-40-

212 25 4
                                    

🍁🍁🍁

Seokjin mengangkat lengan baju Taehyung dan melihat semua bekas luka sayat yang masih merah hingga tangannya terulur membuka luka yang masih terbalut perban

Lagi-lagi hatinya terasa sakit melihat semua luka ditubuh kurus Taehyung. Namun belum sempat dia mengoleskan obat ke luka-luka itu Taehyung langsung menarik tangannya dari Seokjin

Rupanya Taehyung sudah bangun saat Seokjin membuka perban ditangannya. Seokjin pun terkejut saat tiba-tiba Taehyung menarik tangannya

" Kenapa kau ada disini? " Taehyung

" Begitukah caramu menyapa? " Seokjin kembali menarik tangan Taehyung

Taehyung menarik tangannya kembali dan menurunkan lengan baju piyamanya

" Aku sudah melihatnya. Cepat kemarikan agar aku bisa memberikan obat dan menutupnya kembali " Seokjin meminta dengan suara pelan

" Dimana Hoseok, hyung? " Taehyung

" Dia sudah menyerah padamu, karena itu aku menggantikannya " Seokjin

Raut wajah Taehyung pun berubah sedih, dia menunduk merasa bersalah pada Hoseok lalu beberapa detik kemudian Taehyung turun dari tempat tidurnya

" Kau mau kemana? " tanya Seokjin

" Aku akan kerumah Hoseok hyung " Taehyung

" Kau lihat jam dinding disana? Jam berapa sekarang? Sudah pasti Hoseok sudah ada di rumah sakit sekarang " Seokjin

Taehyung melihat jam dinding yang sudah menunjukkan jam 08.00 kst yang artinya memang benar Hoseok pasti sudah ada di rumah sakit untuk memulai shiftnya

" Hoseok hyung yang memintamu kemari, itu artinya dia sudah memberitahu semuanya padamu tentang kondisiku? " Taehyung

" mmm, benar. Karena itu, kau tidak perlu menutupinya. Cepat kemari. Atau mungkin.. kau sudah menyiapkan jawaban jika nanti nenekmu bertanya saat melihat luka-luka itu? " Seokjin mengulurkan tangannya kearah Taehyung kemudian menepuk bagian dari tempat tidur yang sebelumnya diduduki Taehyung

" Jadi.. Hoseok hyung tidak memberitahu nene tentang kondisiku? " Taehyung

Seokjin menatap Taehyung yang masih berdiri, " Wae? Apa kau berharap sebaliknya? "

Melihat Taehyung kembali diam, Seokjin pun bicara, " Aku tidak mengunci pintu, jadi cepat kemari "

Taehyung mendekat perlahan dan duduk ditempatya semula. Seokjin pun langsung melanjutkan kembali tugasnya membersihkan semua luka dilengan Taehyung

Setelah 20 menit Seokjin sudah selesai memberikan salep diluka-luka Taehyung dan mengganti perbannya

" Lepas bajumu " kata Seokjin

" Mwo! " Taehyung terkejut

" Aku bilang lepas bajumu. Aku akan membantu menggantinya " Seokjin kembali mengulangnya

" Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri " Taehyung

" Benarkah? Kalau begitu lakukan tanpa mengenai salep yang sudah ku oleskan diluka-lukamu. Dan pakai ini untuk membersihkan tubuhmu sendiri " Seokjin menyodorkan baju piyama yang baru dan washlap basah ditangannya yang lain

Taehyung terlihat berpikir sebelum menerima piyama dan washlap, hasilnya dia hanya menatap kedua barang itu begitu lama

" Ah satu lagi. Jangan terlalu lama. Kau tidak ingin kembali mendapat suntikan karena alergimu kambuh, kan? " Seokjin

          

Taehyung menerima washlap dan piyama dari tangan Seokjin padahal dia sendiri tidak tau bagaimana dia bisa melakukannya dengan kedua tangan yang masih dibalut perban

" Sudahlah. Aku tidak ingin ganti baju " kata Taehyung sambil meletakkan washlap dan piyama diatas nakas

Seokjin berjalan kearah nakas lalu mengambil washlap basah ditangan kanannya

" Tapi kau harus mengganti baju dan membersihkan tubuhmu " Seokjin mendekati Taehyung

" Sebenarnya apa yang kau inginkan? " Taehyung menatap Seokjin

" Aku hanya ingin membersihkan tubuhmu dan mengganti bajumu " jawab Seokjin sambil memperlihatkan washlap yang ada ditangannya

" Jangan pura-pura tidak mengerti. Kau bilang kau tidak akan pernah mau kembali " Taehyung

" Aku tidak pernah merubah keputusanku. Dan kedatanganku hanya sebagai dokter pengganti. Jadi cepat selesaikan hari ini agar aku bisa berangkat ke rumah sakit. Pekerjaanku masih banyak " Seokjin

Taehyung merasa kesal tapi dia juga membiarkan Seokjin melakukan kegiatannya sampai selesai

" Setelah ini jangan pernah keluar dari kamarmu. Beberapa pembantu akan datang membawa sarapan dan obat. Setelah itu-.. " Seokjin

" Aku tau.. Kau bisa pergi sekarang " kata Taehyung memotong pembicaraan Seokjin kemudian terbaring memunggungi Seokjin dan menutupi tubuhnya dengan selimut

Tanpa berkata apapun lagi, akhirnya Seokjin berjalan keluar

Setelah memberikan instruksi pada pembantu rumah tangga untuk mengatur jadwal makan dan minum obat Taehyung, Seokjin berjalan akan meninggalkan rumah itu untuk melanjutkan pekerjaannya di rumah sakit tapi langkahnya terhenti saat tanpa sengaja dia mendengar suara Kim Rae Won dan Kim Mi Kyung yang sedang berdebat didalam ruang kerja Kim Rae Won yang tidak tertutup rapat

Seokjin mendekati pintu dan berdiri didepannya

" Jawab pertanyaan eomma, kenapa kau masih tidak mau menerima Taehyung? Padahal dia juga darah dagingmu sendiri " Kim Mi Kyung

" Bukankah sama saja seperti eomma yang tidak bisa menerima putra sulung keluarga ini? " Kim Rae Won

" Kim Rae Won! Kau sudah berani membalikkan pertanyaan pada eomma? " Kim Mi Kyung

" Eomma menganggap aku menutup sebelah mata pada Taehyung, lalu bagaimana dengan putraku yang ada diluar sana yang keberadaannya tidak pernah eomma anggap? " Kim Rae Won

" Dia tidak jelas asal usulnya! Saat itu kau menikahi bekas pelacur, siapa tau dia hasil benih dari lelaki lain, bukan darimu! " Kim Mi Kyung

Kim Rae Won menatap Kim Mi Kyung tajam, walaupun dia dan Ji Kyung sudah bercerai sangat lama tapi mendengar perkataan Kim Mi Kyung masih cukup menyayat hatinya

" Justru dialah putra kandungku, bukan Taehyung! " Kim Rae Won berteriak

" Mwo? Apa maksudmu, Rae Won-a? " Kim Mi Kyung mulai kebingungan

Bukan hanya Kim Mi Kyung yang terkejut mendengar perkataan itu, tapi Seokjin yang sejak tadi berdiri didepan pintu juga melebarkan matanya karena terlalu terkejut

" Aku baru tau saat Taehyung masih bayi dan saat itu aku baru memenangkan hak atas Taehyung dipersidangan. Saat itu kondisinya menurun dan dokter bilang Taehyung membutuhkan donor darah namun saat melakukan pemeriksaan kecocokan darah ternyata golongan darahnya berbeda denganku. Setelah dilakukan tes DNA pun semuanya berbeda. Akupun tidak pernah menyangka Ji Kyung akan bermain dibelakangku. Padahal kupikir masalah kita hanya karena kesibukanku hingga tidak memperhatikan keluargaku, tapi dia justru sudah berbuat terlalu jauh " Kim Rae Won

" Kenapa kau tidak memberitahu eomma? " Kim Mi Kyung

" Karena aku tidak ingin membuat eomma terlalu sedih melihat keadaanku yang sebenarnya " Kim Rae Won

" Itu semua salahmu karena tidak mau percaya dengan eomma. Sudah eomma katakan wanita itu bukan wanita baik-baik tapi kau masih saja menikahinya! " Kim Mi Kyung menangis membuat Kim Rae Won hanya bisa diam

Seokjin yang sejak tadi masih berdiri didepan pintu sudah tidak sanggup lagi mendengarnya, dia berjalan lebih cepat sampai keluar dari rumah itu dan melesat pergi menaiki mobilnya

Selama diperjalanan berulang kali Seokjin memukul tangannya digagang kemudi. Dia marah, sedih, kesal dan kecewa tapi dia sendiri tidak tau perasaan itu harus dia tujukan pada siapa

Seokjin menghentikan mobilnya ditepi jalan saat merasa tidak bisa mengendalikan emosinya, sampai perasaan mual memenuhi perutnya

" huek.. huek.. " Seokjin memuntahkan semua makanan yang ada perutnya

Nafasnya kian memburu tak beraturan merasakan perut seperti diremas begitu sakit dan kepalanya pusing sampai keluar keringat dingin dan tubuhnya pun gemetar

Butuh waktu beberapa menit sampai Seokjin merasa lebih tenang. Walaupun setelah itu Seokjin masih belum bisa mengemudikan mobilnya. Alhasil dia hanya duduk didalam dengan mesin tetap menyala selama hampir satu jam

1 jam kemudian..

Seokjin tiba dirumah sakit disambut Hoseok yang sudah siap dengan semua celotehannya karena Seokjin sudah terlambat 2 jam penuh dan membuat Hoseok harus bekerja ekstra memegang pasien vvip dan ICU menggantikannya

" Seokjin-a, darimana saja kau ini? Kenapa tidak mengangkat telfon dariku? " Hoseok berbicara sambil berjalan mengikuti Seokjin dari belakang menuju ruang ganti

Karena Seokjin hanya sibuk mengganti baju tanpa menoleh ataupun menjawab pertanyaannya membuat Hoseok sedikit geram, diapun menarik Seokjin agar berdiri berhadapan dengannya

" Seok-.. Seokjin-a apa yang terjadi denganmu? Kau sakit? " Hoseok dengan nada terkejut dan hawatir saat melihat wajah pucat Seokjin

Seokjin melepas genggaman tangan Hoseok yang sedari tadi masih menarik jas kedokteran yang sudah dia kenakan tanpa menjawab pertanyaan dari Hoseok lalu melangkah akan keluar dari ruangannya menuju ICU dimana seharusnya dia memulai kerja shiftnya

Namun saat langkah pertama tiba-tiba saja kepala Seokjin kembali berdenyut, penglihatannya mulai kabur, keringat dingin pun lagi-lagi keluar membasahi tubuhnya dan pendengarannya kian memudar tidak begitu jelas

Ngiiing--

" Seokjin-a! Kau kenapa? " Hoseok terus berteriak menyadarkan Seokjin yang sudah tidak fokus terlihat dari tatapannya

Namun Seokjin merasa seperti dirinya sedang ada didalam sebuah ruangan yang dilapisi kaca tebal yang membuat suara Hoseok tidak bisa terdengar dengan jelas

Hingga akhirnya Seokjin pingsan dipelukan Hoseok dengan posisi berdiri

Grep

" Seokjin-a! Yak! Park Seokjin! " Hoseok berusaha memanggil Seokjin untuk menyadarkannya namun kedua mata Seokjin sudah tertutup rapat


🍁🍁🍁

To be continue

Black Shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang