CHAPTER 3 : BANG BANG

4.6K 416 7
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPOSS

000


"apa?" Rascal yang merasa ditatap oleh wanita old fashion itu menatap wanita itu balik. Hampir saja ia melakukan tindakan bodoh karna mau mencium wanita yang tidak dikenalnya. Entah kerasukan apa sehingga Rascal seperti itu.

"dia Chrissy Ruess, adikku." Lanjut Rascal seakan mengerti tatapan bertanya Nasya. Sambil berjalan kearah Chrissy, mengalihkan rasa gugupnya didepan wanita old fashion itu.

"uhm,, Rascal?" panggilan Nasya membuat langkah kakinya terhenti.

"apa?!" tanya Rascal memabalikkan badannya menatap Nasya kesal. ia berdoa dalam hati supaya sung ah tak melihat kegugupanya.

"kacamataku, aku tidak bisa memasak tanpa kacamata" Nasya mengulurkan tangannya kearah Rascal.

Rascal menatap kacamata yang dipegangnya dan memberikannya kepada Nasya cepat. Kemudian pergi menghampiri Chrissy yang sudah mulai menguap untuk kesekian kalinya.

"sudah bangun ?" Rascal mengelus kepala Chrissy dan menggendongnya dengan lembut.

"uhm, sudah Kak. Tapi Chrissy lapar." Chrissy menatap manja Rascal sambil menunjuk perutnya.

Rascal tertawa melihat raut muka Chrissy yang lucu, "kita cuci muka dulu, oke?" Rascal berjalan kekamar mandi yang ada dikamarnya ketika Chrissy mengangguk.

Rascal mencuci mukanya sambil menatap bayangannya di cermin. Chrissy sudah selesai dari tadi dan langsung pergi menghampiri Nasya. Ingin melihat kakak lucu itu memasak, katanya. Rascal menunjuk dadanya di cermin, bertanya tanya kenapa sejak tadi jantungnya berdegup tak seperti biasanya. Menatap balik kewajahnya di cermin.

Oh ayolah Rascal Ruess lo udah biasa liat wanita-wanita berbikini masak liat yang bajunya kegedean nutupin semua badannya. lo deg-deg an sih?!!

***

" jadi aku bukanlah pembantu seperti yang kau fikirkan" Nasya mengunyah makanannya lega.

Ia baru saja menjelaskan kepada Rascal tentang semua kesalah pahaman ini, mereka bertiga sedang menyatap makan siang yang dimasak Nasya tadi. Meski tadi ia sempat di beri death glare oleh Rascal, tapi sekarang ia sudah tenang karna Rascal mendengar apa yang diucapkannya dengan baik.

Nasya sangat memuji sikap Rascal yang satu ini, menurutnya Rascal adalah pendengar yang cukup baik. Apalagi mengingat cara Rascal berbicara dengan Chrissy, membuat Nasya berjanji dalam hati akan menambahkan kelebihan Rascal yang lain.

dia bisa menjadi ayah yang baik.

Merasa dirinya diperhatikan dari tadi oleh Rascal membuat Nasya menatap Rascal.

"kenapa? Apakah makannnya tak enak?" Nasya bertanya khawatir, menatap Rascal dan Chrissy bergantian. Ingat. Ingat Nasya jangan pernah menatap mata saphire biru itu lebih dari sedetik!.

"enak kok Kak, jadi kakak pandai masak juga? Chrissy pikir kakak tidak bisa memasak" Chrissy menjawab dengan semangat. Dari ujung matanya Nasya melihat dahi Rascal mengkerut.

" jadi bagaimana ?" Nasya bertanya kepada Rascal setelah tersenyum lembut pada Chrissy, Rascal menaikkan alisnya, "apakah kamu mau jadi cover majalah kami? Mau di wawancarai oleh kami?" Nasya melanjutkan pertanyaanya. Mengingatkan kenapa ia bisa disini dan bisa makan siang dengan Rascal Ruess oh dan bonus adik perempuannya.

Ia tak bisa lama-lama berada di dekat Rascal bagaimanapun dia seorang wanita normal, bertatapan dengan Rascal seperti ini jika lebih lama lagi dia bisa kehabisan oksigen, jantungnya bisa berhenti mendadak karna terlalu berdetak cepat saat didekat Rascal.

ZZZ love ZZZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang