11. RASA YANG DIBALUT LUKA

461 88 18
                                    

Haii Haii Haii
Zarrel

Selamat membaca maaf kalau ada typo.

Jangan lupa ninggalin jejak vote and komen sebelum membaca terima kasih banyak.

Semoga kalian suka. Amiin.

Gas bro.

Happy Ready 🔥

Awali dengan senyuman.

Pertemuan indah itu kembali terjadi hari ini.

***

"Memang ya, tampat paling indah untuk melepas kesedian adalah melihat keindahan yang diciptakan oleh Tuhan, seperti sekarang, kita melihat keindahan danau dan isinya," senyum perempuan bermata teduh itu, dia menatap dalam ke arah danau itu, mata penuh luka dan duka saat menatap danau ini, apa yang tersimpan di dalam lubuk hatinya.

"Karena dengan cara ini kita bisa melepaskan kesedian itu," sambung nya.

"Coba teriak deh, pasti lo bakal lupa dengan kesedihan itu," ucap perempuan bermata teduh dengan bandana putih yang menempel di rambutnya.

"ARGHHHHHHHHH!!" teriak perempuan bermata teduh itu, latang dan keras, dia begitu penuh dengan kesedihan, suaranya begitu lepas dan penuh isak tangis.

"Coba deh, biar lo nggak sedih lagi," pinta perempuan itu, dia menoleh, melirik ke Zarrel yang masih menatap danau penuh arti.

Zarrel menarik nafas dalam-dalam lalu berteriak sekuat mungkin. "ARGHHHHH!!" teriak laki-laki bermata hitam obsidian itu, suara begitu sendu, raga nya seperti penuh dengan rasa sedih hari ini.

"Gimana masih sedih? Atau udah berkurang rasa sedih itu,"

Zarrel menoleh sedikit lalu tersenyum. "Makasi," satu kalimat, untuk perempuan bermata teduh tersebut, perempuan itu tersenyum, matanya yang indah penuh kata dan arti sebuah pengorbanan.

"Sama-sama, senang bisa buat kamu tersenyum lagi, kamu buat aku inget sama seseorang yang begitu spesial," ingat perempuan bermata teduh itu, dia menatap langit yang begitu cerah berawan hari ini.

Senyum terbit di bibir perempuan tersebut, Zarrel juga menatap dalam kearah dirinya.

"Maaf tadi nama lo siapa?" tanya Zarrel pada perempuan yang ada disamping dirinya tersebut.

"Panggil aja Luna," simpul perempuan bernama Luna tersebut.

"Gue Zarrel, salam kenal," balas Zarrel memperkenalkan dirinya pada Luna, perempuan itu menjabat tangan laki-laki bermata hitam obsidian tersebut.

"Lo sering kesini?" tanya Zarrel pada Luna.

Luna meraih sebuah batu kerikil kecil, lalu melempar batu tersebut ke arah tengah danau, tidak sampai tapi itu penuh dengan makna.

"Nggak sering, hanya sekedar lewat tadi, mau melepas kenangan yang susah di lupakan kalo berada disini," balas Luna.

"Ya kalo susah dilupin ngapain lo kesini? Itu malah akan membuat lo makin lama untuk melupakannya," ucap Zarrel. "Kalau tempat ini penuh dengan kenangan kenapa harus kembali kesini? Bukankah lebih baik kita pergi dan tidak kembali ketempat yang seharusnya dilupakan, agar kenangan-kenangan indah itu lupa dengan sendirinya," tukas laki-laki bermata hitam obsidian tersebut.

Luna menarik nafas lembut, lalu berjalan ke arah Zarrel. "Nggak semua kenangan bisa dilupakan dengan mudah, bahkan sampai kita nggak di bumi ini lagi kenangan itu akan tetap abadi di hati kita."

          

"Memang waktu berputar cepat kita dipaksa untuk terus maju melupakan masa lalu, tapi nggak harus melupakan kenangan itu, banyak momen dan hari dimana kita merasa bahagia pernah terlahir di bumi ini," sambung Luna, dia menepuk pundak Zarrel, laki-laki itu juga berpikir memang benar semua itu tetap semestinya diingat karena penuh dengan kebahagiaan.

"Sampai ketemu lagi, Zarrel," Luna berjalan pergi meninggalkan laki-laki bermata hitam obsidian itu, yang masih memikirkan perkataan dari perempuan bermata teduh tersebut.

"Jangan sedih lagi, ingat kalo kamu sedih teriak aja di sini, luapin tuh rasa sedih," ingat Luna, dia berjalan menuju mobil miliknya yang tidak jauh dari area parkiran tersebut.

Zarrel berbalik menatap perempuan bermata teduh itu pergi dari sana. "Gue tunggu lo disini lagi, Luna," ucap laki-laki tersebut, Luna hanya tersenyum mendengar kata yang baru saja di lontarkan oleh Zarrel, dia mengangkat jempol miliknya tanda akan kembali ke sini.

***

"Apa kabar, Bumantara? Hari ini pasti indah kan? Jangan lupa bahagia, ya," gumam perempuan bermata teduh dengan bandana putih tersebut, dia masuk ke dalam mobil miliknya.

Luna membuka Laci dashboard mobil miliknya, dia mengambil sebuah foto yang ada disana, seorang laki-laki dengan jaket hitam Wolf Clozer.

"Kamu tau nggak barusan aku ketemu sama orang yang mirip banget sama kamu lo," Luna tersenyum, berbicara dengan foto laki-laki tersebut.

"Aku sering kesini tapi tidak dengan kamu, tapi rasanya di setiap sudut danau ini aku merasakan kamu ada, memperhatikan aku dari balik tawa, senyum dan mata, ya walaupun hanya perasaan ku saja, tapi itu seperti nyata, kamu duduk di samping bercerita dan mendengarkan aku mengeluh tentang dunia ini," kata Luna, dia menatap penuh bahagia sebuah foto yang ada ditangannya tersebut.

"Oiya, aku sampai lupa, kata kamu kan jangan lupa bahagia, aku hari ini bahagia banget, mungkin masa-masa itu tidak akan kembali tapi rasanya masih tertanam di dalam hati ini," sambung dirinya, perempuan berbandana putih itu meletakkan kembali foto tersebut ke dalam laci dashboard mobil nya.

Luna menarik nafas lembut, senyum dia terbitkan dibibir nya, kemudian menarik pedal gas, pergi dari sana meninggalkan danau dengan ceritanya.

***

Kantin SMA JAYA

Marsha dan Angel duduk di sudut kantin, mereka berdua memperhatikan suasana kantin yang lumayan rami di saat jam istirahat begini, kedua bola mata Marsha tettuju pada salah satu perempuan yang duduk bersama dengan Ika dan Alveria, perempuan itu seperti siswa baru di SMA Jaya.

"Omg!! Lo dekat dengan keluarga Zarrel, Ze?!" pekik Ika histeris, dia menangkup kedua pipinya, Alveria yang mendengar itu menutup kedua telinganya.

"Nggak usah teriak-teriak, Ika, lo kayak di hutan aja," kesal Alveria, dia mebekap mulut perempuan tersebut.

"Gue nggak salah dengar kan, Cha, dia dekat sama keluarga Zarrel," ucap Angel, yang duduk di samping Marsha, perempuan itu juga mendengar itu.

Gelengan kecil dari perempuan berkulit putih salju itu. "Gue nggak tau, Ngel, tapi dia bilang gitu tadi."

"Wa, parah nih lo berdua nggak ngajak-ngajak kita ke kantin," ucap Aldo yang baru saja datang, Marsha menatap laki-laki tersebut dia datang bersama dengan Daniel, Zecco, Tiano, Justin dan Arshan, tanpa laki-laki bermata hitam obsidian itu.

"Lo Ze, gimana hari pertama lo disini? Senang nggak?" tanya Daniel, pada perempuan cantik itu.

"Seneng lah, masa nggak seneng kan ada Zarrel, ya kali nggak seneng," ucap Zecco, dia tanpa menyadari keberadaan Marsha yang duduk tidak jauh dari sana.

"Yoi, Ze, kan Zeta dekat tuh sama Zarrel, mana nggak senang dia, bisa ketemu lagi sama orang paling spesial yang buat dia jatuh cinta," timpal Arshan dengan senyum, Marsha yang mendengar itu pun langsung berdiri.

Perempuan itu berjalan menuju kearah inti Wolf Clozer dengan tiga perempuan tersebut, Marsha menatap penuh tanya dan cemburu, siapa perempuan cantik itu? Kenapa dia bisa akrab dengan inti Wolf Clozer dan juga katanya dekat dengan Zarrel.

"Cha! Marsha!" panggil Angel, dia mengejar Marsha.

"Dia siapa sih?! Dan apa hubungannya sama Zarrel?!" tunjuk Marsha pada perempuan yang duduk tepat didepan dirinya itu.

Aldo kaget dengan kehadiran Marsha begitupun dengan semua yang ada disana.

"Lo pacaran nya, Zarrel ya?" tanya Zeta dengan nada lembut, namun dengan tatapan tajam. "Cantik juga, gue pikir Zarrel salah pilih pasangan, ternyata cantik juga."

"Gue tanya lo siapa nya Zarrel?!" kesal perempuan berkulit putih salju itu, Angel berdiri di samping Marsha.

"Dia itu, Cha, Dia..," ucap Zecco ingin menjelaskan siapa perempuan cantik yang ada di depannya ini.

"Dia siapa?!" suara Marsha mulai meninggi, mata nya mulai memerah ingin menangis.

"Kenalin gue mantannya Zarrel, orang yang paling dia sayang dulu, dan susah untuk dilupakan," Zeta mengulurkan tanganya dengan senyum, senyum yang membuat Marsha menepis tangan Zeta.

"Lo pasti boong, Zarrel mana ada mantan ya, dia bilang gitu sama gue!" terang Marsha, dia tidak percaya bahwa perempuan yang ada didepan ini adalah mantan Zarrel.

"Lo bisa tanya sama orangnya, atau nggak sama nih 6 orang cowok, siapa gue," tukas Zeta, dia menujuk ke enam inti Wolf Clozer tersebut.

"Nggak mungkin, ini pasti akal-akalan lo dong kan!" maki Marsha. "Jangan suka ngaku-ngaku lo!" tunjuk perempuan berkulit putih salju tersebut.

Ika menurunkan tangan Marsha. "Cha, lo nggak tau banyak hal tentang Zarrel ternyata, ini Zeta, dia mantannya Zarrel, dan mereka hampir aja dijodohin," jelas perempuan itu yang membuat Marsha menampar pipi Zeta keras.

Plak..

Satu tamparan keras itu di saksikan oleh seluruh inti Wolf Clozer, Ika dan Alveria serta Angel, bahkan seluruh siswa dan siswi yang ada di kantin tersebut melihat itu semua, Marsha menampar anak baru.

"Anjing lo!"

••To Be Continue••

Dah jangan lupa Apresiasi dengan Cara VOTE bisa kali bro..

Sampai bertemu lagi di bab selanjutnya.

See you next time
°***°

Zarrel [Tomorrow Will Be Happy]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin