Ch. 28 - Lost beautiful dreams

31 5 2
                                    

Sinar matahari terpancar menembus dari kaca jendela berukuran besar di ruangan tersebut. Hal itu membangunkan Ryujin dari tidur pulesnya. Ia membuka mata perlahan dan melihat langit-langit ruangan yang asing baginya.

Ryujin berusaha bangun perlahan, ia cukup kebingungan saat ini. Terlebih, di punggung tangannya terdapat saluran infus.

Ketika masih bingung dengan keadaannya, Ryujin mencium bau harum makanan. Tiba-tiba perutnya berbunyi, menandakan ia lapar.

Dengan perlahan, Ryujin melepas infus pada punggung tangannya. Lalu, ia turun dari kasur dan berjalan keluar dari ruang kamar tersebut. Ia terus berjalan menuju sumber harum masakan itu berada. Tepat setelah sampai di ruang dapur, di sana ia melihat seorang laki-laki yang berdiri membelakanginya.

"Syukurlah lo udah bangun. Duduklah, lo harus sarapan dan minum obat," ucap Asahi sembari membalikkan badannya.

Laki-laki yang dilihat Ryujin tentulah Asahi. Asahi menyandarkan tubuhnya sembari melipat kedua tangannya di dada. Tak lupa dengan senyum manisnya.

"Sebentar lagi masakannya matang."

Ryujin tidak merespon apapun. Ia masih berdiri di tempatnya. Ryujin akhirnya teringat apa yang sudah menimpa dirinya. Tak heran mengapa ia masih menggunakan pakaian semalam.

Sedangkan Asahi melanjutkan memasak. Setelah dirasa cukup, ia mematikan kompor lalu menyajikan masakan itu ke atas dua piring. Kemudian, ia berjalan menuju meja makan dan menyimpan dua piring itu di sana.

"Ayo, duduk. Kita sarapan dulu," ucap Asahi sembari duduk di kursi.

"Kok bengong? Apa perlu gue gendong dulu biar lo mau duduk?" lanjut Asahi.

"Hah? Gak perlu," jawab Ryujin cepat sembari berjalan menuju meja makan.

Melihat itu, Asahi tersenyum. Setelah Ryujin duduk di kursi di depannya, Asahi menuangkan air putih ke dalam gelas Ryujin.

"Minum dan makan yang banyak."

"Kenapa gue ada di sini? Terus ini..., apa ini rumah lo?"

"Nanti gue cerita setelah lo makan. Habisin ya, jangan sampai nasinya nangis."

"Gue bukan anak kecil."

Ryujin cemberut, tapi ia tetap menuruti perkataan Asahi. Lagi-lagi hal itu membuat Asahi tersenyum. Kini baik Asahi maupun Ryujin sedang menikmati sarapan mereka.

"Enak," ucap Ryujin dalam hatinya sembari tersenyum dan kembali makan.

"Makasih."

Ryujin yang sedang fokus makan menjadi menatap Asahi, "Ya?"

"Makanannya enak, kan? Gak perlu memuji segitunya."

Ryujin tak merespon, ia menggelengkan kepalanya berkali-kali. Daripada membalas perkataan Asahi, ia lebih memilih melanjutkan sarapannya.

Beberapa menit kemudian, Asahi maupun Ryujin telah menyelesaikan sarapan mereka. Ryujin hendak bangun sembari membawa piring kotor yang ia pakai, namun Asahi lebih dulu mengambil alih. Asahi membawa piring kotornya dan piring Ryujin menuju wastafel.

"Obat lo udah gue siapin. Harus diminum semuanya. Kalau kondisi lo memburuk, kita bisa pergi ke rumah sakit."

"Gue baik-baik aja," balas Ryujin sembari menatap beberapa lembar obat yang ada di atas meja makan.

Dengan perlahan, Ryujin membuka satu persatu bungkus obat itu. Kemudian, ia meminumnya. Bersamaan dengan itu, Asahi sudah berdiri di samping Ryujin. Ia memperhatikan Ryujin, hal itu membuat Ryujin sedikit canggung. Walau begitu, kini Ryujin telah meminum obatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me (After) Losing You - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang