07 ketemu camer

547 59 5
                                    

Kring kring..

Lah kok bell rumahnya kayak suara sepeda?

Ckrek.

Seseorang membukakan pintu untuk Bambam, seorang wanita berambut sebahu menyambutnya dengan senyuman.

"Siapa ya?" tanya wanita itu dengan lembut.

"Saya Bambam, Tante. Saya adik kelasnya Eungi"

"Oh silahkan masuk dulu"

"Gak usah Tante, cuman mau ngasihin ini aja"

Bambam menyodorkan Mumi ke wanita yang Bambam pikir sepertinya ibu Eungi.

"Gak ah masuk dulu, ngomongnya didalem" wanita tersebut tersenyum ramah sambil mendorong pelan punggung Bambam agar memasuki rumahnya. Mau tak mau Bambam hanya bisa menurut saja. Bambam hanya terdiam, canggung. Selagi ibu Eungi menghilang ke dapur, Bambam benar-benar tak bisa apa-apa.

"Diminum ya Bam, dimakan juga" tak lama kemudian ibu Eungi kembali sambil menurunkan beberapa makanan dan minuman dari sebuah nampan, lagi-lagi Bambam mengangguk dan tersenyum. "Eungi gak ada, lagi jalan-jalan sama Haerin"

Oh iya ya.

Ternyata Bambam lupa bahwa Eungi sedang tak ada di rumah, bukankah ia sendiri bertemu dengannya di Mall tadi.

"Sebenernya Bambam gak niat lama, Tante. Cuman nganterin Mumi aja"

"Coba dulu kue buatan Tante"

Bambam mengangguk pelan kemudian mengambil satu potong kue lalu mulai memakannya, sesungguhnya dia benar-benar canggung.

"Enak?"

Bambam mengangguk-anggukan kepalanya, ibu Eungi terkekeh pelan ketika melihat krim yang menempel di atas bibir Bambam. "Hati-hati makannya, nih" kemudian menyodorkan sebuah tissue, membuat Bambam malu tapi mau apa lagi sudah terlanjur.

Harusnya gua bisa caper ke camer, bukan malah malu-maluin.

"Makasih banyak ya, Eungi pasti seneng banget karena dia udah nyari Mumi kemana-mana dan belum ketemu"

"Iya Tante, tapi.. ini beneran Mumi kan?" Bambam dengan ragu menyodorkan Mumi kepada wanita dihadapannya.

"Lho? jadi Bambam belum tahu?"

"Iya Tante, itu cuman nebak aja. Karena Eungi Noo- ekhem" dengan canggungnya Bambam membenarkan duduknya, "Kak Eungi, bilang anjingnya warna cokelat"

"Oh ya ya" ibu Eungi mengusap-usap pucuk kepala Mumi.

"Yaudah Tante, Bambam pamit. Ini udah sore"

Bambam bersalaman dengan ibu Eungi kemudian pamit pergi.

***

Yugyeom berjalan menuju Bambam yang sedang meminum teh manisnya. Laki-laki itu hampir saja tersedak karena Yugyeom menepuk pundaknya terlalu keras.

"Lu.. kacau ah" Bambam geleng-geleng kepala sambil menunjukan wajah kesalnya sedangkan Yugyeom tertawa.

"Gimana? Udah dibalikin tuh anak anjing?"

"Ck, gua gak inget Eungi Noona gak ada dirumah. Gua ketemu sama camer Gyeom, sial"

Bambam menggeleng menyesali semuanya.

"Maksud lo? Oh ya ya, jadi lu ketemu nyokapnya Eungi?"

Bambam mengangguk, ingin sekali ia memutar waktu lalu berdandan rapi agar mendapat kesan bagus dari ibu Eungi, nyatanya itu hanyalah ekspektasi.

"Terus?"

"Ya..begitu"

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat Eungi berjalan bersama Jisoo. Yugyeom segera menepuk pundak Bambam mengisyaratkan bahwa Eungi ada disini.

"Ya gue juga liat" Bambam memutar bola matanya.

"Dia.. dia kesini Bam"

"Yaudah si emang kenapa?"

Eungi menghampiri kursi yang berada didepan Bambam lalu duduk disana membuat Bambam kaget karena sejak kapan dan angin apa yang membuat Eungi sudi menghampiri Bambam apalagi duduk dihadapannya seperti ini.

"Makasih banyak ya Bam"

"Makasih?" Bambam terdiam sejenak, ia bisa mengira apa yang kira-kira Eungi ucapkan terimakasih. Tapi setidaknya untuk berbasa-basi ia terlebih dahulu menganggap tak mengetahuinya.

"Ck, Mumi udah balik lagi" Eungi membuang muka sedangkan Bambam tersenyum, ia sudah tahu tapi melihat Eungi yang kesal seperti itu sangat menarik di mata Bambam.

"Oh iya iya" Bambam mengangguk pelan.

"Yaudah bye" Eungi bangkit dari tempat duduknya lalu pergi bersama sahabatnya. Bambam masih terdiam dan menahan nafas untuk beberapa detik sebelum Eungi benar-benar pergi, tangannya perlahan menyentuh pundak Yugyeom.

"Gyeom tadi dia senyum kan?" pertanyaan yang penuh keraguan itu dijawab anggukan oleh Yugyeom.

"Yaudah, bye" sambil tersenyum Eungi berlalu tadi itu. Gadis itu tersenyum sambil menepuk pundak Bambam pelan dan cukup lama meletakkan tangannya, cukup untuk meninggalkan wangi parfumnya di baju seragam Bambam.

Bambam sering melihat senyumnya bahkan tawanya, tapi semua itu bukan ditujukan kepadanya, dan hari ini senyum itu memang untuknya.



tbc

noona cantik 🍫 got7 bambamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang