Uncle Oh

717 55 0
                                    

-Happy Reading-

Matanya mengerjap lucu saat sebuah sinar pada satu pusat memaksa masuk ke dalam matanya. Ia mengerjap lagi, berniat menyesuaikan sinar cahaya. Di tengah sayup-sayup matanya, ia melihat Ibunya memasuki kamarnya..

"Kau sudah bangun, sayang?" suara Ibunya yang lembut membuat mata Chelsea terbuka sempurna.

"Ehm, Jesper di mana?" tanya Chelsea sambil mendudukan badan kecilnya kemudian mengucek pelan kedua matanya.

"Di ruang tamu bersama Ayah," jawab Ibunya lembut sambil menilap selimut Chelsea.

Chelsea  langsung turun dari tempat tidurnya dan berlari pergi ke ruang tamu. Ia memelankan langkahnya tatkala mendengar suara selain Ayahnya dan Jesper. Kemudian langkahnya terhenti di balik tembok ruang tamu, ia memasang muka berpikir, yang membuatnya semakin lucu.

"Suara Ayah tak berubah, kan? Suara Ayah kan keras seperti perempuan," timbangnya sambil mengetuk-ngetuk pipi tembamnya.

Chelsea berpikir cukup lama yang membuatnya merasa jenuh juga. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menyusul Ayahnya.

"Ayah ...," suara serak khas bangun tidur membuyarkan percakapan Ayahnya. Seisi ruangan menoleh ke arah Chelsea.

"Kau sudah bangun, nak?" Baekhyun berdiri menyambut Chelsea, "kenalkan ini teman Ayah saat sekolah dulu," lanjutnya sambil tersenyum sumringah.

"Kemari, Chelsea. Dia Paman Sehun, dia Paman yang baik ... Paman Sehun membawa mainan dan makanan untuk kita berdua." Jesper mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan kantong. Chelsea mengangguk-anggukan kepalanya kemudian ia berjalan ke arah Ayahnya dan berdiri tepat di sebelah Baekhyun, Ayahnya.

"Halo, aku Byun Chelsea." Chelsea membungkukkan badan kecilnya pada teman Ayahnya.

"Halo, aku Oh Sehun. Kau bisa panggil aku Paman Sehun atau Uncle Oh, juga boleh." Sehun bangum dari duduknya dan mengelus kepala Chelsea pelan disusul tawa kecilnya yang membuat mata sipitnya seperi bulan sabit.

Chelsea menegakkan badannya, melihat teman Ayahnya. Ia tinggi, berkulit putih, matanya cantik, hidungnya juga mancung dan point terpenting Paman Sehun berambut coklat seperti pangeran di dalam animasi Frozen.

Chelsea tak bergeming, mengedipkam mata pun tidak, "Uncle sangat tampan seperti pangeran yang Chelsea lihat di televisi kemarin," ucapnya polos tanpa sadar.

"Kau mengatakan apa, sayang? Paman tak mendengarnya," ujar Sehun pura-pura tak mendengar. Ia bersmrik nakal.

"Uncle sangat tampan seperti pangeran yang Chelsea tonton bersama Jesper kemarin," Chelsea berucap polos. Sehun yang mendengarnya melirik nakal pada Baekhyun. Yang dilirik malah mendelik.

"Sungguh?" mata Sehun berbinar.

"Chelsea tak berbohong." Chelsea mengangkat tangannya berniat menunjukkan V sign, namun jarinya malah terangkat tiga.

"Kau dengar, Baekhyun," wajah sehun benar-benar nakal.

Chealsea diam, ia sedang berpikir. Ia membuka mulutnya ingin mengucapkan sesuatu tapi ia katupkan lagi, begitu terus sampai tiga kali. Baekhyun dan Sehun yang melihat itu justru tertawa, mereka pikir itu terlihat lucu. Lain dengan Jesper, ia malah terlihat seperti ikut berpikir.

Seolah mengerti Jesper berujar, "Chelsea ingin mengatakan kalau Chelsea menyukai Paman Sehun, kan?"

Chelsea mengerjap polos melihat kembarannya, sedetik kemudian senyum cantik menghiasi wajahnya, "yaa, Chelsea ingin mengatakan itu ... Aku menyukai Uncle,"

Sehun menjengit, matanya mendelik kaget. Tiba-tiba, lampu pijar mencuat indah dari kepala Sehun, ia mengerling nakal dan berkata, "Uncle juga menyukaimu, Chelsea. Ayo, kita menikah seperti animasi yang sering Chelsea tonton. Kau mau, kan?"

"Iya, Chelsea pasti mau. Iyakan, Yah?" ia bertanya pada Ayahnya, mata Chelsea berkilat senang mendengar ucapan Sehun barusan. Jika Sehun menjadi pangeran, berarti Chelsea akan menjadi putrinya, kan?

Asap api keluar dari kepala Baekhyun, mukanya memerah dan kemudian, "Oh Sehun!!" teriaknya penuh amarah.

Baekhyun tak bermaksud apapun, hanya saja ia marah karena umur Chelsea dan Sehun yang amat terpaut jauh juga selama ia menjadi Ayah, ia tak pernah mendengar Chelsea mengucapkan kalimat seperti itu padanya.

Kilatan marahnya tak terpadamkan kala Sehun memeluk Chelsea erat, "keparat kau, Sehun," desisnya lirih. Nasibmu kurang mujur kali ini, Byun.

-End-

Byun TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang