You're mine, absolutely

You are artwork I could admire forever..

Setelah Ragnala sudah merasa puas "me-motret" Rayla, ia pulang kerumah dan bergegas melakukan rutinitasnya setelah mengambil foto Rayla, yaitu mencetak foto-foto tersebut untuk dapat ia pajang di ruangan rahasianya..

Ragnala dengan sadar melakukan hal ini karena menurutnya Rayla adalah "karya seni yang dapat ia kagumi selamanya.."

"Ah.. lihatlah wajah cantiknya, seperti biasa, dia memang selalu mengagumkan.." ucap Ragnala dengan sumringah.

Ragnala pun pergi ke kamarnya dan bersiap untuk ke sekolah setelah ia selesai melakukan rutinitasnya dan mengunci ruangan rahasia tersebut.

"Apakah kak Rayla marah ya karna aku semalam menutup pintu terlalu kencang dan sedikit meneriakinya? Sebaiknya ku hubungi aja deh.." ucap Ragnala sambil mengambil handphone dari meja di kamarnya.

"Ahhh.. halo kak, aku tidak menyangka kamu akan menjawab teleponnya" ujar Ragnala lagi.

"Ada apa? Bukannya kamu semalam marah? Kenapa menghubungiku?" jawab Rayla ketus.

"Kok kamu ketus banget jawabnya? Kamu dimana sekarang? Boleh ku jemput dan berangkat bersama? Lagi pula arah yang kita tuju sama.." tanya Ragnala ke Rayla dengan nada agak sedih dan memohon.

"Dimana lagi kalau bukan di apt? Aku baru pulang dari olahraga, aku akan bersiap-siap dulu. Datang saja kalau mau datang. Aku tidak akan menunggumu." jawab Rayla lagi dengan nada ketus.

"Hm.. baiklah, aku akan segera kesana. Dan.. itu agak menyakitkan kalau tidak ditunggu, kumohon tunggulah aku ya kak." ucap Ragnala dengan memohon kembali.

"Ya oke.." ucap Rayla dan langsung menutup teleponnya.

Selagi Rayla bersiap-siap, Ragnala yang sedang menuju ke apartment Rayla dengan menggunakan kendaraan bermotor melaju dengan sangat cepat.. dan dalam waktu 15 menit ia pun sampai dan langsung naik ke lantai apt Rayla.

*klik klik klik.. tinung tinung* suara dari smart door lock Rayla, setelah pintu terbuka, Ragnala langsung masuk dan menuju kamar Rayla yang tidak dikunci.

*brakkk* suara pintu kamar Rayla terbuka.

Rayla yang sedang diposisi hanya menggunakan pakaian dalam karna sedang mengambil baju di lemari seketika kaget dan menutupi badannya dengan tangannya. Lalu, ia berteriak ke Ragnala karna sikapnya yang tidak sopan.

"Astagaaaa!!!! Apa-apaansih?!!! Kenapa kamu buka pintu sembarangan kayak gitu hah?! Kamu pikir ini rumah kamu bisa seenaknya kayak gitu?! TUTUP!!" ucap Rayla dengan nada marah.

Ragnala langsung menutup pintu dengan panik dan menunggu di ruang tengah dan bergumam didalam hati....

"Ah.... Kenapa aku sangat bodoh? Apakah aku akan didiamkan sehabis ini? Kenapa kau begitu ceroboh, Nala?!?!" sambil mengacak-acak rambut dan menggigit bibirnya.

Setelah 30 menit, Rayla pun keluar dan sudah siap berangkat. Namun sebelum itu, Rayla menghampiri Ragnala di ruang tengah dengan raut muka judes.

"Ragnala Sayudha, dengar ya. Kalau kejadian ini terulang lagi, aku sungguh akan mendiamkanmu lebih dari 1 minggu. Paham?" ucap Rayla dengan nada tegas.

"Iya, aku berjanji akan lebih berhati-hati lagi kedepannya dan tidak akan ceroboh" jawab Ragnala melas sambil menundukan kepala kebawah.

"Yasudah, ayuk berangkat. Ini udah mau siang, kamu akan terlambat." ucap Rayla sambil mengusap-usap kepala Ragnala.

Lalu mereka bergegas berangkat ke kampus dan sekolah. Ragnala mengantar Rayla sampai depan kampus dan berbicara kepada Rayla bahwa ia akan menjemputnya kembali pada jam 5 sore setelah jadwal perkuliahan Rayla selesai.

Dalam perjalanan ke sekolah setelah mengantar Rayla ke kampusnya, tercetus ide kotor Ragnala untuk kedepannya yang mungkin akan dia lakukan ke Rayla..

"Apakah aku harus melakukannya? Sesungguhnya aku memang cemas jika dia tidak berbicara padaku, tapi aku bisa membuatnya terus bicara padaku.. apa benar aku memang harus melakukannya? Dikemudian hari? Ya mungkin saja hal itu memang dibutuhkan." ucap Ragnala sambil tersenyum kecil.