[Jangan lupa vote dan comment ya 😊😊]
<<Enemies to Lovers to Enemies>>
Pemandangan gedung pencakar langit pada itu nampak jelas dari dalam kantor pimpinan mafia Dubois. Ryusei membelakangi seseorang saat sedang berdiri di depan jendela berdesain transparan. Ia memakai setelan formal dan hanya menyampirkan jas di bahu. Ekspresi wajah begitu serius saat memandangi langit biru. Sesekali ia menyesap minuman vodka untuk merelakskan tubuh dari kegiatan sehari-hari yang begitu penat.
"Apa kau sudah menemukan lokasi dimana Mikey berada?"
"Masih belum, bos. Tidak mudah untuk memperoleh informasi tentang keberadaan mereka saat ini. Ini semua karena nyonya (Name) membocorkan informasi yang begitu penting itu pada Bonten. Apakah kita akan membiarkannya begitu saja?" jawab Oki, pria botak bertato di seluruh tubuh dan petinggi nomor 3, orang kepercayaan Dubois setelah (Name).
Ryusei mendengus pelan sembari menggoyang-goyangkan pelan gelas vodkanya. "Biarkan saja. Pada akhirnya dia akan dipaksa berpihak padaku."
Ryusei terdiam sejenak dengan wajah serius saat menatap gelas minuman alkoholiknya. Merasa terpikirkan sesuatu ia pun berbalik, menatap serius Oki yang berdiri tidak jauh dari belakangnya. "Beberapa hari terakhir kita telah menyerang seluruh kantor Bonten, markas dan tempat-tempat persembunyian mereka. Kita akan terus menghancurkan anggota-anggota mereka sampai habis tak tersisa dengan cepat dan sesingkat mungkin. Tempatkan pengintai dibeberapa daerah. Tidak peduli dimana mereka bersembunyi orang-orang kita akan segera tahu saat mereka mulai bergerak. Firasatku kita akan bergerak malam ini."
Oki mengangguk hormat. Detik kemudian seseorang mengetuk pintu menjulang itu dan keduanya pun menoleh ke arah sumber suara. Seorang bawahan berbicara dari balik pintu dan suaranya agak teredam.
"Bos, bawahan Mikey, Bonten nomor 2 ingin menemui anda sekarang."
****
Mereka berdua duduk berhadap-hadapan di sofa menjulang panjang dengan aura dingin dan serius. Haruchiyo duduk dengan kaki melebar dan jari-jemari saling bertaut bertumpu di lutut. Bahasa tubuh tunjukan betapa serius dan tegang pria berambut mullet pink itu. Ryusei menyilangkan kakinya saat sebelah tangannya terangkat ke pundak sofa. Berbanding terbalik dengan Haruchiyo, pimpinan Dubois itu sangatlah santai saat ia juga memamerkan senyum angkuhnya.
"Oh, lihatlah siapa yang datang," sindir Ryusei sarkastik. "Bukankah kau terlalu berani menunjukkan batang hidungmu?"
Haruchiyo tidak membalas. Rahangnya yang mengeras membuat wajahnya teramat tegang.
Ryusei pun berdeham sebelum terus terang bertanya, "Dimana Mikey sekarang?"
Haruchiyo menatapnya tajam, lalu menggeram rendah. "Kenapa aku harus memberitahumu?
Ryusei hanya respon dengan senyum tenang. Pria berambut putih silver itu tidak berkomentar apa-apa lagi.
"Aku datang ingin berunding. Agar tidak ada pertumpahan darah dan peluru."
Seorang brutal seperti Haruchiyo mengatakan hal jarang seperti ini. Dunia pasti sudah mau kiamat. Petinggi Bonten lainnya pasti akan tertawa konyol jika saat ini menyaksikan.
Sementara itu Ryusei dengan sabar masih menunggu Haruchiyo menyelesaikan kalimat seriusnya. Pria berambut pink mullet itu pun menarik napas panjang sejenak. Walau tatapan tajam tidak pernah hilang dari wajahnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure X Sanzu Haruchiyo
Fanfiction"Aku tidak bisa melihat akhir bahagia bagi kita jika hidup kita saja selalu bertabrakkan dengan bahaya. Tapi aku akan selalu disampingmu sampai mati layaknya kisah Bonnie dan Clyde." -(Name) "Mari bercinta seperti tidak ada hari esok." -Haruchiyo Sa...