Phase 2 - 6. The Good and The Bad

38 11 15
                                    


Cahaya matahari mulai muncul dari ufuk timur. Memberitahu Leon bahwa pagi sudah menjelang. Seakan menunjukkan pada mereka semua kalau malam telah berakhir dan perang telah usai.

Leon melihat semua hal yang terjadi sebelum ini, bagaimana Wynn dan ksatria nya itu terjatuh disana. Meskipun posisinya cukup jauh, namun Leon bisa mendengar isakannya.

Isakan Wynn.

Untuk memastikannya, Leon harus mendekat. Pelan-pelan ia bangun. Setelah beberapa waktu melakukan mantra healing seadanya, tubuhnya kian membaik, namun masih jauh dari kata 'sembuh'. Tapi setidaknya, ia bisa berdiri dengan kedua kakinya sekarang.

Leon menarik pedang milik Xaferius yang ada disebelah tubuh sang sahabat itu. Mengabaikan pedang miliknya sendiri yang sudah patah. Kemudian tertatih melangkah mendekati sosok yang berbaring sejajar itu; Saevyl, Wynn dan Jeremy.

Baru saja Leon mengambil beberapa langkah, tubuhnya dibuat terkaku melihat sosok yang ada di tengah, Wynn, perlahan bangkit berdiri. Pisau antik, yang menjadi senjata Jeremy itu jatuh, keluar dengan sendirinya dari tubuh Wynn. Darah segar masih mengalir, namun sosok itu berdiri kokoh.

Leon terkesiap, mengeratkan pegangannya pada pedang Xaferius.

Wynn belum mati?

Leon lega, tapi sekaligus panik.

Yang bangkit ini.. Wynn asli atau bukan?

Perlahan sosok itu berbalik, menunjukkan wajahnya. Dan Leon semakin terperangah melihat bahwa sosok itu bukan lah Wynn.

Dia..

"Ibu..?"

Leon sungguh tidak dapat mempercayai kedua matanya.

Itu ibunya.

Queen Aeryn.

Bukankah ini gila?

Apakah Leon berkhayal?

Apakah Leon.. terkenal mantra ilusi.. ataukah?

TRANGG, pedang Xaferius jatuh begitu saja dari tangan Leon. "Ibu..?" panggilnya lagi. Dan wanita itu mengangguk sembari tersenyum, kedua matanya berkaca-kaca, menatap Leon dengan penuh haru.

Seharusnya Leon hati-hati kan? mana mungkin sosok itu ibunya? jelas-jelas tadi itu Wynn, pakaiannya adalah pakaian Wynn. Lalu kenapa sekarang..

Leon tau, Leon sungguh sangat tau kalau seharusnya ia tidak mudah percaya. Tapi tangan dan kakinya bergerak sendiri. Seakan seluruh tubuhnya ikut patuh pada sang ibu.

Bahkan ia tidak sadar kini dirinya sudah ada di hadapan sang ibu. Keduanya saling tatap selama beberapa saat. Leon sebisa mungkin menahan diri untuk tidak memeluknya, dia sangat ingin, tapi dia juga tidak tau kenapa harus menahannya. 

Leon mengikuti arah pandang sang ibu yang menunduk kebawah, menatap sebuah benda yang terletak di dekat kakinya.

Pisau itu, pisau dengan ukiran khas yang membuat siapapun tau kalau itu bukanlah pisau biasa.

Leon reflek mengambil pisau itu dengan tangan kirinya, seakan baru saja mendengar perintah dari sang ibu padahal wanita itu hanya melirik pisaunya saja tanpa mengucapkan apapun. 

"Ikut ibu" katanya, kemudian. Terdengar seperti ada didalam pikiran Leon.

Leon menerima uluran tangannya dengan tangan kanan. Pandangannya lanjut mengarah pada wajah cantik sang ibu, wajah yang begitu Leon rindukan.  

Sebuah portal muncul disebelah mereka. Leon bisa melihat kedalamnya, seperti sebuah ruangan dengan rak buku disekeliling. Ia tidak kenal ruangan itu. Tapi ibunya melangkah masuk ke dalam portal sembari menarik tangannya dengan lembut.

The Vision - III. War of The Eternal Lords || NCT AESPA AU + SungSho RIIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang