Bagian 8

4.4K 85 0
                                    

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku

"mamah?"

"mba gugup ya?"

"hemm iya mah" jawabku sembari tersenyum kikuk

"sekarang ayo keluar, mba sudah sah jadi seorang istri"

Air mataku pun mengalir, god ! entahlah sekarang perasanku campur aduk

"jangan nangis sayang"

"mah, jujur melta masih....belum siap mah"

"sayang, ikhlasin semua takdirmu pada Allah, Allah sudah menyiapkan jalan hidup terbaik untuk mu mba, ayo senyum nya mana? Masa pengantin ko nangis sih"

Aku pun tersenyum, dan kita menuju ke bawah, aku melihat ka adnan yang sedang melihatku sembari tersenyum, ya dia sekarang suami ku, entahlah aku masih merasa ini mimpi

Akupun sekarang berada disamping ka adnan dan mencium tangannya

Lalu selanjutnya adalah kita menandatangani surat nikah, dan aku pun menyematkan cincin kejari manis ka adnan begitupun sebaliknya , aku mencium tangannya lagi

Lalu acara sungkeman dan ucapan selamat dari keluarga dan kerabatpun silih berganti

Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB , akupun masuk kamar untuk istirahat karena nanti malam adalah acara resepsi yang akan dihadiri oleh para tamu penting

Aku langsung duduk ditepi ranjang dan melihat jari manisku yang sudah ada cincin didalamnya

Tiba-tiba pintu terbuka, dan ka adnan masuk kamar

Aku mengalihkan pandanganku kepada cincin itu lagi, dan aku merasa ka adnan duduk disampingku

"mel?" sapa ka adnan

Aku pun hanya diam dan masih memandang cincin itu, tanpa terasa aku pun menangis

"kamu nangis? Kamu kenapa?''

Akupun semakin terisak, ka adnan mendongakkan kepalaku dan mengusap air mataku

"ka...ka aku masih belum siap jadi istri ka, aku takut apa aku bisa?"

Ka adnan pun tersenyum

"kita jalani aja ya"

"aku..."

"sttt" ka adnan meletakan jari telunjuknya di bibirku

"istirahatlah, jangan banyak berpikir, just do it "

Lalu ka adnan memelukku erat , aku pun tidak balas memeluknya entahlah aku masih merasa ia orang asing bagiku

+_

Acara resepsipun dimulai, begitu banyak tamu penting yang hadir

"cape?" bisik ka adnan

"engga usah ditanya ka, rasanya aku mau matahin kaki sekarang, capeee banget"

"hahaha"

"ko ketawa"

"jangan dipatahin kakinya nanti ngrepotin kaka"

"ish kaka mah"

Acarapun selesai pukul 22.00 WIB, dan kami menuju rumahku ,aku langsung menuju kamarku tanpa memperdulikan ka adnan, rasanya aku harus mandi sekarang agar badanku kembali fresh dan sedikit mengurangi rasa pegalku

Saat aku keluar dari kamar mandi betapa kagetnya aku melihat ka adnan mengangkat beberapa kardus

"ah ka balik badan, balik badan cepett, aku belum make baju cepet balik badan"

Ka adnan yang baru masuk kamar pun sontak langsung balik badan

"diem ditempat diem"

Aku pun langsung menuju tempat tidurku dan mengambil baju yang sudah kusiapkan tadi, aku langsung masuk ke kamar mandi untuk memakai baju dan tak lupa kerudungku

"ka mandi gih, aku udah selesai'

"iya mel, ini taro disini aja ya" ka adnan meletakkan kardus besar itu dipinggir lemari

"apa itu ka?"

"kado dari tamu"

"ah iya taro aja disitu'

Ka adnan pun menuju kamar mandi, aku pun langsung mengambil koper ku dan memasukkan baju-baju ku , besok aku dan ka adnan akan kembali ke bandung dan menempati rumah kontrakan yang sudah disiapkan orang tua kami

"mel" ucap ka adnan dari belakang

"ah ka, aduuh ngagetin"

"hehe maaf deh kalo ngagetin, kamu lagi packing"

"iya nih'

"besok lagi aja lah sekarang istirahat"

"cuman baju-baju aja ko ka, sebentar lagi juga selesai"

"mel, kenapa masih pake kerudung?"

"kan biasanya juga pake kerudung ka"

"mel, sekarang kakak ini suami kamu, udah dong dilepas aja kerudungnya"

Ka adnan pun mulai melepas kerudungku dan terurailah rambutku yang hanya sebahu namun hitam lebat

Ia pun mengelus rambutku

"jangan pake kerudung lagi kalo didepan kaka, kamu taukan bahkan sehelai rambutmu saja sudah jadi hak kaka"

"iya ka, maaf"

"sudah, sudah , kaka tidur duluan ya mel , cape banget nih badannya"

"sok tidur aja, melta mah mau packing baju dulu"

"jangan tidur malem-malem nanti besok kesiangan"

"iya boss, bawel deh"

Ka adnan pun hanya tersenyum dan membaringkan badannya di tempat tidur

I want youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang