Jangan lupa vote dan comments ya guys, karena vote dan comments kalian memotivasi aku agar lebih baik=)
Happy Reading guyss..
Nesya Pov
Aku pun berjalan melewati koridor sekolah yang sepi, dan tak terasa aku sudah berada didepan ruang kepala sekolah.
"Kok aku deg-degan gini sih, ayo Nesya semangatt". Batinku
Aku pun mengetuk pintu dan masuk keruangan kepala sekolahAku dipersilakan duduk oleh kepala sekolah, ntah mengapa aku merasa asing diruangan ini
" Baik nesya, kamu sudah melihat mading bukan?". Bu Amita-Kepala sekolahku menatapku dengan tajam
" s-s-sudah bu".
Jawabku terbata- bata" syukurlah, selamat ya. Kamu adalah satu-satunya siswi yang lolos tes itu. Ibu sangat bangga padamu".
Aku melihat senyum lebar Bu Amita yang terlihat sangat senang.
" Terimakasih banyak bu". Ucapku singkat"Apakah kamu menerima Beasiswa itu Nesya? Ibu sarankan kamu menerimanya Nesya, sebab tidak mudah mendapatkan beasiswa seperti ini. Banyak diluar sana yang ingin seperti kamu, Besok ibu mau mengetahui keputusan kamu. Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya Nesya".
Perkataan Bu Amita-Kepala sekolah ku tadi masih terngiang-ngiang di telingaku sampai saat ini. Bagaimana mungkin aku bisa memutuskan yang mana harus ku pilih?
Aku berjalan pulang menuju arah rumahku, selama disekolah tadi aku merasa tidak fokus karena banyak yang aku pikirkan. Untunglah bel pulang berbunyi dan aku langsung buru-buru pulang tanpa memperdulikan farel dan lista.
"Nesya, kok mukanya cemberut gitu sih?. Tanya papaku dengan tatapan tajamnya
" E-e gapapa kok pa".
Kenapa tiba-tiba aku gugup gini sih?
Batinku" Papa tau banget sama kamu Nesya Adilla, udah jujur aja deh". Ucap papaku tegas tetapi masih menatapku tajam
" Iya ada apa Nesya? Cerita sama Papa dan Mama". Sambung mamaku.Oke apa boleh buat aku harus jujur. Batinku lagi
" Begini pa ma, Nesya kemarin ikut tes beasiswa Naves school,Ya Nesya awalnya cuma iseng-iseng aja pa ma. Tapi ga taunya Nesya lolos tes itu pa ma". Ucapku singkat dan jelas
" Alhamdulillah, papa dan mama bangga sama kamu sya.". Papa dan mamaku tersenyum bahagia ketika mendengar perkataanku
" Tapi Naves School itu dimana ya sya? Kok mama ndak pernah ngeliat?". Tanya mamaku yang keliatan bingung"Di jakarta Pa,ma". Aku mencoba tenang menjawab semua pertanyaan dari papa dan mamaku
" Di jakarta? Kamu mau tinggal sama siapa disana Nesya?". Celetuk papaku yang sepertinya mulai ragu karena ucapanku tadi
" Iya pa, Nesya juga ngak tau. Makanya Nesya akan menolak tawaran beasiswa itu walaupun harus mengorbankan pendidikan Nesya". Aku masih berusaha tetap tenang" Jangan Nesya, kamu tidak boleh menolak beasiswa ini. Kalau tidak salah, Paman Luis tinggal di
Jakarta. Kamu bisa tinggal dengannya". Mendengar perkataan mamaku, aku merasa jantungku berdegup lebih kencang. Papaku lega menanggapi perkataan mamaku, Mungkin batinnya ia merasa sudah ada jalan keluar yang tepat.Apa aku akan pindah sekolah?
"Lalu bagaimana dengan papa,mama,dan tasya? Nesya-..Nesya pasti rindu sama kalian". Tak terasa air mataku sudah membasahi pipi
" Kami juga akan merindukanmu Nesya, sesekali kami akan melihat kamu. Kamu tidak usah khawatir, yang penting kamu disana belajar yang tekun, dan jangan mengecewakan kami disini".
Ucapan papaku sangatlah ku ingat dan ku resapi sedalam-dalamnya.Aku tidak bisa menahan air mataku ketika papaku berkata seperti itu. Aku langsung memeluk mereka dengan erat.
"Pa,Ma. Nesya janji ga bakalan ngecewain kalian". BatinkuTiba- tiba Tasya-Adikku yang masih berumur 10 tahun juga langsung memelukku
" Kak, kakak ngak usah khawatir. Kan ada aku yang jagain papa sama mama". Ucapannya begitu polos dan meluluhkan hatiku"Terimakasih ya". Jawabku membalas pelukannya
Segitu dulu ya hehe, maaf kalo ada kesalahan dalam segi apapun;), maaf juga ga bisa update cepet karena masih UAS
Terimakasyii(=
