Di sebuah halaman rumah, ada tiga orang sahabat yang sedang asyiknya bermain. Dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Kedua anak laki-laki itu sedang bermain mobil-mobilan yang saling ditabrak-tabrakannya. Salah seorang anak laki-laki itu bertubuh gemuk dengan pipinya yang begitu tembem, seorang lagi bertubuh kurus dengan kedua lesung pipi yang selalu terlihat begitu anak itu tersenyum. Sedangkan anak perempuan yang satunya malah asyik menyisir rambut boneka barbie miliknya.
Lama kelamaan anak perempuan itu bosan dengan mainannya. Ia meletakkan boneka barbienya di lantai. Menatap kedua teman laki-lakinya yang masih sibuk bermain mobil-mobilan. Ia menghembuskan napasnya. Menghampiri kedua sahabatnya itu.
"Aku bosen." Katanya bete.
Salah satu sahabatnya yang bertubuh kurus menghentikan permainannya dengan mobil-mobilan. Ia menatap gadis kecil dihadapannya itu.
"Kamu bosen? Main sama kita aja yuk. Main mobil-mobilan." Ujar sahabatnya yang berbadan kurus.
"Ga mau!" Serunya.
"Terus kamu mau main apa?"
"Hmm..kita bikin harapan yuk!" Anak perempuan itu tersenyum dengan lebarnya. Memperlihatkan gigi depannya yang ompong.
"Harapan? Harapan apa?" Kini sahabatnya yang gemuk mulai bersuara. Ia menatap kedua sahabatnya secara bergantian.
Anak perempuan itu terlihat berpikir sejenak. Ia menjentikan jarinya. "Harapan untuk masa depan kita nanti."
"Gimana caranya?" Tanya sahabatnya yang berbadan gemuk.
"Kita tulis aja apa yang mau kita inginkan di kertas. Terus nanti kertas harapannya, kita masukin ke dalem botol nah abis itu botolnya kita kubur deh. Setelah 8 tahun dari sekarang, nanti botol itu bakal kita buka bareng-bareng. Kita liat deh apa harapan kita tercapai atau engga." Jelas anak perempuan itu.
"Wah kayaknya seru tuh." Seru sahabatnya yang berbadan kurus.
"Iya boleh tuh!" Sahabatnya yang bertubuh gemuk begitu antusias.
"Yaudah sekarang kita tulis harapan kita masing-masing. Ga boleh ada yang ngintip ya, rahasia!"
Anak perempuan itu mengambil kertas berwarna biru. Memberikan kertas dan spidol kepada kedua sahabatnya. Mereka pun mulai menulis harapannya masing-masing.
"Nah udah. Sekarang, kita ke taman terus kubur kertas ini deh. Bentar ya, aku ambil botol dulu di belakang." Anak perempuan itu pergi ke belakang rumahnya, meminta botol kepada orangtuanya.
Tak lama kemudian, anak perempuan itu sudah kembali ke tempat kedua sahabatnya berada. Mereka bertiga dengan riangnya berlari pergi ke taman yang terletak tidak jauh dari rumah si anak perempuan.
Mereka menggali tanah di taman itu. Memasukkan botol yang berisi tiga buah kertas yang sudah digulung-gulung. Masing-masing kertas sudah diberi nama supaya tidak tertukar. Mereka mulai mengubur botol itu, hingga botol itu sudah tertanam dan tidak terlihat.
"Selesai! Sekarang kita bertiga harus membuat janji. Kita akan selalu jadi sahabat, di manapun dan kapanpun kita berada. Sampai kita udah sama-sama tumbuh dewasa, 8 tahun lagi kita bertiga akan kembali ke taman ini. Membuka dan membacakan harapan yang udah kita tulis. Janji?" Anak perempuan itu mengangkat kedua tangannya, menjulurkan jari kelingkingnya.
Kedua anak laki-laki itu diam sejenak. Mereka saling menatap satu sama lain. Lalu mengangguk bersama dan menautkan jari kelingkingnya satu sama lain.
"Janji!"
~bersambung..~
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Choices
FanfictionTentang 3 orang Sahabat yang terjebak diantara kisah cinta yang rumit. Cinta atau Sahabat, pilih yang mana?