03 || Musim Salju dan Akhir dari Patriarki

65 15 55
                                    

Cerpen ini dikirim oleh Author Saffana_23
🌷Selamat Membaca🌷

****

Salju turun lebat di desa kecil di pinggiran Seoul. Hawa dingin menusuk tulang, tetapi Han Yoona tidak peduli. Ia duduk di bangku kayu di taman kota yang hampir tertutup salju, menatap kosong ke arah pohon-pohon gundul yang berdiri diam diterpa angin musim dingin. Udara dingin menggigit hingga terasa ke dalam tulangnya. Akan tetapi, jauh di dalam hatinya, ada sesuatu yang lebih menyakitkan. Rasa tidak dihargai di rumahnya sendiri.

Yoona adalah anak bungsu dari empat bersaudara di keluarga Han. Satu-satunya perempuan di antara tiga saudara laki-laki. Kakak-kakaknya, Han Yansu, Han Jinso, dan Han Junho, masing-masing berjarak lima hingga delapan tahun darinya. Meskipun mereka selalu menjaga dan melindunginya di masa kecil, Yoona merasa dirinya tidak pernah dianggap setara.

Dalam keluarga Han, tradisi patriarki masih sangat kental. Anak laki-laki selalu diutamakan, sementara anak perempuan dianggap sebagai tangan kanan ibu untuk anak bertanggung jawab atas semua pekerjaan rumah tangga. Sedangkan anak laki-laki, bak raja di singgasana duduk diam yang selalu mendapat pelayanan yang maksimal.

Ketika liburan akhir tahun tiba, kesibukan rumah semakin menjadi. Yoona tahu bahwa ia akan diminta membantu ibunya untuk menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan melayani para tamu, sementara ketiga kakak lelakinya hanya akan diminta duduk manis atau mengobrol dengan kerabat.

Kali ini, ia tidak mau. Dengan sengaja, Yoona memutuskan untuk tidak pulang ke rumah setelah pulang bekerja, rasanya terlalu lelah menghadapi rumitnya pekerjaan dan lingkungan kantor yang tidak sehat, ditambah rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk pulang. Akan tetapi, justru rumah adalah tempat paling menyesakan menurutnya. Ia butuh waktu untuk menyendiri, jauh dari tuntutan yang tak adil itu. Kenapa hanya anak perempuan yang selalu dianggap rendah?

Namun, keputusannya membuat keluarganya geger.
Han Yansu, kakak tertua, berdiri di ruang tamu dengan ponsel di tangannya. Ekspresi wajahnya serius, matanya berkaca-kaca saat ia membaca pesan terakhir dari Yoona.

"Aku tidak akan pulang tahun ini. Jangan cari aku."

“Dia benar-benar tidak akan pulang,” gumam Yansu.

Jinso, kakak kedua, yang biasanya lebih santai, kali ini tampak gelisah. “Bagaimana kalau sesuatu terjadi padanya? Ini musim salju. Dia tidak bisa sembarangan di luar sana.”

Junho, si bungsu dari tiga kakak laki-laki, mengebrak meja dengan frustasi. “Kenapa kita membiarkan ini terjadi? Kita harus mencarinya sekarang!”

Ketiganya tahu bahwa Yoona adalah adik yang kuat dan mandiri, tetapi mereka juga sadar bahwa ia menyimpan banyak luka batin yang selama ini tak pernah ia ungkapkan. Mereka bertiga merasa bersalah, walau tak ada satu pun dari mereka yang mau mengatakannya secara  gamblang.

“Aku akan mengecek di stasiun kereta,” ujar Yansu sambil mengenakan mantel tebal. “Jinso, kamu cari di taman kota. Junho, periksa tempat-tempat yang biasa dia kunjungi di sekitar tempat kerjanya. Aku yakin dia tidak akan pergi jauh.”

Di taman kota, Yoona duduk membeku dalam lamunannya. Ia teringat masa kecilnya, momen ketika ia selalu mengalah demi kakak-kakaknya.

Ketika ia ingin bermain salju, ibunya memintanya tetap di dalam untuk membantu memasak. Ketika ia ingin belajar melukis, ayahnya berkata itu tidak penting karena perempuan akhirnya hanya akan mengurus rumah tangga. Sementara itu, ketiga kakak lelakinya bisa mengejar apa pun yang mereka inginkan.

“Aku juga punya mimpi,” bisiknya pada dirinya sendiri, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin dingin. Matanya berkaca-kaca membayangkan betapa tidak adilnya terlahir menjadi anak perempuan.

END OF THE YEAR PROJECT 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang