♡ Kacang ♡

119 15 1
                                    

Sakura membersihkan rumah dengan tenang karena balita tengilnya sedang pergi ke rumah Uzumaki.

Ia sedikit lega saat tahu Boruto akan pergi di tahun ajaran baru nanti, sambil menunggu jadwal Sasuke kosong, ia akan membuat omong kosong atau berbohong pada Sarada agar ia mau bersabar sebentar.

Suara mesin terdengar begitu Sakura menekan tombol on pada robot pintarnya untuk menyapu setiap sudut-sudut lantai hingga ke ujung.

Ia tinggal memasukan baju ke dalam mesin cuci, lalu mengejar deadline terjemaahnya.

Pagi hari yang menyenangkan untuknya.
Hinata setelah memandikan Hima jadwalnya juga akan senggang, biasanya ibu dua anak itu akan membuat kue bersama si bungsu.

Membiarkan dua anak nakal bermain di teras ataupun halaman. Pembangunan di halaman Uzumaki juga sudah selelsai beberapa hari yang lalu, kolam ikan permintaan Boruto sudah cantik dengan ikan mas yang berrenang kesana kesini.

Mengasuh dua anak cukup menguras tenaga jadi Sakura dan Hinata bekerja sama untuk mengabaikan sebentar mereka selagi suara keduanya masih terdengar.

Jika sudah tidak ada suara maka cukup di curigai. Beruntung kompleks yang mereka tinggali sangat aman dengan satpam yang sering berjaga keliling entah itu siang atau malam.

Sakura mengumpulkan semua baju kedqlam kranjang kotor. Buruknya Sasuke seperti laki-laki pada umumnya, ia akan menaruh baju sembarang tempat membuatnya kesal untuk mencuci baju.

Ruang laundry room sangat terang karena cahaya matahari langsung masuk ke ruangan ini.

Aktivitasnya terhenti saat mendengar suara tangisan Sarada yang menggelegar, ia kadang malu jika Sarada susah seperti ini, ia takut membuat tetangga sebelah menjadi risih dan keganggu.

Sakura menghela nafasnya dengan lemas, ia memilih memilah baju dan celana, atau baju Sasuke yang harus di cuci sendiri agar warna tidak luntur dan kain cepat robek.

Semakin jelas pula tangisan Sarada dan teriakan Boruto yang memanggilnya.

Tunggu...

Biasanya jika Sarada bermain dengan Boruto, lalu mereka bertengakar dan Sarada menangis, biasanya Boruto tidak ikut mengantar gadis kecilnya pulang, ia lebih memilih sembunyi dari ibunya -Hinata atau dirinya.

Ya biasanya begitu.

"Ada apa?" Sakura segera mematikan keran dan berlari kecil menuju ruang tengah dimana anaknya duduk dengan Boruto yang memegang hidung anaknya.

"Hey nanti Sara tidak bisa bernapas."

"Bibi Sakula... Sala ini ach ini sini." Saking paniknya keringat Boruto bercucuran cukup banyak, ia menunjuk-nunjuk hidung Sarada.

"Huaaa.... aittt  mamaa huaaa..."

Sakura bingung kenapa dua anak ini tiba-tiba berbicara dengan bahasa aliennya kembali.

Sakura duduk bersimpuh didepan Sarada.
"Boruto ada apa? Bicara pelan-pelan jangan terburu-buru."

Bukannya berbicara Boruto ikut menagis sama halnya Sarada yang semakin keras.

"Ada apa?"

"Itu itu thala mamaa.a.a...." Sarada dan Botuto menunjuk kearah hidung Sarada.

Sakura memencet hidung Sarada, dan tangisan Sarada semakin keras dan berbicara jika itu sakit.

Sakura paham dan seketika ia ikut panik, bagaimana bisa ada benda keras didalam hidung putrinya.

Sakura mendongakkan kepala Sarada dan terlihat seperti kacang berada di dalam hidung.
"Astagaaa...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Navillera - SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang