hello everyone! saya sempat kehabisan ide dan mentok di 5 bulan terakhir ini makanya jarang update. terima kasih buat semua yang sudah kasih vote dan comment. ada yang ingin tau apa yang dipikirkan fabian? :D terus terang saya merindukan dia di cerita ini. sosok pria dewasa yang tidak bisa meraih cinta masa kecilnya. dan lagi lagii harus membujang. maafkan saya disetiap part typo bertebaran dengan bebas (apasih?! -_-). part ini saya ingin membuat fabian sedih dan galau karena cintanya sudah menjadi milik orng lain. (maaf buat penggemar fabian :D)
******************
aku menatap nanar kearah undangan bernuansa hitam putih yang baru saja diantarkan oleh sekretarisku. ketika aku melihat nama yang tertera di undangan itu,aku seketika merasa lemas dan langsung mendial nomor kedua sahabatku. i need them. aku meminum bir yang ke 6 sejak sekretarisku mengantar undangan itu kepadaku, sambil melonggarkan dasiku dengan paksa. menatap kemacetan newyork di sore hari.
"what's going on bi?" aku memutar badanku melihat romeo dan nathan masuk keruangan ku dengan wajah heran.
"tidak biasanya kau menelepon dengan suara yang pelan dan tak bergairah seperti tadi. ceritalah bi." nathan menatapku dengan serius. aku mengajak mereka duduk dan melemparkan undangan tersebut dihadapan mereka berdua. romeo mengambil undangan itu dengan heran dan membelalakkan matanya seakan terkejut.
"niall james horan? member of one direction isn't it?" tanya romeo dengan heran. aku melihat nathan yang merebut undangan itu dari tangan romeo.
"irina?? your girl??" tanya nathan sambiol menatapku heran. aku hanya mengangguk pelan.
"i'm so sorry to hear that man. so what's your plan now?" tanya nathan
"kalian berdua, kosongkan jadwal kalian minggu depan, dan temani aku ke london untuk menghadiri pernikahan mereka. aku tidak mau terlihat menyedihkan dan sendirian." aku berdiri dari sofa sambil melempar asal kaleng bir ku. aku melihat mereka menghela nafas dan mengangguk pelan.
"bagaimana kau bisa mendapat undangan ini ?" tanya romeo.
"saudaranya yang mengirimku undangan ini. eleanor" aku menhempaskan tubuhku kembali di sofa.
setelah kami berdiskusi tentang hadiah apa yang akan kami berikan untuk irina, akhirnya aku memilih untuk membiayai mereka berbulan madu selama 10 hari di switzerland, romeo memutuskan untuk memberikan sebuah gelang berlian, dan nathan dengan segala kecintaannya terhadap wanita, dia akan memberikan sebuah dress dan sepasang sepatu dan meminta langsung zuhair murad untuk mendesain khusus untuk irina. aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah antusias nathan sementara romeo tertawa terbahak-bahak.
********
4 hari setelah perbincangan dengan romeo dan nathan tentang menghadiri pernikahan irina di london, aku duduk termenung di bangku taman belakang rumahku memikirkan bagaimana aku harus menghadapi pernikahan yang sudah aku impikan sejak lama dengan gadis itu. aku menghela nafas lelah smabil mennundukkan kepalaku. kurasakan ponselku bergetar. aku melihat caller id nya sambil terdiam sesaat membiarkan ponselku tetap bergetar. tumben sekali daddy menelepon ku malam begini. biasanya dia sedang sibuk sampai jam 9pm.