Kekhawatiran

218 25 1
                                    

"JISUNG.. " teriak chenle




゚+ *:;;:*+゚




Chenle berlari kearah jisung yang terlempar jauh dengan motornya, sebuah truk menabrak jisung dengan kecepatan tinggi sehingga jisung terpencal sangat jauh

"Jie... " Panik chenle

Jisung tak sadarkan diri kepalanya mengeluarkan banyak darah, chenle membuka helem sang adik

"Haa jie,,  bangun jie...  jie" Ucpnya menepuk pipi sang adik "TIDAK JIE... BANGUN HIKSS... " Tangis chenle memeluk tubuh sang adik

Beberapa orang mulai mengerumini mereka, chenle menangis takut

Astaga apa yg terjadi??
haa... Astaga
seperti dia terluka parah
Mengerikan sekali
Lihat kepalanya terus mengeluarkan darah

Begitu lah kira² ucapan mereka yg sedang mengerumini chenle dan jisung



"Tolong hikss... Tolong panggilkan ambulance hikss aku mohon hikss... Tolong" Lirih chenle meminta bantu pada orang² yang mengeruminya namun seperti nya tidak ada yang mendengar chenle mereka hanya melihat saja

"Hikss jie... Bertahanlah.. Aku mohon hikss jie" Uvp chenle dengan begitu pilu















#DIRUMAH SAKIT

Chenle duduk dibangku tunggu dengan begitu gelisah, tangannya tak berhenti berkutip sehingga mengeluarkan darah, tatapannya begitu kacau dan takut... Chenle terus melamun sehingga datanglah sang ibu dan ayahnya

"Jisung... " Panggil sang ibu sambil berjalan ke arah ruangan jisung yang masih tertutup

Chenle melihat sang ibu ia langsung bangun dari duduknya, sang ibu menatap pintu ruangan  yang masih tertutup dengan air mata yang bergenang. Chenle hanya bisa menunduk sang ibu melirik chenle dan

Plakk

Tamparan yang begitu keras mendarat di pipi chenle


"Apa yang sudah kau lakukan pada putra ku bajingan... " Amarah sang ibu "kau ingin membunuh anak ku Haa.. " Sambungnya sambil menarik baju chenle dan memukulnya "anak sialaan... Kau bajingan tidak tau diri, mati saja anak sialaan" Teriakan sang ibu dengan tangisan



Chenle hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan dari sang ibu, sang ayah hanya membiarkan istrinya untuk bertindak ia juga sangat khawatir pada jisung anak bungsunya yang ada dipikirnya sekarang adalah keselamatan anaknya. Sang ibu terus menyalahkan chenle ia tak berhenti memukul atau pun menampar chenle, sehingga dokter keluar dari ruangan jisung. Sang ayah yang sedang terduduk langsung bangkit dari duduknya dan sang ibu pula langsung menoleh pada sang dokter, kedua orang tua itu menghampiri sang dokter

"Bagimana keadaan anak saya dok.. " Uvp sang ibu cemas

Chenle mengangkat kepalanya sendiri kearah sang dokter tak dipungkiri jika ia sangat khawatir dengan jawaban sang dokter

"Tenang anak ibu baik² saja, kami sudah menjahit lukanya dan ia akan siuman besok pagi" Ucp sang dokter

Suara helaan napas terdengar lega dari kedua orang tua tersebut

"Syukur lah.. " Uvp sang ibu merasa lega
"Apa kami bisa melihatnya" Ucp sang ayah
"Silahkan, kami juga permisi" Ucp sang dokter
"Terimakasih dok" Ucp kedua orang tua tersebut

Dokter pun pergi, mereka pun langsung masuk ke dalam ruangan jisung. Chenle juga membuang napas leganya kekhawatiran nya sedikit tenang setelah mendengar jawaban dari sang dokter, tak dipungkiri dia berucap syukur kepada tuhannya karna menyelamatkan sang adik, kedua orang tua itu melangkah masuk dan chenle pun ikut ingin melangkah masuk namun sang ibu melirik chenle

"Sialaan kau ingin kemana?..." Uvp sang ibu
"Aku..ingin melihat jie" Ucp chenle masih dengan wajah khawatir
"Jangan pura² peduli pada putra ku, kau yg menyebabkan semua ini.. Jangan pernah coba² melangkah kan kaki mu mendekati anak ku.. Aku tidak akan lagi membiarkan anak ku dekat dengan anak sialan seperti mu, kau memang anak membawa SIAL... " Uvp sang ibu di akhir dengan kata penuh penekanan
"Tapi chenle juga khawatir dengan jisung ibu..." Uvp pelan chenle
"Kau yang membuat dia seperti sialaan... " Ucp sang ibu
"Tapi... " Uvp chenle terpotong karna sang ibu langsung menampar kembali chenle
"Kau ingin membuat dia lebih celaka lagi karna berada dekat dengan anak pembawa sial Ha... Kau ingin membuat anak ku mati" Ucpnya

Change dengan cepat mengelengkan kepalanya, ucapan sang ibu begitu mengerikan

"Ibu jangan katakan itu... " Uvp chenle menatap sang ibu takut
"Maka menjauhlah dari anak ku, bajingan" Ucp sang ibu

Chenle terdiam dan sang ibu langsung masuk setelah mengatakan itu dan melarang chenle masuk kedalam ruangan jisung. Pintu tertutup chenle langsung mendekati pintu itu dan melihatnya lewat jendela kecil yang ada disana tak apa setidak nya itu cukup untuk melihat dan memastikan sang adik kecil aman disana

Dream dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang