B : Bau-bau Damai

86 9 0
                                    

Setelah tadi diceramahi habis-habisan oleh polisi, sekarang mereka lagi merenung di toserba terdekat dari polres. Ternyata bapaknya Wisnu itu polisi, dan betul tidak ada yang melaporkan. Hanya saja bapak Wisnu itu mempunyai feeling aneh terhadap anaknya, yang akhirnya mengetahui kalo anaknya mengikuti geng-geng nakal.

"Bangsat!" seru Hargo kesal. "Lo kenapa gak bilang bapak lo polisi anjing?!"

"Gue gak pernah kepikiran dia bakalan tau gue ikut geng-gengan!" ucap Wisnu menunduk malu. Dia malu bukan main karena ketauan sama musuhnya sendiri dikawal polisi, yang ternyata polisinya itu bapaknya sendiri.

"Kayak lo punya otak aja buat mikir!" cetus Yoshi sinis.

"Udah udah, masih untung kita gak di dalam sel," lerai Ashura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah udah, masih untung kita gak di dalam sel," lerai Ashura.

"Iya bener, masih untung bapak si Wisnu ngasih maaf." ucap Juan menyetujui ucapan Ashura.

"Tapi gue jadi malu sama kalian," ucap Wisnu menunduk dalam-dalam. Rico yang melihat itu menghampirinya dan menepuk-nepuk pundaknya menenangkan.

"Gapapa santuy, tapi gue masih emosi soalnya Jovan sekarang dirawat gara-gara lo!"

"Oke gue minta maaf, gue salah— "

"Ya emang salah njing!" sela Yoshi ancang-ancang ingin memukul Wisnu. Tapi langsung dicegah sama Justin.

"Gue minta maaf, Har, gue bakalan tanggung jawab! Gue tanggung biaya rumah sakit Jovan, asal kita jangan ribut-ribut begini lagi." ucap Wisnu pasrah. Dia putus asa soalnya diancam sama bapaknya kalo masih ikut-ikutan geng semua fasilitas yang dikasih akan di kembalikan lagi tanpa ampun.

"Ikhlas lo?" tanya Hargo curiga.

"Ikhlas anjir!"

"Yauda sekarang ikut kita!" ucap Juan.

"Kemana?"

"Nengokin Jovan lah! Katanya mau tanggung jawab!" balas Justin gak santai.

Wisnu terkekeh. "Iya iya, ayo, tapi jangan tangan kosong."

Rico menaikkan satu alisnya bingung. "Maksud lo?"

"Ya bawa makanan lah, gue tau perut lo pada laper kan?" tanya Wisnu menatap badurak treasure bergantian. Kini tatapannya berhenti di Ashura yang sudah menendangnya sampai dagunya berdarah.

"Ngapain ngeliatin gue?" tanya Ashura. Merasa diperhatikan dia risih. Wisnu menggeleng lalu terkekeh kecil.

 Wisnu menggeleng lalu terkekeh kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu akan menyukai ini

          

"Tendangan lo keren, dagu gue sampe remuk." sarkas Wisnu membuat Hargo tertawa.

"Sukurin! Makan tuh! Masih untung dagu, belum aja titit lo dibuat remuk!" ledek Hargo merangkul pundak Ashura. Dia terlihat bahagia karna Wisnu pasti kesakitan, rasakan apa yang dirasakan oleh Jovan. Padahal itu belum seberapa.

Tiba-tiba saja Juan menutupi area terlarangnya. Mendengar Hargo mengatakan area intimnya itu terdengar mengerikan, di sunat aja sakitnya nauzubillah, apalagi di remukin coba? Membayangkannya jadi ngilu sendiri.

"Lo kenapa bego bang?" tanya Justin melihat gelagat aneh abangnya itu.

Juan sedikit mendekatkan bibirnya ke telinga Justin, dia ingin berbisik. "Titit gua ngilu, Jas,"

"Goblok banget anying!" Justin ikut berbisik juga.

"Jorok tolol!" sambung seseorang, Rico. Walaupun mereka berdua saling berbisik, tentu saja Rico masih bisa mendengarnya.

"Tau nih bang Juan, ga ganti sempak kali!" ucap Justin, dia tetap berbisik ya guys. Menghargai Harbi dan yang lain yang masih berkompromi.

"Ganti monyet! Gua denger si Hargo nyebut titit pengen di remukin ngilu njir!" balas Juan tetap memegangi anunya.

"Titit lo lagi di kocok semut itu,"

"Monyet tambah kemana-mana aja bahasanya!" sinis Juan menatap Rico nyalang. Anak itu kalau lagi bahas masalah anu nomor satu memang.

"Ini jadi gak ke rumah sakit?" tanya Yoshi memastikan.

"Jadi, ayo!" Wisnu bangkit dari duduk. Dia terlihat kesusahan karna punggungnya pun masih terasa sakit. Rico yang melihat itu membantunya berjalan dengan memapahnya hati-hati. Wisnu menoleh lalu tersenyum. "Thank, Ric! Gue jadi suka sama lo."

"Bangsat gay!" Rico melepas rangkulannya membuat Wisnu terjatuh. Cowok itu mengerang kesakitan. "Eh maaf maaf, lagian lo sih!" ucap Rico kembali membatu Wisnu bangun.

"Bercanda bangsat, aduh pantat gue nyut-nyutan!" rengek Wisnu memegangi pantatnya yang sepertinya encok.

"Lebay lo!" sinis Hargo. Dia kayaknya masih emosi.

Plak!

"Aduh! Sakit bang!" keluh Hargo mengusap-usap bahunya.

"Yang sopan, treasure ga ngajarin gitu, Hargo!" tegur Harbi membuat Hargo merenggut sebal. Dia yang memukul bahu Hargo tadi, walaupun Wisnu salah, tetap kalau sama yang lebih tua harus lebih sopan, itu yang treasure ajarkan.

"Mampus lo hahaha!" ledek Justin menertawai wajah sebal Hargo.

"Sialan lo Justin! Liatin aja makanan lo gue abisin di basecamp!" ancam Hargo tak main-main.

"Eh ampun-ampun, Go, ampun lah!"

"Gak!"

"Hargooo sialan!"

"HEH BERISIK ANAK KECIL!" geram Rico habis kesabaran, cape banget tiap hari mendengarkan pertengkaran mereka cuma gara-gara makanan.

Hargo dan Justin langsung terdiam, diam-diam Juan dan Ashura menertawai mereka.

Akhirnya mereka semua pergi meninggalkan toserba menuju rumah sakit. Tentunya Wisnu membeli beberapa makanan untuk dibawa kesana, tidak enak kalo tidak bawa apa-apa. Apalagi ini memang pure ulahnya dan gengnya. Btw yang ikut kerumah sakit cuma barudak treasure dan Wisnu saja. Anggotanya pulang masing-masing karna diomelin habis-habisan sama bapaknya Wisnu.

°°°

"Gue khawatir bang sama temen-temen, mereka sekarang gimana ya?"

Jovan merasa tidak enak karena dirinya teman-temannya itu harus membalaskan dendam. Terlebih saat di basecamp melihat pertengkaran antara Harbi dan Hargo. Membuatnya merasa tidak enak hati.

Barudak Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang