Chapt 9

54 10 4
                                    

Setelah seminggu, Soobin remaja akhirnya memberanikan diri untuk kembali ke sekolah. Murid lain yang ia lewati menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada yang melihatnya dengan kasihan, ada yang menatapnya aneh dan ada yang menertawakannya. Ia berjalan menunduk tak berani membalas tatapan mereka.

Ia masuk ke kelas dan segera disambut oleh teman-teman Beomgyu.

"Wah ini dia Choi Soobin yang seksi." ucap salah satunya.

"Dia masih berani datang ke sekolah" ucap yang lain.

"Hey, Choi Soobin, banyak sekali yang menyukai videomu" Salah seorang dari mereka menunjukan video rekaman dirinya yang diambil Beomgyu seminggu yang lalu.

Ia bergegas mengeluarkan ponselnya dan mengecek sosial media. Benar saja, video dirinya yang hanya memakai celana dalam sudah tersebar kemana-mana. Ia segera menekan tombol lapor berkali-kali, berharap agar  videonya itu segera terhapus dari sosial media. Ia juga berkomentar, meminta orang-orang yang menonton video itu agar membantu melaporkannya. Namun balasan yang ia terima, hanya ejekan dan cacian.

Bel masuk berbunyi, Soobin menarik nafas dalam-dalam dan meremas ponselnya. Tak ada yang bisa ia lakukan, tak ada yang berpihak padanya dan jumlah penonton video itu semakin bertambah.

"Kenapa Beomgyu tak masuk?" Tanya salah seorang teman Beomgyu.

"Mungkin dia takut dihukum setelah menyebarkan videonya" Balas temannya.

"Tidak seru, seharunya dia mengupload videonya pas jam pelajaran, bukan jam tiga pagi." Timpal temannya yang lain.

***

Sepulang sekolah, Soobin berdiam diri di pinggir jembatan layang, ia memperhatikan kendaraan yang berlalu  lalang. Wajahnya babak belur seperti biasa, namun ia tak bisa melarikan diri. Tak ada tempat tujuan dan tak ada tempat untuk pulang.

Ia merindukan sosok itu, sosok Choi Seok dan sosok anak SMP yang selalu berdampingan dengannya saat menaiki bis, namun sosok itu menghilang, sudah beberapa kali ia naik bis, tapi sosok itu tak pernah terlihat lagi.

Ia mengeluarkan ponselnya, memutar video dirinya yang kini sudah ditonton ratusan ribu orang. Ia menjatuhkan ponselnya dan menaiki pembatas.

Tatapannya kosong, ia tak peduli jembatan tinggi itu bisa menghancurkan tubuhnya jika jatuh ke bawah sana. Ia merentangkan kedua tangan, air matanya menetes, ia memejamkan mata.

Soobin mencondongkan tubuhnya kedepan dan memajukan satu kakinya.

Srett!

Hampir saja ia jatuh ke bawah sana, seseorang menarik tubuhnya ke belakang hingga ia dan orang itu jatuh di atas trotoar.

"Hey, Nak, ada masalah apa hingga kau mau bunuh diri?" tanya seorang pria berusia empat puluh tahunan.

"Lee Sunbae, lihat ini!" ucap pria lain, pria itu memungut ponsel Soobin dan memutar video yang langsung muncul saat ia membuka layarnya.

Pria yang dipanggil Lee Sunbae itu melebarkan mata melihat siswa di sebelahnya telanjang dalam video itu. Ia segera mematikan layar ponsel itu dan menoleh pada siswa di sebelahnya kemudian memeluknya.

"Jangan khawatir, Nak. Aku seorang polisi, aku akan menangkap pelaku penyebaran video itu." ucapnya sembari menepuk-nepuk punggung Soobin.

"Benarkah, Tuan?" Soobin melepas pelukan orang itu dan memberanikan diri menatapnya.

"Ya, jika kau bersedia bekerjasama dengan kami."

"Tapi, Tuan. Aku tak memiliki uang untuk membayarmu"

          

Polisi itu tersenyum "sudah tugasku untuk menangkap pelaku kejahatan termasuk perundungan, jadi kau tak perlu mengkhawatirkan soal uang."

"Terima kasih, Tuan"



***

Soobin remaja dibawa oleh kedua orang itu ke kantor polisi dan dimintai keterangan, mulai dari nama, alamat, sekolah dan lainya.

"Jadi, kapan video itu diambil?" Tanya polisi bermarga Lee di depannya.

"Satu minggu yang lalu. Aku mengira Beomgyu tak akan menyebarkan video itu, jadi aku memberanikan diri untuk kembali ke sekolah." jawab Soobin.

"Lee Sunbae" panggil rekannya, ia memberikan berkas riwayat Soobin yang berhasil ia kumpulkan dari berbagai sumber.

"Anak ini sudah dirundung sejak kelas satu SMA dan melakukan percobaan bunuh diri lebih dari lima kali." Lee Sunbae membaca berkas itu dan menghela nafas.

"Jadi, siswa bernama Beomgyu yang merundungmu?" tanya Lee Sunbae.

"Ya, Choi Beomgyu murid baru di sekolah, tapi dia bergabung bersama murid yang biasa merundungku sejak kelas satu SMA. Dia baru beberapa minggu pindah ke sekolah yang sama denganku."

"Apa orang tuamu tahu?"

Soobin menggelengkan kepala "sekolah itu pilihan orang tuaku. Aku ingin pindah, tapi mereka tak mau membiayaiku jika aku pindah. Mereka tak ingin mendengar alasanku. Jadi aku pikir, bunuh diri adalah satu-satunya jalan untukku pergi."

Lee Sunbae mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa ada orang tua yang bersikap sesuai kehendaknya sendiri tanpa mengetahui keadaan anaknya yang menderita.

"Baiklah, terima kasih karena kau bersedia memberitahuku. Aku akan membantumu untuk menghapus video itu dan mencegah penyebarannya." Ia menyodorkan buku catatan dan meminta Soobin untuk menulis nomor ponselnya.

"Aku akan menghubungimu jika sudah ada perkembangan." ucapnya lagi.

"Terima kasih, Tuan" Soobin beranjak dari duduknya dan membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

***

Sudah beberapa hari sejak Soobin pergi ke kantor polisi namun ia belum dihubungi juga. Ia duduk di atas kasur sembari menonton televisi, raut wajahnya datar, seolah perasaan dan ekspresinya telah hilang.

'Choi Beomgyu, putra bungsu dari Choi Corp diduga tewas di tangan tiga orang remaja dari sekolah SMA pertamanya. Di tempat mereka biasa menghabiskan malam sembari mabuk, ditemukan berbagai bukti. Mulai dari pecahan botol alkohol dan sebuah gerobak; di kedua benda itu terdapat bercak darah milik Beomgyu. Kepolisian juga menemukan seekor anjing yang telah membusuk. Menurut pernyataan dari Ibu Beomgyu, anjing itu merupakan anjing kesayanganya.' Soobin turun dari ranjang dan mendekat ke televisi yang tengah menayangkan berita soal Beomgyu.

'Ditemukan juga ponsel milik Beomgyu di gerobak itu dan terdapat seorang saksi yang melihat Beomgyu dikejar ketiga remaja itu. Namun sayang, sampai saat ini mayat Beomgyu belum ditemukan. Diduga tiga remaja itu mabuk saat melancarkan aksi pembunuhan dan tak ingat membuang mayatnya kemana. Meski begitu, pihak kepolisian akan melanjutkan penyelidikan dan mencari keberadaan mayatnya. Kini ketiga remaja itu telah dijadikan tersangka dan akan dimasukan ke sel tahanan khusus.'

Soobin melangkahkan kakinya, ia mengambil sesuatu dari rak piring dan kembali ke depan televisi. Ia mengangkat tanganya dan mendekatkan pisau dapur ke nadinya.

Sret!

Darah bercucuran, pandanganya kabur dan tubuhnya limbung hingga jatuh tergeletak di atas lantai yang dingin.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Human Pet (SooGyu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang