27. It Has Started

265 25 0
                                    

(Setting : HP 7)

----

Suasana meriah di pesta ulang tahun Harry yang ke 17 digantikan dengan suasana tegang karena Menteri Sihir, Rufus Scrimgeour, memberikan mereka sebuah kunjungan mendadak. Nicole memandang tajam Scrimgeour ketika pria itu tiba, yang di balas dengan lirikan sedikit gugup dari sang Menteri Sihir. Ekspresinya lebih gugup lagi ketika Nicole ikut berdiri dan mengatakan bahwa gadis itu akan ikut dengan Harry, Ron dan Hermione.

"Kau tidak perlu ikut sebenarnya, Ravensdale." Kata Scrimgeour ketika mereka sudah berada di ruang tamu The Burrows.

"Hanya memastikan." Jawab Nicole dengan santai. Scrimgeour hanya menaikan bahunya dan mulai membuka lembaran perkamen yang Nicole kenali sebagai surat wasiat kakeknya. Scrimgeour membaca kalimat pertama dan serempak tiga kepala menoleh bingung ke arah Nicole.

"Surat wasiat untukku sudah kuterima beberapa minggu yang lalu." Kata Nicole, menjawab pandangan bertanya dari Harry, Ron dan Hermione. Scrimgeour hanya melirik gadis itu dan melanjutkan. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Nicole selama pembagian wasiat kepada Ron, Hermione dan Harry, hingga akhirnya topik tiba pada pedang Gryffindor.

"Sejujurnya, itu menjadi hak milik Nicole." Kata Hermione setelah Scrimgeour menolak memberikan pedang itu kepada Harry karena pedang itu bukan milik Dumbledore untuk di berikan.

Scrimgeour mengernyit. "Itu adalah peninggalan sejarah."

Hermione langsung menatap ke arah Nicole, mencari dukungan, namun gadis yang lebih tua itu hanya menggeleng.

"Aku sudah pernah mencoba berdebat tentang hal itu." Kata Nicole. "Tapi dia keras kepala." Nicole melirik ke arah sang Menteri Sihir, yang masih berpegang teguh pada keputusannya.

Scrimgeour menggaruk pipinya yang tidak tercukur rapi sambil mengamati Harry. "Menurutmu, mengapa--"

"Mengapa Dumbledore memberikan pedang itu padaku?" Potong Harry yang mencoba menahan amarahnya. "Mungkin Dumbledore pikir akan bagus bila aku menjadikannya hiasan dinding."

"Jangan bercanda, Potter!" geram Scrimgeour. "Apakah karena Dumbledore percaya bahwa hanya pedang Godric Gryffindor yang dapat mengalahkan Ahli Waris Slytherin? Apakah dia ingin memberikan pedang itu padamu, Potter, karena dia percaya, seperti kebanyakan, bahwa kau adalah yang ditakdirkan untuk menghabisi Dia Yang Tak Boleh Disebut?"

"Teori yang menarik," kata Harry. "Apakah sudah ada yang pernah mencoba menusuk Voldemort dengan pedang? Mungkin Kementrian harus menyuruh seseorang untuk melakukannya, daripada membuang waktu meneliti Deluminator, atau menangkap buronan dari Azkaban. Jadi ini yang kau lakukan, tuan Menteri, mengunci diri di dalam kantor, mencoba membuka Snitch? Orang-orang sekarat di luar sana, dan aku salah satu dari mereka. Voldemort terbang mengejarku dan membunuh Mad-Eye Moody, dan Kementrian diam saja. Dan kau masih berharap kami akan bekerja sama denganmu!"

"Keterlaluan!" teriak Scrimgeour yang langsung berdiri. Harry pun melompat berdiri. Scrimgeour melangkah maju dan menusukkan tongkatnya ke arah dada Harry dan meninggalkan lubang kecil seperti bekas terbakar di kaus Harry.

"Oi!" kata Ron yang langsung berdiri dan mengangkat tongkatnya, tapi Harry menahannya.

"Jangan! Jangan beri dia alasan untuk menangkap kita."

"Ingat bahwa kau tidak sedang di sekolah, hah?" kata Scrimgeour mendengus di depan wajah Harry. "Ingat bahwa aku bukan Dumbledore yang memaafkan semua penghinaan dan keangkuhanmu, Potter. Kau bisa saja menyandang bekas lukamu seperti mahkota, Potter, tapi anak berumur tujuh belas tahun tidak pantas memberi tahu apa yang harus kukerjakan! Sudah saatnya kau belajar menghormati orang lain!"

Hogwarts' BelovedWhere stories live. Discover now