Chapter 25 - The A

320 24 7
                                    

Alexandra Daddario as Avela Reese on mulmed guys, kaka gue. Enjoy...

"Apa maksud mu ?", tanyanya.

"Ya, keponakanku masih hidup. Mereka bilang dia ada di panti asuhan di Inggris. Aku menghubungi ibuku yang ada di Inggris waktu itu, aku menyuruh mereka mengambilnya ke panti, tapi setelah aku pulang dari kantor mereka menelepon dan mengatakan kalau dia sudah di angkat dengan orang lain", dia mengambil napas panjang lalu melanjutkan.

"Sebenarnya aku ingin menuntut mereka, hanya saja ibuku mengatakan tidak usah karena percuma saja, 'kau' sudah diangkat oleh orang lain yang saat itu entah dimana", sebutnya yang membuat kepala Harry spontan terangkat dengan alis yang berkerut.

"Maaf tuan, bagaimana engkau yakin kalau aku adalah keponakanmu yang hilang ? Bisa saja dia adalah orang lain yang saat ini sedang berada di Inggris", bantah Harry.

"Aku tidak tau. Tapi aku yakin, karena aku merasakan sesuatu yang sama saat bertemu kau Harry, sama seperti 14 tahun yang lalu, saat kau berkunjung ke Inggris dan aku mengajakmu jalan-jalan seperti anakku sendiri. Ketahuilah, tidak ada gunanya aku berbohong", katanya.

"Hh... Kau mungkin salah orang tuan, maafkan aku jika wajahku mengingatkanmu dengan keponakanmu", bantah Harry lagi lalu berbalik pergi.

"Tunggu, begini saja, kalau kau tidak yakin, kau bisa datang ke alamat ini dan...", Halbert mengambil sesuatu di dalam sakunya. "Ini... Ini kunci yang kau butuhkan saat kau telah tiba di sana", Harry hanya memandang bingung 2 buah benda yang diberikan Halbert.
"Kalau kau sudah menemukan apa yang kau cari, percayalah, aku ada di situ", ucap Halbert terakhir lalu berbalik pergi dan keluar meninggalkan ruangan.

Harry masih terpatung menatap 2 benda itu, lalu mengambilnya.
"Apa maksudnya ini ?", tanyanya lagi.

***

Dancing Room

Song : All Night by Icona Pop

We always feel about this better life, this better life

We always got all along, yeah all along

'Apa mungkin dia ? Arrgghh... tapi kenapa aku tidak yakin ? Wajah dan namanya juga mirip. Apa Harry masih hidup ? Apa mungkin dia orang yang sama ?', pikir Vela saat di tengah-tengah dia menari.

C'mon baby we can hit the lights

Make the wrong turn right

We can smash the club

Make the pop go rock

'Ya tuhan, kenapa ini ? Apa kau mengirim orang yang mirip dengan Harry agar engkau menghiburku ? Aku memang sedang merindukannya. Sedang sangat merindukannya', secara tidak sadar, saat membuat koreo dance ini, air mata Vela jatuh, tetapi dia tetap menari. Dengan cara ini, dia dapat meluapkan perasaannya dan menemukan gerakan baru.

We could do this all night...

We could do this all night...

Yeah everything is alright...

We've got the keys to open paradise... yeah paradise

It feels... Right

We could do this all night...

*beat rock*

Saat Vela mulai untuk melakukan headstand, dia terpleset dan terjatuh. Kemudian dia mematikan lagunya dan duduk menyandar di dinding dengan kedua kaki ditekuk dan tangan di letakkan di lutut. Dia menangis, tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang ramai memasuki ruangan tempatnya. Dia lalu mengangkat kepalanya dan terkejut melihat siapa yang datang. Vela langsung menghapus airmatanya dan berdiri.

Mereka -one direction- sudah berada di depannya, dengan Harry yang berada di depan, dengan kedua tangan di dalam saku celananya.

"Bagaimana dengan tawaranku ? Apa tadi, koreo yang kau buat untuk battle itu ?", tanya Harry.

Vela tidak menghiraukannya dan melihat lebih detail ke leher Harry. Membuktikan apakah benar benda yang bergantung di leher Harry adalah benda yang sama dengan Harrynya itu.

"Hei, aku berbicara denganmu apel", ejek Harry.

"Can you repeat it again ?", kata Vela.

"Apel, A.P.E.L.", eja Harry sambil mengejek Vela.

Flashback

"Hei Vela, Vel... ke sini, aku menemukan tempat yang bagus, aku jamin kau pasti suka", ajak anak laki-laki yang sedang berlari ke arah pepohonan besar yang berderet.

"Tunggu sebentar, kalau aku berlari nanti es krimku jatuh bodoh", teriak Vela.

"Dasar tukang makan", kata Harry menyusul Vela lalu menariknya untuk berlari.

"Eehhh... tunggu, es krimku mau jatuh nih",

"Lupakan es krim murah itu bodoh, nanti kau dipanggil lagi dengan orangtuamu. Sebentar saja", kata Harry tetap menarik Vela.

"Yaaahhhh... jatuh. Harry bodoh, uang terakhirku tadi hanya untuk membeli es krim itu dan sekarang seenaknya saja jatuh ke tanah",

"Terus, kau mau jilat es krim yang di tanah itu ? Dasar bodoh", ejek Harry.

"Tapi, aku sedang pengen yang manis-manis, dan seenaknya saja kau jatuhkan", kata Vela yang mulai murung.

"Hei, wafel. Aku bisa membelikanmu es krim yang jauh lebih enak dari itu",

"Apa kau bilang ? Wafel ? Dasar otak makanan, pikiranmu hanya makanan saja", balas Vela.

"Ya, di pikiranku saat ini hanya kau wafel",

"Coba ulangi"

"Di pikiranku saat ini hanya wafel, dan sekarang aku lapar. Tapi aku traktir kau makan wafel buatan momku tapi setelah kau mau ikut denganku ke sana", tunjuk Harry.

"Baiklah, mom Anne memang ikhlas memberikan wafel untukku, bukan kayak kau jelek. Lagian wafel buatan mom Anne memang nikmat", kata Vela.

"Makanya, cepat. Wafel menunggumu nyonya pengunyah",

Tok, Vela memukul kepala Harry.

Flashback off

"Hei, aku bertanya pada kau apel, kenapa kau malah merenung ?",

'Sejak saat itu, Harry sering memanggilku wafel', pikir Vela lagi tapi sambil melihat kalung di leher Harry.

"Apa yang kau lihat ha ?", tanya Harry yang merasa kesal karena dicuekkin.

"Apa dileher kau, ada kalung ?", tanya Vela ragu, yang membuat kawan Harry -the boys- langsung melihat ke arah Harry.

"Apa maksud kau ?", tanya Harry sarkastik, dan mencoba menyembunyikan kalung itu.

"Boleh aku melihatnya ?", minta Vela.

"Apa kepentinganmu dengan kalung ini ?", tanya Harry dengan suara yang melembut penasaran. Dia masih menyembunyikan manik kalungnya di balik kemejanya.

"Aku hanya ingin melihatnya saja, hanya memastikan", tambah Vela.

Mendengar itu, Harry menyingkirkan tangannya dengan pelan dan mengeluarkan kalungnya, tentunya dengan kening yang berkerut penasaran.

Melihat manik kalung milik Harry, Avela pun terkejut melihat huruf A yang tergantung di sana. Secara sepontan Avela menutup mulutnya dan tidak dapat membendung lagi air matanya.

Dugaannya benar, tapi dia tidak dapat menelaahnya. Bagaimana Harry bisa selamat dari kecelakaan pesawat 7 tahun silam ?

Aku hanya bisa bilang I am sorry for long time you'll waiting guys.

Teruslah bergerak, bahkan jika kau tidak dapat menemukan lagi gaya yang sempurna, sesungguhnya gerakan mu itulah yang sempurna di mata orang... -A.

5 Girls Battle Dance One DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang