Part 3
Seperti janjinya kemarin, Fatah_begitu pria jangkung itu menyebut namanya_ menanti Kuri di ceruk karang. Fatah yakin Kuri pasti datang. Karena Kuri selalu merindukan senja. Kuri terkejut melihat Fatah sudah berdiri di depan markasnya.
"Apa yang kau lakukan disini" gagap Kuri
"Menunggumu...bukannya kemarin ku bilang aku akan menunggumu??" ucap Fatah.
"Pergilah....aku tidak bisa membantumu" ujar Kuri
"Hei...kenapa kau selalu menutup diri" fatah mulai berani mengusik Kuri. Kuri tidak lagi memperhatikan Fatah, dia sudah menjauh pergi
"Kuri...tunggu" cegat Fatah. Kuri melotot marah
"Kau kenapa sih? Aku hanya ingin minta tolong padamu"
"Aku tidak bisa menolongmu" Kuri menepis tangan Fatah
"Kenapa kau begitu takut dengan orang lain?"
"Aku??? Bukannya kalian yang takut?"
"Bagi ku kau tidak menakutkan"
"Kau buta???? Tidakkah kau lihat aku?"
"Kenapa??? Karena kau berpendar?" Kuri tanpa sadar mengangguk
"Hahahahahh....aku suka" Kuri tersentak
"Apa??"
"Hmmm...maksudku..kau unik dan lagi pula aku tidak bermaksud apa apa, Kuri. Aku ingin minta bantuanmu. Kau paham benar pantai dan laut di sini bukan? Aku butuh orang sepertimu. Tolong lah dengar kan aku dulu sebelum kau menghindariku"
Dalam hati kuri merutuk, mengapa dia harus menolong orang ini. Akh...kalau tahu kepala batunya orang ini, pasti Kuri berfikir dua kali untuk menolongnya. Tapi haruskah kita berfikir dua kali saat menolong orang lain???? Kuri berdesis dalam hati.
"Oke...aku akan mendengarkanmu" Fatah tersenyum puas, ternyata kemampuannya membujuk orang masih ampuh. Fatah menyeret Kuri mengikutinya, mendudukkan Kuri di sebongkah karang. Mulailah dia menjelaskan dirinya. Dia mahasiswa S2 disebuah Universitas di pulau utama, tujuannnya untuk melengkapi data Tesisnya, penelitian tentang biota laut. Kuri makin mengernyitkan dahi, dia sama sekali tidak paham tentang biota laut, apa yang di butuhkan Fatah darinya
"Aku hanya ingin minta tolong padamu menunjukkan pulau ini selengkapnya..." oooo ini maksudnya
"Aku tidak puas hanya melihat sebagian, aku yakin kau tahu seluk beluk pulau ini"
"Dari mana kau tahu soal itu?" Tanya Kuri masih sangsi dengan penjelasan Fatah
"Aku dengar desas desus orang desa ini, kalau kau lah yang sebenarnya tahu seluk beluk pulau ini. Iya kan?"
"Kau percaya desas desus???" Kuri bangkit dari duduknya
"Ayolah Kuri....bantu aku" pelasnya.
"Kau tidak takut padaku??? Kau tidak berfikir aku hanya akan mencelakaimu??"
"Tentu saja tidak...bukankah kau yang menyelamatkan ku tempo hari?? Dan aku sangat berterima kasih untuk itu." Fatah tersenyum penuh binar. Dan pertama kalinya Kuri tidak mengerti mengapa jantungnya berirama lebih cepat.
Kuri menghembuskan nafas " Baiklah, aku akan membantumu..tapi setelah itu jangan menggangguku lagi"
Dan tanpa Kuri sadari, dia malah terjebak dengan rutinitas baru, menemani Fatah menelusuri tiap inci pulau tempatnya tinggal. Dulu saat menelusurinya sendirian, Kuri hanya berfikir untuk menghabiskan waktu, menghilangkan diri dari pandangan orang orang. Maka dia sering berjalan sendirian masuk ke dalam rimbunan pepohonan, bakau bahkan ke atas jurang yang menghadap ke laut lepas. Kuri tidak ingat lagi bagaimana sampai kakinya hapal betul setiap inci pulau ini. Fatah benar benar puas, mendapati dirinya menjelajahi Pulau itu, mereka bahkan menemukan sarang penyu langka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuri
Short StoryKuri, orang orang memanggilnya Kuri. Nama lengkapnya Merkuri hydrargyrum-nama yang aneh- pikir beberapa orang. Sama seperti namanya wujud Kuri pun berbeda. Seluruh tubuhnya berwarna perak, seperti habis tercelup ke dalam cairan perak. Itu mungkin me...