Berawal dari Beha

9.5K 51 17
                                    

Sejak usia tiga belas tahun sampai sat ini Tantri berusia tujuh belas tahun, dia tinggal dengan Ayah Edi, sosok ayah tiri yang sudah dianggapnya seperti ayah kandung. Bahkan Tantri memilih tinggal bersama Ayah Edi saat ibunya memilih menikah dengan selingkuhannya.

Tantri tidak mau ikut ibunya tinggal dengan suami barunya yang berondong dengan usia tidak jauh berbeda dari Tantri. Ayah Edi yang sudah berusia enam puluh delapan tahun sudah tidak lagi menarik untuk ibu Tantri. Apalagi Ayah Edi mulai sakit-sakitan dan bisnisnya tidak sebagus dulu.

Ibunya memilih bercerai kemudian menikah lagi dengan berondong sambil mengembangkan bisnisnya yang bermodal dari uang dan relasi Ayah Edi. Tantri sangat menyayangi Ayah Edi dan begitu juga sebaliknya.

"Nak.. Kemarilah, ayah mau ngobrol." Kata Ayah Edi saat mereka selesai bermain tenis di lapangan komplek.

"Ada apa ayah?," Tanya Tantri.

"Ayah perhatikan belakangan ini kamu seperti lebih pendiam, tidak cerewet seperti biasanya. Kamu mikir apa, nak?," Tanya ayah.

"Tidak ada, yah. Pulang yuk sudah terik mataharinya." Kata Tantri.

"Kalau ada masalah cerita lah, nak. Jangan dipendam." Kata Ayah Edi.

"Nanti Tantri cerita kalau sudah di mobil ya, Yah." Kata Tantri sambil mencangklong raket dan handuknya.

"Baiklah.. Ayah tunggu." Kata Ayah.

Sesampainya di dalam mobil, Tantri menatap ayahnya.

"Tantri malu." Kata Tantri.

"Malu kenapa, nak?," Tanya ayahnya.

"Tantri ingin punya dada besar seperti teman-teman." Kata Tantri.

"Nak... Tubuhmu cantik apa adanya. Kecantikan itu terpancar dari dalam, nak." Kata ayah.

"Itu kan standar kecantikan jaman dulu, ayah." Kata Tantri.

"Aduh, nak..  Ayah bisa apa? Operasi hidung sudah.. Pasang bulu mata sudah.. Sulam alis sudah.. Semuanya sudah ayah biayai." Kata Ayah Edi.

"Implant payudara... " Kata Tantri lirih.

"Aduh, nak... Jangan... Itu berbahaya. Tidak.. Tidak... Ayah tidak setuju. Kamu masih anak sekolah." Kata Ayah Edi.

Tantri diam. Dia terus diam sepanjang perjalanan dari sports hall komplek sampai ke rumahnya.

Saat makan malam bersama, Ayah Edi bertanya pada Tantri.

"Apa ada cara lain yang alami yang bisa membesarkan payudara, nak?," Tanya ayah.

"Ada.. Lewat pijat dan konsumsi teh herbal." Jawab Tantri.

"Kita pakai cara alami saja ya, nak. Biar pun lama tapi aman. Daripada kamu harus operasi, ayah takut resikonya!" Kata ayah.

"Apa ayah mau bantu membesarkan dada Tantri?," Tanya gadis muda itu.

"Tentu ayah bantu selama itu baik dan tidak membahayakan kesehatan kamu, nak." Kata ayah.

"Baiklah... Terimakasih, ayah... " Kata Tantri pelan.

"Sama-sama ya, nak." Kata ayah dengan lembut.

Kebaikan dan ketulusan ayah selalu meluluhkan hati Tantri. Meski Tantri dan Ayah Edi lebih pantas sebagai ayah dan cucunya tapi buat Tantri itu bukan masalah besar.

Ayah Edi menyayangi Tantri karena dia memang tidak memiliki anak. Ayah Edi terlalu sibuk bekerja sampai lupa berumah tangga dan akhirnya menikah dengan ibu Tantri tapi malang ibunya tidak tulus mencintainya.

Ayah Tiri Membesarkan Buah DadanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang