Part 11

74 7 0
                                    


"Assalamualaikum" ucap salam Gus Fariz yang kini membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam loh riz kok sudah pulang? Apakah sedang tidak ada jadwal?" tanya Abi Hasan

"Ada Bi tadi hanya menjelaskan beberapa materi sehabis tu sih kosong" jawab Fariz yang kini duduk di sofa dekat sang Abi

Abi Hasan yang melihat raut wajah putranya sedikit aneh pun bertanya

"Riz, apakah ada masalah?" tanya sang Abi

"Tidak Bi, Fariz hanya sedikit capek" jawabnya

"Kalau begitu Fariz pamit ke atas dulu ya bi" pamitnya yang kini langsung menuju kamarnya

Di dalam kamar yang berwarna hitam kini Gus Fariz tengah menjatuhkan dirinya ke atas kasur dan menatap langit-langit rumahnya.

" Ya Allah apa yang terjadi pada hambamu ini, hanya engkau lah yang maha tahu" monolognya. Kini Gus Fariz kaget, karna dirinya tadi belum sempat sholat duha dan tanpa berfikir lama dirinya pun segera mengambil air wudhu dan segera sholat

"Ya Allah berilah petunjuk pada hambamu ini, sesungguhnya engkaulah yang maha tahu atas segalanya. Hamba tidak tahu kenapa tiba-tiba muncul perasaan seperti ini, kenapa dirinya kini menghantui isi pikiran hamba? Ya Allah jika suatu saat nanti dirinya jodoh hamba maka dekatkan lah kami dan jika sebaliknya maka jauhkan dan hapuslah rasa ini" ucap Fariz yang kini tangannya mengadah kepada sang pencipta

Hanya karna melihat senyuman Alifa tadi kini Gus Fariz terus-menerus memikirkan gadis itu se akan akan ingin mengenalnya lebih jauh lagi

Sementara kini umi Syila yang sedang membantu mbak-mbak masak kaget dengan panggilan putri kesayangan

"Umi" panggil Laura

"Ada apa sayang" tanya umi

"Umi Laura pingin beli novel baru, boleh tidak?" tanya Laura

"Boleh nduk tapi sama abangmu ya, umi ga mau kalau pergi sendirian" ucap sang umi

"Iss gak mau umi, Laura mau pigi nya sama mbak lifa aja, boleh ya?" ujar lifa sembari memasangkan wajah lucunya itu

"Emangnya mbak lifa nya mau?" tanya sang umi yang membuat Laura menekuk mukanya

"Yasudah kalau begitu umi suruh mbak ila buat panggilin Alifa ya" ucap umi yang kini membuat Laura mengangguk semangat.

"Mbak ila boleh kesini sebentar" panggil umi

"Nggih Bu nyai, ada yang bisa saya bantu?" tanya mbak ila

"Mbak, tolong panggilkan santriwati yang bernama Alifa boleh?dia ada di kamar mawar A,12" ucap umi Syila

"Baik Bu nyai, saya permisi" ucap mbak ila

•••••••

"Assalamualaikum, permisi yang namanya Alifa di suruh Bu nyai ke ndalem" ucap mbak ila yang kini telah sampai di kamar Alifa

" Waalaikumsalam, ah iya mbak, terima kasih ya mbak, saya akan segera ke sana" ucap Alifa

"Iya, sama-sama, saya pamit" ucap mbak ila yang di anggukin Alifa

"Kira-kira ada apa ya lif loh di panggil"tanya Kinaya

"kurang tahu Naya, kalau begitu lifa pergi dulu ya" ucap Alifa pada ketiga temannya

"Lif gak mau di antar kah?" tanya Hasnah

"Tidak usah nah, aku bisa sendiri kok" ucap Alifa

"Baiklah, hati-hati" ucap Bilqis yang di balas Alifa dengan tersenyum saja.

Tidak butuh waktu lama, dan kini Alifa sudah sampai di ndalem

" Assalamualaikum umi" tanya Alifa yang kini masih berada di depan pintu masuk itu

" Waalaikumsalam, sini nduk masuk" ucap sang umi

"Maaf umi, tadi katanya umi panggil lifa, ada apa ya umi?" tanya lifa
Sebelum umi menjawab kini Laura duluan yang memotong pembicaraan itu

"Mbak lifahhh mau temenin aku beli novel gak?" tanya langsung Laura

"Maaf Ning, tapi apa di perbolehkan jika saya keluar?" tanya Alifa dengan sopan

"Kenapa tidak nduk? Kan perginya untuk menemani Laura membeli novel bukan pergi kemana mana" jawab umi

Saat kini tengah berbincang turun lah Gus Fariz dengan memakai sarung dan kaos berwarna hitam Alifa yang kini melihatnya pun langsung menundukkan pandangannya

"Adek mau kemana mi?" tanya Gus Fariz dengan suara beratnya itu

"Ini loh bang, adek mu mau beli novel tapi maunya di kawani calon menantu umi ini" jawab umi yang membuat Alifa terkejut.

"hah calon menantu? Maksudnya? Ah tidak mana mungkin yang di kira umi itu aku, astaghfirullah istighfar lifa" batin Alifa

Gus Fariz yang mendengar ucapan uminya pun melirik ke samping sebentar dimana terdapat Alifa yang kini masih menundukkan pandangannya.

"Umi kalau begitu kami sekarang izin pergi ya?" ucap Laura

"Di antar supir ya nduk" ucap umi yang di anggukin Laura

Dan kini Laura pun langsung menyalami umi yang di ikutin Alifa dari belakang. Dan yang benar saja saat melewati Gus Fariz Alifa masih menundukkan pandangannya. Karna mau gimana pun itu hal yang berdosa baginya.

"Masya Allah" batin Gus Fariz

" Ya Allah izinkan lah hamba untuk mengenalnya lebih dalam lagi"

"Sudah bang jangan di lihatin mulu, orangnya sudah jauh tuh, umi tahu kok lifa tu cantik" goda sang umi

"Astaghfirullah umi apaan sih" ucap Fariz yang kini jalan menuju dapur, karna niat awalnya dia turun untuk mengambil air minum.

Senantiasa Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang