Marco rahinggrat nasution
Lelaki jangkung,berkumis tipis,berkulit langsat dan dia sempurna.
Aku terkadang masih menerka-nerka,bagaimana wanita yang di impikan marco,karena pada nyatanya dia tidak pernah pacaran,banyak sekali siswi HB menyatakan cintanya pada Marco,namun ia hanya cuek bebek dan berlalu pergi bersama teman2nya.
Aku masih menatap Marco hingga permainan selesai,permainan di menangkan oleh tim Marco. Marco terlihat sangat antusias,aku kembali tersenyum,dan menulis singkat di jurnal kesayanganku.
Marco,aku sadar kita tidak bisa bersatu, tapi bagaimana nasib ku yang telah terlanjur mencintaimu? Yang terlanjur jatuh pada pesonamu?.
Aku menutup jurnal ku dan kembali ke kelas karena jam istirahat telah berakhir.
Dikelas aku melihat anak-anak sebayaku sedang tertawa riang,bernyanyi,bergossip,foto, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya.
Aku duduk di bangku ku, bahkan disaat semua anak kelas ku duduk berdua,aku hanya duduk sendiri di deretan paling belakang,ironis.
**
Bel telah berbunyi 3 kali menandakan waktu pelajaran telah berakhir,semua siswa melepaskan nafas lega,akhirnya terbebas dari rentetan x+y=
Termaksud aku,aku benci matematika. Tapi papa bilang aku harus bisa matematika, dan lagi lagi aku menurut.
Bodyguard papaku telah menunggu di depan kelas dengan siaga,aku menatap wajahnya yang tampak lelah menunggu ku seharian.
"Kau tampak lelah" ucapku sambil mengikat tali sepatu yang terlepas
"Tidak tuan putri" balasnya tegas, bahkan suaranya saja sudah hampir hilang karena tidak minum dari pagi
"Aku tidak mengerti mengapa kau sangat menjaga ku,padahal kau dan aku tau, bahwa aku tidak akan diculik" ucapku lagi seraya bangkit dari kursi dan berdiri
"Ini perintah tuan putri" balasnya tak kalah tegas dari yang tadi.
Aku memutarkan mata,menatapnya kasihan bercampur kesal.
"Cris,kau tau? Dari tadi siang aku tidak makan,dan kurasa perutku sangat mual sekarang" ucapku berpura2. Oke ini sangat drama, tapi ini satu satu nya cara agar cris,sang anakbuah papa ikut makan bersamaku.
"Sungguh? Gawat. Kita harus kerumah sakit sekarang, tunggu sebentar tuan putri, aku akan...."
"Stop!!!" potong ku cepat
"Aku tidak butuh rumah sakit, aku hanya butuh mampir di suatu restoran dan makan bersamamu"sambungku lagi
"Maaf,aku akan dipecat jika tau makan di meja yang sama seperti tuan put..."
"Ini perintah" potong ku cepat lalu berjalan di depannya
"Baiklah" aku tersenyum penuh kemenangan saat mendengar jawabanya yang takut2 itu.
**
Jika kalian bertanya-tanya kenapa aku sangat penurut,jawabanya sangat mudah.
Aku sudah kehilangan satu,dan aku tidak ingin kehilangan satu nya.
Walaupun papa jarang,ah aku ralat.
Hampir tidak pernah pulang kerumah,aku tau papa bekerja untuk aku,untuk membiayai uang sekolah ku yang terlampau sangat tinggi,membayar pembantu ku,supir ku,dan bahkan bodyguard ku.
Hidup dalam serba bercukupan saja aku sangat bersyukur,aku tidak munafik, aku senang keluarga ku kaya raya,dan semua berkat papa yang bekerja, dan disaat papa banting tulang tidak pulang selama setahun hanya untuk aku,aku malah menjadi anak durhaka yang melawan? Tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SunJurnal's
Teen FictionSunny Victoria Vandegas. wanita berambut hitam legam dan berkulit pucat itu adalah salah satunya wanita yang memuji dan bahkan tergila gila dengan Marco,lelaki yang pandai sekali bermain futsal dan terlebih,dia tampan.