"Pa, aku mau menemui teman di luar," pamit Osta pada Arfi. Ia tidak perlu pamit sebenarnya karena Arfi pasti mengijinkan.
"Tunggu!" kata Arfi.
Osta berbalik menghadap Arfi lagi, siap mendengarkan papanya berbicara. "Kamu harus datang ke meeting ini," titah papanya sambil menyerahkan laporan.
"Nggak bisa besok kah?"
"Nggak."
Osta kalut tentu saja. Ia tidak bisa menghubungi Aren karena ia tidak tahu Aren berganti nomor atau tidak. Semoga Aren mengerti!
***
Aren pun bersiap ketika jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Saatnya perang dimulai! Ia pun melajukan mobil yang sudah ia kuasai ke cafe dekat rumahnya.
"Oreo Milkshake," kata Aren memesan minuman sambil tersenyum kecil.
"Silahkan ditunggu, mbak" kata penjaga kasir.
Aren pun melangkah menuju tempat favoritnya belakangan ini. Sebuah meja di dekat jendela dengan pencahayaan yang sangat pas untuk membaca buku. Sambil menanti Osta, Aren pun membuka laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
***
"Permis Pak, ada tamu yang mencari anda" kata skretarisnya sopan.
"Suruh dia masuk!" perintah Osta tegas.
Lalu masuklah seorang wanita yang sangat seksi. Dress merah dengan bagian dada yang seperti tidak niat menutupi yang ada di dalamnya. Bibir merah menggoda akibat lipstick yang ia kenakan. Lalu kaki jenjang yang semakin terlihat ditambah high heels berwarna hitam.
"Osta..." kata wanita itu dengan sedikit desahan di akhir kalimatnya.
Osta yang melihat wanita sableng ini pun langsung mengerutkan kening. Ia tidak tahu siapa wanita di depannya ini, yang pasti, meeting di kantornya sendiri. Hal ini awalnya membuat Osta bingung, kenapa harus di kantor sendiri? Lebih parah lagi harus di ruangannya?
"Ada urusan apa anda kesini?" tanya Osta dingin. Semua tidak akan dianggap Osta, meskipun perempuan itu telanjang sekalipun. Osta baru menganggap jika dia adalah Aren, dalam kondisi telanjang maupun tidak sekalipun.
"Saya disuruh oleh Pak Arfi kesini untuk meeting," jawab wanita itu.
"Anda perwakilan dari Hasanah Group?" tanya Osta tidak percaya.
"Sayang sekali anda berkata dengan sangat benar untuk kali ini," jawab wanita itu.
Pasti ini bakal ujung-ujungnya perjodohan, batin Osta.
***
Sudah 2 jam Aren menunggu kedatangan Osta, ia tetap sabar karena ia tahu macetnya jalanan saat jam makan siang. Ia sendiri sudah menghabiskan segelas oreo milkshake, pekerjaannya sendiri sudah selesai ia kerjakan sedari tadi.
"Minta no telfon skretarisnya Pak Dello dari Hernawan Group!" kata Aren tegas dengan seseorang di seberang telepon.
"Baik bu." jawab orang itu. Aren pun menutup sambungan telepon secara sepihak.
Tak berapa lama kemudian, sebuah pesan masuk ke dalam HPnya.
from : Indah
ini bu nomernya : 081234567890to : Indah
oke, thxAren menghubungi nomor yang diberikan oleh salah satu bawahannya itu. "Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" nada sopan laki-laki terdengar. Sepertinya nomernya betul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Love
Teen Fictiongue jelek, badan nggak seksi, raut datar, jahat, kejem, nakal, caper, intinya, gue kosong -Aren dia cantik hanya saja dia tidak sadar dia baik hanya saja dia sendiri merasa dirinya jahat dia lucu hanya saja tertutup wajah juteknya dia punya inner-be...