🎶 Nada di Balik Diam

36 30 1
                                    

Beberapa hari setelah insiden kecil di ruang musik, Muara merasa ada sesuatu yang harus ia lakukan untuk memperbaiki keadaan dengan Fariz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari setelah insiden kecil di ruang musik, Muara merasa ada sesuatu yang harus ia lakukan untuk memperbaiki keadaan dengan Fariz.

Suasana latihan TOOTB terasa canggung, dan ia tidak ingin hubungan mereka memengaruhi band.

🎶

Di suatu sore, Muara memutuskan untuk mengirim pesan ke Fariz.

Muara: "Far, kamu ada waktu? Aku mau ngomong sesuatu."

Butuh beberapa saat sebelum balasan itu muncul.

Fariz: "Iya, ada. Di mana?"

Mereka akhirnya sepakat untuk bertemu di taman kecil dekat sekolah, tempat mereka sering nongkrong bersama sebelum TOOTB menjadi terkenal.

🎶

Saat Muara tiba, Fariz sudah duduk di salah satu bangku, memetik gitar yang biasa ia bawa.

Nadanya lembut, tapi terdengar penuh perasaan.

Muara duduk di sebelahnya, menghela napas dalam. "Far, aku nggak tahu harus mulai dari mana, tapi aku nggak mau kamu salah paham."

Fariz menoleh ke arahnya. "Aku juga nggak mau, Muara. Tapi aku nggak tahu gimana cara ngatasin ini."

Fariz menggenggam gitar di pangkuannya erat-erat. "Aku suka kamu, Muara. Dan aku takut kalau perasaan ini malah bikin kita semua kacau, bikin band kita berantakan."

Muara terdiam sejenak, mencerna kata-kata Fariz.

Lalu ia tersenyum tipis. "Far, aku juga suka kamu. Aku pikir aku udah jelas waktu aku bilang itu malam sebelum acara akhir tahun."

Fariz menundukkan kepala, merasa malu. "Aku tau. Tapi waktu aku lihat kamu sama Kakak kelas itu, aku ngerasa beda aja."

Muara menghela napas panjang. "Fariz, nggak ada yang bisa gantiin kamu di band ini. Atau di hidup aku. Sakha cuma kakak kelas"

Fariz mendongak, matanya bertemu dengan tatapan Muara yang jujur.

"Kalau kamu terus ragu, kita nggak pernah bisa maju," lanjut Muara. "Tapi kalau kita percaya, perasaan ini nggak akan merusak apa pun. Malah, ini bisa bikin kita lebih kuat."

Fariz tersenyum kecil, untuk pertama kalinya merasa lega. "Aku nggak tahu gimana kamu bisa selalu ngomong sesuatu yang bikin aku tenang."

Muara tertawa kecil. "Mungkin itu bakatku, haha. Atau mungkin aku terlalu peduli sama kamu."

Muara melanjutkan, "Jadi intinya, kamu ini cemburu ya?" kemudian tertawa.

"Gak~ tau~" Balas Fariz pura pura tidak tau.

Kemudian Muara mendorong bahu Fariz pelan, dengan diiringi tawa mereka.

🎶

Mereka akhirnya menghabiskan sore itu berbicara jujur tentang perasaan mereka.

"Biar makin jelas, hari ini aku pacar kamu ya" kata Fariz memegang tangan Muara.

"Oke, kamu pacar aku ya!" jawab Muara.

Mereka tersenyum bersama.

Fariz mulai merasa dirinya adalah milik Muara, dan tidak ada salahnya membiarkan hatinya terbuka.

Sementara Muara meyakinkan dirinya bahwa apa yang mereka rasakan tidak akan menghancurkan apa yang sudah mereka bangun.

Di akhir percakapan, Fariz berbicara dengan lembutnya, "Kamu sama aku terus ya, tolong jangan pernah suka sama orang lain selain aku. Aku sayang kamu banget, i love you"

Muara tersenyum lebar. "Hahaha, kamu kalo cemburu serem tau gak?, kamu juga jangan pernah berubah ya, aku sayang kamu, i love you too"

Fariz mengangguk, menatapnya penuh keyakinan. "I love you moreee"

🎶

Keesokan harinya, saat latihan TOOTB, suasana terasa jauh lebih ringan.

Fariz kembali ke dirinya yang santai, dan Muara lebih ceria dari biasanya.

Heru yang memperhatikan perubahan itu langsung melontarkan candaan. "Cieee, kayaknya ada yang damai nihh."

Aksa hanya tersenyum tipis sambil memainkan bass-nya. "Bagus deh. Gue udah capek liat kalian berdua keringet dingin terus."

Muara dan Fariz saling berpandangan sejenak sebelum tertawa.

Kini, mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan terus menjaga harmoni di antara mereka,

baik sebagai band maupun sebagai dua hati yang saling memahami.

baik sebagai band maupun sebagai dua hati yang saling memahami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang