1

13.8K 1K 46
                                    

Disebuah ranjang besar itu terbaring sesosok anak kecil. Rambutnya sebiru awan cerah dengan kulit sepucat salju. Anak itu tengah tertidur dengan damai, tarikan nafasnya nampak teratur berhembus lembut. Disampingnya duduk seorang wanita bersurai biru senada dengan anak tersebut. Wanita itu terus menggenggam tangan anak kecil itu lembut.

"Cepatlah sembuh, Nak" ucapan lirih wanita itu terdengar bagai bisikan.

Seorang pria dengan beberapa pengawalnya masuk dalam ruangan. Menyadari kedatangan pria tersebut, sang wanita langsung berdiri menghampiri.

"Aku sudah menemui peramal itu, dia bilang yang bisa menyembuhkan putera kita hanya apel yang ada di dekat menara di hutan terlarang" ucap pria itu tanpa menunggu pertanyaan si wanita.

"Ta, tapi di sana kan.."

"Kita harus melakukan apapun untuk kesembuhan putera kita!" si pria mengusap pundak siwanita lembut. Ia tahu kekhawatiran istrinya itu. Hutan Terlarang, itu bukan hanya sekedar nama. Hutan itu memang sangat berbahaya, terlebih tempat menara itu konon katanya didiami seorang penyihir jahat. Semua legenda itu memang belum terbukti kebenarannya. Namun cerita ini sudah ada sejak dulu secara turun temurun. Banyak orang yang penasaran tentang hutan tersebut dan ingin membuktikan kebenaran itu. Namun tak ada satupun yang berhasil menguak misteri hutan tersebut. Tak ada satupun yang tahu keadaan hutan itu karena setiap orang yang masuk kedalam hutan tidak pernah kembali lagi. Karena itulah walaupun legenda itu belum terbukti, namun hutan itu sangat terlarang. Semua orang meyakini orang-orang yang nekad masuk kedalam hutan diculik dan dibunuh penyihir jahat itu.

Hutan itu terletak di sebuah kerajaan kecil bernama Seirin. Seirin di pimpin oleh seorang raja muda. Putera Mahkota Seirin, Tetsuya, terbaring lemah karena sakit. Padahal usianya baru 5 tahun, namun ia tak bisa seperti anak pada umumnya, ia hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Sedari kecil ia memang bertubuh lemah dan rentan sakit, sudah 2 tahun ia hanya menghabiskan waktu di atas ranjang. Raja dan permaisuri sudah berusaha cara mencari cara untuk mengobati putera semata wayangnya itu. Tabib istana sampai tabib dari kerajaan lainpun tak bisa menyembuhkan sang pangeran.
Lalu saking frustasinya sang raja menanyakan tentang penyakit pangeran pada peramal jalanan yang terkenal. Peramal itu bilang hanya buah apel yang ditanam di samping menara yang bisa mengobati sang pangeran.

Dan dimulailah ekspedisi gila itu, hanya untuk mencari sesuatu yang belun jelas. Ini mungkin terdengar konyol, namun tak ada seorangpun yang tahu tentang letak dimana Menara itu berada. Apalagi tentang pohon apel yang entah nyata atau tidak. Tentu saja tidak ada seorangpun yang kembali setelah memasuki hutan, jadi sangat minim informasi tentang hutan itu kecuali tentang cerita-cerita seram itu.

Keesokan harinya setelah bertemu dengan peramal itu, sang raja segera memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk memasuki hutan itu. Raja sendiri yang memimpin perjalanan itu, banyak yang tidak setuju akan hal itu termasuk permaisuri. Namun raja tetap keras kepala.

Dan disinilah sang raja beserta anak buahnya, berada didalam hutan. Hutan terlarang, nampak seperti hutan pada umumnya. Banyak tumbuh pohon-pohon berukuran besar dan binatang-binatang. Tak semengerikan yang diceritakan. Terlebih cahaya matahari tetap menyinari dalam hutan, jadi tak terlalu suram. Sudah dua jam raja dan pasukannya berjalan didalam hutan, sejauh ini tak ada halangan apapun bahkan hewan buas sekalipun. Rombongan itu hanya mengandalkan insting untuk mencari menara karena mereka memang tak tahu dimana tempatnya. Mereka pikir menemukan menara pasti mudah mengingat itu bangunan satu-satunya didalam hutan. Namun, tak ada tanda-tandanya akan keberadaan bangunan tinggi itu. Menyesal sekali tak membawa serta peramal itu, dia pasti sangat membantu, pikir raja.

Baru saja ingin berhenti sejenak untuk beristirahat. Didepan terlihat, sebuah bangunan tinggi berdiri dengan gagah. Raja dan pasukannya segera menuju bangunan itu. Tak seperti dugaan, bangunan itu sangat besar dan tinggi. Di sampingnya terdapat pohon apel dengan buah berwarna hijau. Ternyata peramal itu benar.

Rapunzel-AkaKuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang