•The Reason of My Smiles•
🌶️🔞🌶️
Seminggu usia pernikahan Shaga dan Zyn. Pria yang kini menjadi suaminya itu benar-benar merealisasikan ucapannya. Iya, Shaga hampir tiap hari gak dibiarkannya memakai pakaian terutama diatas ranjang mereka. Dan Shaga hanya bisa geleng-geleng kepala masih tidak menyangka energi full dari suaminya itu.
Pagi ini Shaga bangun lebih awal. Seperti biasa setelah membuka mata Shaga harus melihat ke sekelilingnya mencari baju semalam yang sudah berceceran lalu memakainya kembali. Bila yang ada kancingnya, biasanya itu nasibnya sudah tidak tertolong alias pretel.
Shaga berjalan menuju dapur untuk membuat secangkir coklat hangat kesukaannya. Setelah menikah, mereka memutuskan tinggal di Rumah Zyn yang berdekatan dengan Shaka. Zyn bilang ia sengaja membeli Rumah itu untuk jangka panjang. Apartmentnya yang lama pun Zyn sudah jual. Shaga membuka toples bening yang berisi bubuk coklat dan mengambil gelas berukuran sedang lalu menuangkan 2 sendok teh bubuk coklat kedalam gelas. Shaga membawa gelasnya menuju dispenser dan menekan tombol air panas kedalam gelas. Saat dirasanya sudah cukup, Shaga mengaduknya perlahan.
"Shaga Sayang kok udah bangun aja sih?." Shaga menoleh melihat Zyn sudah bangun dan berjalan mendekatinya dengan pakaian yang lengkap kemarin. Setidaknya Shaga bisa bernapas lega karena biasanya Zyn tidak pernah pakai baju dulu kalo udah bangun.
Zyn memeluk Shaga dari belakang dan melihat aktivitas yang dilakukan Shaga.
"Mau ga?" Tanya Shaga seraya menatap sekilas suaminya. Satu tangannya menyentuh halus pipi Zyn.
"Mau.."
Shaga kembali membuat minuman coklat kali ini untuk Zyn dan sambil ketempelan Zyn. Lihat saja suaminya itu enggan melepasnya barang sedetikpun malah tangannya nakal mulai meraba-raba perut Shaga dari balik kaus yang Shaga pakai.
"Sana dulu ih!"
"Biasanya juga bisa kok sekarang ngusir?"
"Ribet Radi.. kamu kira enak apa dilendotin."
"Tapi kamu juga sering kayak gitu aku gak protes." Tidak menghiraukan keluhan sang istri, tangan Zyn malah kian merambat naik menyentuh payudara Shaga yang terbalut bra. Mengusap keduanya pelan.
Shaga berusaha fokus pada apa yang sedang ia lakukan walau ia mati-matian menahan suaranya. Jari-jari Zyn sudah semakin nakal dengan melepaskan kaitan bra Shaga dan melepasnya sehingga kini tubuh Shaga tidak terbalut apapun lagi dari balik kausnya. Shaga ingin menahan dan membuktikan kalo ia tidak selemah itu. Shaga benci dan jengkel sendiri mengakui kalo permainan Zyn selalu hebat dan candu untuknya. Kini tangan Zyn bebas menyentuh kedua payudara Shaga tanpa halangan dan sesekali memberi remasan kecil untuk merangsang istrinya.
"Mau pake full air panas atau campur dingin?" Tanya Shaga berusaha senormal mungkin.
Zyn mencubit kecil payudara Shaga seraya mencium tengkuk Shaga. "Campur dong.."
Shaga berjalan untuk mengisi gelas masih sambil dilendotin Zyn dan tangannya yang bandel.
"Kalo dirumah ngapain sih lengkap amat pakeannya?"
"Biar kamu gak kaya gini. Aku komplit aja tangan kamu masih bandel apalagi kalo polosan doang."
Zyn tertawa dan memelintir puting payudara Shaga yang kemudian berhasil membuat Shaga lagi-lagi kalah dan mengeluarkan desahannya.
"Gak ada yang minta kamu tahan itu sayang, kamu bebas kok." Bisik Zyn dengan sensual.
Shaga menaruh gelasnya dan memejamkan matanya. Kali ini suaranya keluar. Shaga mengerang bebas dan membiarkan Zyn menjamah tubuhnya lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty Inside(Complete)
Romance23-12-2023 ~ #19 in teenromance 8-2-2024 ~ #8 in tomboy 26-3-2024~ #11 in young adult Shaganira Binta itu tomboy sejak kecil. Terbiasa membangkang dan hidup tak beraturan membuat Shaga menjadi cewek nakal yang hobi balapan liar dan pergi ke club ma...