Selamat membaca!
-Panggung kecil yang dihiasi balon warna-warni dan tulisan besar bertuliskan "Graduation Day 2024" menjadi pusat perhatian aula sekolah taman kanak-kanak tempat Alula mengajar.
Semua anak murid Alula sudah duduk rapi dengan pakaian berwarna putih brown, seragam khusus untuk acara kelulusan ini. Mereka tampak lucu dengan topi toga mini yang dipakai sedikit miring di kepala mungil mereka.
Alula berdiri di dekat panggung, mengenakan dress sederhana berwarna brown. Senyumnya terpancar bangga, melihat anak-anak yang telah ia bimbing selama setahun terakhir.
Di barisan paling depan, Bara melambaikan tangan dengan semangat kepadanya. "Miss Alula, nanti aku yang maju pertama ya!" seru Bara keras-keras.
Alula tersenyum dan memberi isyarat kepada Bara untuk tenang. "Iya, sayang. Kamu pasti kebagian kok."
Acara dimulai dengan lantunan lagu perpisahan yang dinyanyikan oleh seluruh anak-anak.
Meski beberapa lirik terdengar meleset atau dinyanyikan dengan nada yang berbeda, suasana tetap terasa mengharukan. Para orang tua sibuk mengambil foto dan merekam momen tersebut.
Lalu lanjut dengan pidato kepala sekolah dan setelah itu, para wali kelas dipanggil untuk memberikan penghargaan kepada anak-anak.
Saat bagian kelas Alula, satu per satu nama disebutkan, dan anak-anak maju ke panggung dengan langkah-langkah kecil yang gemetar.
Bara terlihat paling percaya diri, ia bahkan sempat bergaya di depan kamera sebelum menerima piagam dari Alula.
"Aduh, narsis banget sih kamu. Anak siapa?" gemas Alula.
"Anak Bunda dan Ayah!"
Ketika semua anak sudah menerima piagam, Alula mengambil mikrofon. "Anak-anak, hari ini bukan akhir dari segalanya. Ini adalah langkah awal kalian untuk mencapai cita-cita. Miss Alula bangga sekali sama kalian."
Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan. Beberapa orang tua tampak menyeka air mata, sementara anak-anak asyik menikmati momen mereka dengan saling menunjukkan piagam.
Tidak terasa, acara selesai. Setelah acara kelulusan resmi ditutup, aula mulai ramai dan anak-anak berlarian menghampiri Alula.
Mereka membawa berbagai macam hadiah di tangan kecil mereka - bungkus kado warna-warni, bunga-bunga plastik, bahkan beberapa gambar yang mereka buat sendiri.
"Miss Alula, ini buat Miss!" kata Maira sambil menyerahkan boneka kecil dengan pita merah.
"Aku juga punya hadiah buat Miss Alula!" Cindy mengulurkan kotak berisi gelang buatan tangannya sendiri. "Ini aku buat sendiri di rumah, loh!"
Alula tersenyum hangat, menerima setiap hadiah dengan hati yang penuh haru. "Terima kasih, Maira. Terima kasih, Cindy. Miss senang sekali."
Tidak lama, giliran Dimas yang menyodorkan lukisan sederhana bergambar dirinya dan Alula sedang bergandengan tangan. "Miss Alula, ini gambarnya jelek gak?" tanya Naya dengan mata berbinar.
"Bagus sekali, Dimas," jawab Alula dengan tulus. "Miss akan simpan ini di meja kerja Miss."
Satu per satu anak-anak datang memberikan hadiah mereka. Ada yang memberikan cokelat, ada juga yang memberikan buku cerita favorit mereka, lengkap dengan pesan singkat yang ditulis orang tua mereka.
Aula yang tadi riuh mulai dipenuhi suasana hangat, dengan gelak tawa dan ucapan sayang dari anak-anak.
"Miss Alula, kami semua sayang sama Miss!" Bara tiba-tiba berteriak lantang, membuat yang lain ikut mengangguk semangat. "Miss Alula guru terbaik!"
Mata Alula terasa berkaca-kaca mendengar itu. Ia berjongkok, menyamakan tinggi dengan anak-anak di sekitarnya. "Miss Alula juga sayang sekali sama kalian semua. Terima kasih sudah jadi anak-anak hebat, ya. Jangan lupa, kalau nanti sudah besar, tetap ingat sama Mis Alula."
Semua anak serentak mengangguk dan memeluk Alula dengan erat, membuatnya tak kuasa menahan air mata haru.
Di tengah kerumunan anak-anak yang memeluknya, Alula merasa kebahagiaan yang tak tergantikan - cinta murni dari murid-murid kecilnya yang tulus dan penuh kasih.
Reno, yang sejak tadi diam di sudut aula, berjalan menghampiri dengan senyuman hangat di wajahnya. Kamera kecil tergantung di lehernya, siap mengabadikan setiap momen penting.
"Maaf mengganggu, Bu Guru yang lagi jadi favorit banyak orang," ucap Reno sambil menyentuh bahu Bara dengan lembut. "Alula, Bara, ayo, kita foto bersama."
Bara yang masih memeluk Alula langsung mendongak dengan antusias. "Ayo Ayah! Tapi aku yang di tengah, ya!" katanya sambil melompat kecil.
Reno tertawa kecil dan mengangguk. "Baik, kamu yang di tengah."
Alula, yang masih terharu, berdiri. "Mas Reno, aku belum selesai pelukan sama anak-anak." protes Alula dengan suara agak kecil. "Anak-anak, terima kasih hadiahnya ya. Maaf, Miss harus pergi."
"Sama-sama Miss,"
Setelah itu, anak-anak pergi ke orang tua masing-masing. Dan keluarga kecil Alula pergi mencari tempat yang bagus untuk berfoto.
"Sini Mas, biar aku yang fotoin!" Silvy muncul dengan seragam SMA nya.
"Kamu kok ada di sini? Bolos ya?" curiga Reno.
"Gak! Guru-guru lagi rapat besar, jadi anak-anak di suruh pulang." bantah Silvy.
"Kamu gak bohong kan?"
"Kalau gak percaya, tanya aja Om Theo." kesal Silvy.
"Ayah! Ayo foto!" seru Bara tidak sabaran.
"Iya ayo,"
•••
part tigapuluh lima done✅jangan lupa vote dan komen yang banyak ya!
next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Mother (SELESAI)
Random(SEDANG REVISI) Step-Mother Start : 12/12/24 Finish : 31/12/24 Update setiap hari ••• Deskripsi : Stefania Alula- terkejut bukan main saat tau dirinya di lamar oleh seorang pria yang berstatus duda anak satu. ••• DON'T COPY MY STORY‼️ Rank : #...