotin Rel, nggak baik buat tubuh kamu." peringat Marsha.

"Iya Cha, cuman sesekali aja kok, santai aja santai." balas Feerel.

Kalian sadar nggak apa yang berubah? Mereka sudah tidak menggunakan embel-embel mas atau kak ketika memanggil satu sama lain, bahkan bicaranya sudah tidak menggunakan bahasa baku. Memang dulu saat bersama Grace dan Michelle, mereka sudah tidak menggunakan bahasa baku. Tetapi jika sedang berdua saja, mereka pasti berbicara secara formal satu sama lain.

Saat ini mereka sedang berada di balkon kamar Feerel. Marsha baru saja datang setelah tadi mengantarkan kedua anaknya pergi sekolah. Ketika dia datang ke kediaman Wardhana, tidak ada siapapun yang menyambutnya, Aran ke kantor, Chika ke butik, dan Indira ke sekolah. Lalu bagaimana dengan Feerel? Dia ada di rumah, tetapi dia tidak menyambut Marsha atau bahkan membukakan pintu rumahnya. Lagipula Marsha juga mempunyai kunci rumahnya karena diberi Chika, jadi Feerel rasa dia tidak perlu membukakan pintu untuk Marsha.

Semenjak diberi tugas untuk mengurus Feerel, Marsha diberikan akses untuk keluar masuk kediaman Wardhana dengan bebas. Karena waktu itu Feerel tidak mungkin jika harus turun dari kamarnya dan membukakan pintu untuk Marsha setiap pagi.

Feerel sedari tadi sedang bersantai di balkon dengan ditemani rokok elektriknya. Feerel tidak kecanduan, hanya saja jika sedang banyak pikiran, Feerel pasti melampiaskannya dengan menghirup zat nikotin dari rokok elektriknya.

"Yaudah, aku bersih-bersih kamar kamu dulu." Marsha pergi dari balkon dan beralih membersihkan kamar Feerel yang sangat berantakan.

Padahal umur Feerel sudah terbilang matang, tetapi dia terkadang tidak memiliki kesadaran untuk sekedar membersihkan kamarnya sendiri. Marsha tidak merasa kesal jika harus membersihkan seluruh sudut kediaman Wardhana, toh dia tetap digaji sesuai dengan gajinya di kantor. Menurutnya bersih-bersih rumah lebih mudah daripada harus mengurus kerjaan di kantor.

"CACHAA!" teriakan Feerel membuat Marsha kembali menuju balkon.

"Kenapa Rel? Nggak usah teriak-teriak juga bisa kan, berisik tau." ungkap Marsha, dia memunculkan badannya dari balik pintu balkon.

"Iya iya maaf, buatin aku kopi dong." pinta Feerel.

"Nggak, nggak ada kopi lagi. Kemarin kamu udah minum kopi." tolak Marsha.

"Please Cha, kali ini aja. Boleh ya?" mohon Feerel dengan nada dimanja-manjakan.

Tetapi Marsha tidak bisa diluluhkan semudah itu, "Sekali enggak ya enggak Rel."

Marsha membalikkan badannya hendak kembali membersihkan kamar Feerel. Tetapi langkahnya terhenti karena tangan Feerel menahan tangannya.

"Kalo kamu nggak buatin aku kopi, aku bakal-"

INFINITY LOVE | FreShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang